Part 7

270 19 0
                                    

lagu yang sangat indah *^_^*

douzo~~ ^^

1 detik... 2 detik...

*prokprokprokprokprok*

Aku menepukkan tangan ku

"sangat indah, benar-benar indah!" kataku

"hehehe... terimakasih,"

"kau yang membuat liriknya sendiri?, kau benar-benar jenius!" kagumku

"terimakasih, menurutmu apakah dia akan menyukainya"

'dia?'

"dia?" tanyaku

"iya, orang yang aku sukai?"

"owh.." aku segera sadar bahwa lagu itu bukan untukku tapi untuk orang yang dicintainya "Tentu saja! Siapa yang tidak 'meleleh' mendengar lagumu itu" kataku sambil memberikan senyum palsuku

"baiklah, jadi bagaimana?" tanyanya

"apanya?" tanyaku dengan wajah watados

"lagunya, bagaimana?"

"bukankah sudah kubilang?, lagumu itu sangat indah!, cepat dia sudah menunggumu! Sebaiknya kau bergegas" sedikit menyakitkan ketika mengatakannya, aku ingin sekali menangis sambil berada di pelukkannya, tapi aku hanya sahabatnya saja tidak lebih

"dia sudah disini" ujarnya

Aku mengerenyit 'sudah disini'?, aku menengok kebelakang. Tidak ada siapapun. Disini hanya ada aku dan---

"Tunggu! Maksudmu kalau kau—"

"memang" katanya sambil memberikan senyuman hangatnya

"kau menembakku?" kataku setengah percaya

"kalau iya?"

1 detik... 2 detik... 3 detik...

"WHAT?!" pekikku

"tidak usah terkejut, aku tau kau juga menyukaiku kan?!" tuduhnya

"ti..dak" ujarku sambil memalingkan wajahku tak sanggup melihat matanya yang indah saat ini

"ayolah, tidak usah bohong, tenang saja aku juga menyukaimu kok" katanya sambil tersenyum

Aku melirik kepadanya untuk memastikan tidak ada kebohongan di antara kata-katanya

"kalau begitu, sejak kapan?" tanyaku

"umm.... Kapan ya? Mungkin ketika kita bertabrakan di bandara?"

'suka pada pandangan pertama? at the first sight?'

"tidak mungkin, kau mengerjaiku ya?" tuduhku

"tidak, kau mau bukti?"

"bukti?, ya! Aku mau bukti!"

"baiklah.., kau mau teorinya atau prakteknya?"

"praktek?"

"kau memilih praktek. Baiklah akan aku praktekkan" katanya sambil menaruh gitarnya ke tempat duduknya. Sedangkan ia sekarang menuju ke tempat dudukku sambil mengeluarkan aura yang eerrr... membuat jantungku berdebar lebih kencang dari sebelumnya

"ayo berdiri," ujarnya lembut

Entah mengapa pipiku terasa panas hingga ke kuping mungkin saja wajahku sudah terlihat seperti kepiting rebus saus balado *jadilaper*

Aku berdiri tepat di depan wajahnya –walaupun aku harus mendongak karena ia lebih tinggi dari padaku-, aku menikmati wajahnya yang semakin hari semakin tampan.

"kau mau praktek?, baiklah" katanya sambil memegang kedua bahuku, seketika aku membeku dibawah sentuhannya

Wajahnya semakin dekat dengan wajahku, ia memejamkan matanya. Setiap detik semakin terasa lama.

Dan satu kejadian itupun terulang lagi~

Ia mengecup bibirku dengan lembut, menyesapnya. bibirnya yang tipis terasa di bibirku tersayang ini. Ia sudah merebut first kissku dan dia juga yang merebut second kissku?! What the.... Tapi jujur aku mulai menyukainya. Ia menggerakkan bibirnya berusaha menyesuaikannya dengan bibirku. Ia memiringkan wajahnya –masih- berusaha membenarkan posisi bibir kita yang saling menyatu

Aku? Terlalu terkejut dengan perlakuannya yang manis ini sampai aku masih membuka mata, ketika ia mulai menggerakkan bibirnya aku mulai tersadar. Aku sadar, tapi tubuhku tidak mau menuruti perintah otakku untuk menjauhinya.

Tangan kanannya mulai merambat ke daerah tengkukku untuk memperdalam ciuman kita. Aku berusaha untuk menetralkan jantungku yang berdebar semakin kencang tapi apa daya?. Untuk sekejap ia melepaskan ciuman kita

"rileks sayang~" ujarnya pelan nan lembut dan jangan lupakan suaranya yang membuatku seketika meleleh

Aku hanya menatapnya tanpa berbicara sepatah kata pun

Ia tersenyum menempelkan keningku dan keningnya

"pejamkan mata mu" perintahnya masih dengan suara yang tidak bisa di deskripsikan

Tanpa sepatah katapun aku menurutinya, aku memejamkan mataku. Dan tanpa aba-aba ia mulai menciumku –lagi-. Ciuma itu tidak berlangsung lama karena pasokan udara yang semakin menipis meninggalkan warna kemerahan di sudut bibirku

"itu bukti kalau aku memang menyukaimu" katanya setelah menetralkan nafasnya yang terengah-engah

"...."

"kenapa diam?" tanyanya

"a-ak-aku-aku hanya tidak percaya"

'tuhan~~ kalau ini mimpi jangan bangunkan aku dari mimpi indah ini tuhan~~ aku mohon~~'

"tidak percaya?"

"ya tidak percaya kalau seorang Yamada Ryosuke, terkenal di kampusnya karena ketampanannya menyukai aku, aku?"sambil menunjuk ke arahku sendiri

"memangnya kenapa?"

"aku,...."

"namanya juga perasaan tidak ada yang tau bukan?"

"memang!, tapi kenapa harus aku?"

"hei," ia memgang kedua bahuku –lagi- "perasaan suka itu hanya ada jika orang yang kau sukai ada di dekatmu, dan orang itu kau" lanjutnya

"ta-tapi,"

"tidak ada tapi-tapian! Aku tau kau juga menyukaiku kan?"

"i-ii-iya"

"dugaan ku selama ini benar!, tapi kenapa kau menyukaiku"

"umm... kau tau sendiri tentang itu"

"apa aku tidak tau! Jawab aku!" katanya sambil mendongkkan wajahku Karena terkejut aku mengatakan

"karenakautampan" dalam satu tarika nafas

"apa?"

Terkejut dengan apa yang aku katakan, aku langsung menutup mulutku dengan kedua tanganku dan menatapnya horror

"kau suka kepadaku karena aku tampan??" tanyanya

Aku menggeleng keras-keras meyakinkannya

"ayolah~ semua orang tau aku tampan" katanya menyombongkan diri

"hei! Jangan terlalu percaya diri!"

"oya?! Kalau begitu sebutkan satu orang tampan selain aku" tantangnya

"Brad pitt!"

"om-om tua itu?! Tidak ada yang lebih muda?"

"sato shori!"

"hei!, dia itu manis bukan tampan!"

Kami terus meperdebatkan siapa yang lebih tampan darinya seolah-olah ciuman tadi hanya angin yang datang mampir

Sangatsu JuuyokkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang