Arcon - cerita sonya dan mama

261 14 4
                                    

Aku tergesa membuka pintu mobilku yang sudah terparkir di halaman rumahku dan bergegas masuk ke dalam rumah. Mendengar kabar bahwa Sonya hampir tak sadarkan diri karena demam yang sudah 3 hari ini menyerang, semua meeting ku batalkan. Aku begitu panik hingga seenaknya menyuruh sekertaris ku untuk meng-cancel semua meeting. Yang terpenting saat ini adalah Sonya.

Aku membuka pintu dengan kasar membuat para pelayan terkaget. " mana Sonya , da ? " tanya ku panik pada ida , salah satu pembantu rumahku.

" sudah dibawa ke rumah sakit Medical hospital oleh Nyonya Eunike , tuan. " jawabnya.

" sejak kapan ? "

" mungkin 3 jam yang lalu. "

oh damn. Aku sudah terlambat sebegitu lama ? Ini semua akibat meeting dadakan sialan tadi pagi.
Aku segera meletakkan tas kerjaku begitu saja di sofa dan segera melesat untuk menuju rumah sakit tersebut.

" anu , tuan. Tadi nyonya berpesan lewat telfon , bahwa sonya sudah mendapatkan pengobatan. Sebentar mungkin akan pulang. Cuman katanya anu , sonya masih makan sama dokter cantik. "

Aku menghentikan langkah ku dan mengernyit. Dokter cantik ? Siapa pula itu.

" mama melarangku pergi rumah sakit ? " tanyaku.

Ida mengangguk. " kata nyonya nggak usah. Sebentar lagi pulang. "

Aku mengangguk mengerti dan berjalan kembali ke dalam rumah.

" mana Sora , da? " tanyaku. Biasa nya siang hari setelah pulang sekolah seperti ini dia sedang bermain dengan kucing peliharaanku.

" di kamar , tuan. "

Aku segera menuju kamar anak sulungku itu. Tapi , aku masih penasaran. Aku tau sejak dulu Sonya sangat membenci rumah sakit. Entah kenapa , mungkin karena ia dilahirkan tanpa seorang ibu yang meninggalkannya saat di rumah sakit. Tapi , tadi Ida bilang apa ? Dokter cantik?

Aku segera membuka pintu kamar anakku dan masuk ke dalam.

" ra , adek kamu gimana tadi ? " tanya ku langsung tanpa menyapa.

Sora tampak bermain Ps dan berfokus pada TV Di depannya.

" hai , pa. " sapa nya tanpa menoleh.

" ra , matikan dulu Playstation nya. Papa mau bicara. " ucapku.

Sora menurut dan meletakkan stick Ps nya dan menatapku.

" kenapa , pa ? " tanya nya sambil bersedekap. Aku terkikik geli melihat nya merajuk seperti ini.

" adek kamu. Tadi gimana ? Kok kamu nggak ikut antar dia ke rumah sakit ? "

" pas aku pulang sekolah tadi , rumah udah kosong. Kata bi Anna , antar Sonya ke rumah sakit. Terus aku main game deh. "

" oh gitu."

" papa kok pulang cepat ?" Tanya nya.

" papa dengar adek kamu sedang sakit parah , makannya papa pulang. Ternyata udah di bawa ke rumah sakit. "

Tiba-tiba terdengar pintu gerbangku terbuka pertanda bahwa mungkin mama dan sonya sudah pulang.

" tuh mereka udah pulang. Samperin , yuk. " ucap sora sambil berjalan mendahului ku.

Aku membuka jas yang kupakai dan mengendurkan dasi ku lalu berjalan mengikuti Sora keluar. Saat mata ku tertumbuk pada satu hal aku menghentikan langkahku.

Ya. Foto Franda dipasang besar di sebelah pintu kamar sora. Sejak kapan anak itu menaruh foto ibunya disitu ? Aku tersenyum pedih dan mengelus pigura itu. Franda begitu cantik dan lembut.

Fozen HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang