[✔] 0 2

6.7K 415 10
                                    

Author POV

Kini kelas 1.3 menjadi bersih dan rapih itu semua berkat jerih payah Hayeon. Bukan bersama Jungkook, setelah kelas beres, Hayeon bergegas pulang setelah melihat jam dikelasnya yang menunjukkan pukul enam lewat lima belas.

"Huh, ini semua karena Jungkook! Arghh!" Hayeon menggerutu kesal karena ulah Jungkook tadi. Langit sudah gelap, Hayeon berjalan gontai sendirian ke rumahnya.

Saat sudah dekat rumah, Jimin berada di depan rumahnya "Eoh? Hayeon!!" Sapanya, Hayeon menoleh.

"Ah, Jimin" Jawab Hayeon sambil tersenyum, Jimin menghampiri Hayeon.

"Di rumahmu, aku tak melihat adanya siapa-siapa, apa ibumu kerja? Ohya, kau baru pulang?!" Tanya Jimin kaget seraya melihat tubuh Hayeon dari atas hingga bawah. Hayeon mengangguk malas.

"Ya, ibuku kerja. Aku baru pulang sekolah. Kau tahu? Ini semua ulah Jungkook" Jimin terkejut dengan kata 'Jungkook'

"Wae? Kalau mau kau bisa makan malam dirumahku, masakannya masakan ibuku" ujar Jimin sambil menunjukkan cengiran disertai eye smilenya.

"Ya, terima kasih Jimin tapi tidak usah karena aku lelah hari ini, kalau begitu aku kerumahku dulu ya" Jimin mengerti dan kembali kerumahnya diseberang jalan rumah Hayeon

Sesampainya dirumah Hayeon langsung mandi upaya untuk menghilangkan rasa lelahnya, itu berhasil hanya masih ada rasa kesal karena Jungkook, itu sangat menurunkan moodnya.

"Haah~ segarnya!" Seru Hayeon "Ngomong-ngomong, aku belum makan dari tadi ya?" Hayeon mengetuk-ngetuk dahinya, mengingat kembali apa dia sudah makan atau belum, ternyata belum.

Hayeon mencari-cari apa yang bisa dimakan di dalam kulkas. Tidak ada.
"ah, eomma tidak masak buatku kah?" Ia menggerutu, lalu mengaduk-aduk lemari dapur, menemukan ramyeon dan menyeduhnya.

Ia lalu duduk di sofa ruang tengahnya lalu menyalakan TV dan melihat acara-acara yang menurutnya klise. Hayeon menyeruput mie ramyeonnya dengan sedap, lalu memikirkan ulah Jungkook yang menyebalkan tadi.
W2
"Bila aku bisa mengutuk orang, mungkin akan kukutuk dirinya habis-habisan!" Sahutnya meluapkan emosinya. "Mengapa bisa ada orang seperti itu di dunia ini? dan kenapa harus satu sekolah dan satu kelas? bertemu setiap hari? astaga" ia terus mengoceh, merutuki dirinya yang sangat sial dengan kedatangan Jungkook di hidupnya.

Awalnya ia pikir Jungkook itu bersifat baik, sopan terhadap wanita karena wajahnya yang berkesan lembut. Tapi ternyata realitanya jauh beda dengan apa yang ia bayangkan. Ia menyesal sudah berpikiran seperti itu.

"Kelak, aku takkan pernah berurusan dengan orang itu lagi. Aku membencinya sebenci-bencinya!"

***

"Aku berangkat ne, Annyeong." Pamit Hayeon kepada ibunya.

Hayeon berjalan melewati komplek perumahannya, mencari-cari orang yang ia cari, Jimin. Ya, biasanya Jimin pergi bersamanya, tetapi sekarang tidak.

"HWAAA! Kau meninggalkanku?" Sontak Hayeon terlonjak setelah Jimin mengagetkannya dengan menepuk pundaknya.

"Ya! jangan mengagetkanku!" Hayeon mendengus kesal.

"Hmm, kau sedang badmood atau sedang PMS ya?" Jimin menyenggol bahu Hayeon.

"Tahu apa kau? Diamlah." Hayeon berjalan mendahului Jimin. Jimin hanya kebingungan melihat tingkah Hayeon yang sensitif itu. Moodnya hancur karena Jungkook tempo hari. Sudah tidak piket, kabur, tidak bertanggung jawab lagi.

***

Hayeon berjalan menyusuri koridor lantai 2. Saat sudah sampai di depan kelas 1.3, seorang pemuda tengah bersandar di depan pintu.

From Enemy Become Love -JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang