PERFECT GIRL

prolog

"Aku gak masalah jika suatu hari nanti aku akan kehilangan semua yang aku punya dihidupku asalkan kakak selalu bahagia, aku rela."

"Bahagiaku adalah ketika melihat adikku bahagia, jadi yang harus kamu lakukan adalah membuat dirimu bahagia dan kakak akan bahagia, sederhana bukan ?"

Anak perempuan itu mendongakkan kepalanya melihat wajah kakak yang paling ia sayangi

"Nisa kamu janji kan sama kakak buat dirimu bahagia ?"
Tanya kakaknya sekali lagi sambil mengulurkan jari kelingking kedepan adiknya sesasaat kemudian kedua kelingking itu terikat menandakan sebuah perjanjian.

"Aku janji."

Pranggg..

"DASAR PEREMPUAN HINA BERANI-BERANINYA KAU BERSELINGKUH DIBELAKANGKU!! ISTRI MACAM APA KAMU HAH ?? SEKARANG JUGA KAU ANGKAT KAKI DARI RUMAHKU!!"

lelaki itu sedang diliputi amarah yang sangat membara dan juga emosi yang tak terbendung lagi mendapati kenyataan bahwa istri yang ia cintai sekaligus ibu dari 2 putri kecilnya itu telah berselingkuh dengan sahabat sekaligus orang yang sangat ia percayai.

"RIDWAN SYARIF akhirnya kau mengatakannya juga kau ingin bercerai denganku ? Itu yang aku tunggu, tenang aku tidak akan mempersulitnya, aku akan segera angkat kaki dari rumahmu dan membawa diana dan nisa pergi bersamaku" perempuan itu tersenyum sinis sambil menatap mata laki-laki didepanya tanpa rasa takut sedikitpun.

Rahang lelaki itu mengeras, wajahnya memerah marah tanganya segera mencengkram lengan wanita itu dengan sangat erat agar wanita itu dapat merasakan kebencianya yang sangat membuncah, tatapanya tajam menusuk.

"JANGAN BERMIMPI CYNTIA AKU TIDAK AKAN MEMBIARKANMU MENYENTUH ANAK-ANAKU APALAGI MEMBAWANYA PERGI!!"

"MEREKA ANAKKU AKU BERHAK MEMBAWANYA!! JANGAN KAU PIKIR AKU TAKUT PADAMU RIDWAN AKU AKAN MELAKUKAN SEGALA CARA UNTUK MEMBAWA ANAKKU PERGI BERSAMAKU!! MEREKA ADALAH HAK KU !!"

Akhirnya amarah perempuan itu terpancing juga dia segera melepas cengkraman laki-laki didepanya dan berlari menghampiri kedua putrinya yang saling berpelukan sambil terisak karena melihat pertengkaran kedua orang tuanya.

"Nisa, diana ayo ikut mama sayang, kita pergi dari sini"

"TIDAK!! KAU TIDAK BOLEH MEMBAWA MEREKA PERGI!"

tak menghiraukan suara laki-laki itu dia segera bergegas menyeret kedua anaknya berlari pergi meninggalkan rumah, kedua anak kecil itu menangis berbarengan sambil berlari mengikuti ibu mereka.

"Tenang sayang kita akan hidup bahagia bertiga tidak usah menangis memfikirkan ayah kalian." ucap prempuan itu sambil terengah-engah karena sudah terlalu lelah berlari.

BRUKK..

"Aww.. Hiks hiks sakit"

"Mama.. Kak diana jatuh ma.. Hiks hiks "

Mendengar ucapan kedua putrinya perempuan itu berbalik menghampiri keduanya, perempuan itu semakin panik karena melihat suaminya berlari semakin dekat kearah mereka.

"Diana biar mama gendong, anisa kamu ikutin mama dari belakang ya ? "

Mereka kembali berlari didepan sana sudah terlihat taxi sebentar lagi mereka akan menggapai taxi itu sudan didepan mata dan..

"MAMA...KAKAK
.."

Teriakan anak bungsunya membuat perempuan itu berbalik badan sebelum masuk ke taxi, ia melihat suaminya berhasil menangkap anisa sambil menggendongnya dan kini berlari menghampirinya untuk merebut diana juga . arghh.. Bagaimana ini ? Kebimbangan menggelayutinya tidak ada pilihan lagi pilihan satu-satunya adalah membawa diana pergi dulu sekarang dia tidak mau kehilngan kedua putrinya sekaligus, perempuan itu segera masuk kedalam taxi.

"Mama.. Kenapa kita masuk.. ? Anisa masih disana ma diana gak mau pisah dari anisa ma.. Hiks hiks.. ANISA..!!" diana mengetok-ngetok kaca pintu taxi itu sambil melihat adik dan papanya berlari kearah taxi mereka .

"Pak segera jalan cepat !!" perintah perempuan itu panik

"ANISA.." diana semakin histeris sambil terisak ketika taxi itu berjalan pergi semakin jauh membuat jarak yang sangat jauh antara dirinya dan adiknya. Apakah mereka akan berpisah selamanya ? dia tidak mau jauh dari adiknya TIDAK!!.
"ANISA.."

"KAKAK.."