Bintang - Pria dingin dari kutub

222 19 2
                                    


Aku memarkirkan mobilku di depan rumahku. Aku melihat jam yang ada di mobilku dan menguap sebentar. Sudah jam setengah 5 pagi. Ternyata cukup lama aku berada di rumah pria itu.

Mengingat pria itu , sepertinya ia tidak menyukaiku. Begitu pula denganku. Dan betapa bodohnya tadi aku menerima tawaran bu Eunike. Tapi , melihat wajah anak-anak itu tidak ada salahnya juga aku menerima tawaran itu. Persetan dengan sikap pria itu padaku.

Tapi , mengingat pria itu lagi , sungguh dia adalah lelaki tertampan yang pernah ku lihat. Ini bukan hanya sekedar intermeso atau apa. Tapi , pria itu sungguh tampan. Tidak kaget jika ia menghasilkan putra setampan Sonya.

Dan aku juga tidak mengerti kenapa ia tidak menyukaiku.

Aku memang bukan wanita yang mudah untuk disukai karena sifat kutu buku ku dan penampilanku yang seadanya. Tidak seksi , tidak langsing , dan bukan termasuk gadis yang cantik. Namun , aku masih bisa dibilang manis dengan hidung mancung dan mata bulat ku.

Aku tersenyum sendiri lalu turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam rumah. Ku lihat dari luar , lampu tampak terang. Mama pasti sudah bangun karena ini sudah pagi.

Aku membuka pintu dan masuk ke dalam dan melihat mama sedang berada di ruang tamu dengan kopi yang sedang disesapnya.

" mam ? " sapa ku. Mama langsung menoleh dan langsung menuju ke arahku.

" kamu kenapa pergi subuh-subuh , bi? Gimana kalau kamu masuk angin? Udah gila kali ya pasien mu itu. Kan masih ada dokter lain yang jaga di UGD ? kenapa harus kamu ?" ujar mama menggebu.

Aku terkekeh lalu memeluk pundak mama. " ma , ini udah tugas bintang ma. Lagian tadi bintang nggak ke rumah sakit. Bintang ke rumah pasien bintang. Dia nggak suka rumah sakit ma. " ucapku sambil menggiring mama ke sofa untuk duduk.

" kamu ini dinasehatin kok." Ujar mama jengkel.

" udah mama tenang aja. Bintang baik-baik aja. Oh iya ma... bintang dapat tawaran pekerjaan." Ucapku.

Mama mengernyit. " kamu kan dokter ? mana bisa kerja yang lain , Bi ? nanti konsentrasimu buyar loh. "

" nggak ma. Bukan pekerjaan lain. Bintang diminta untuk menjadi dokter pribadi di keluarga yang tadi bintang kunjungi."

Mama membeliak." Sungguh , bi?? Wah!! Kok bisa , Bi ?" teriak mama senang." Critain bi , ke mama." Ucap mama sumringah.

Aku tersenyum lalu menceritakan kejadian-demi kejadian yang terjadi. Termasuk menceritakan mengenai pria dingin itu.

" apa bi? Kamu tadi bilang kalau putrinya bilang kamu dan sapa tadi nama nya ?"

aku memutar bola mataku. " Bintang kan udah bilang nggak tau namanya , ma."

Mama terkikik. " ya pokoknya sama pria itu lah. Bilang kamu jodoh sama dia ? berarti pria itu nggak ada istrinya ?"

Aku berpikir sebentar. Benar juga. Kemana istri pria itu ? atau mereka bercerai?

" Bintang juga nggak tau mi."

" udah bi , mandi sana lalu berangkat. Istirahat dulu aja sebentar habis mandi." Nasihat mama.

" habis ini bintang langsung ke rumah pasien itu lagi , ma. Mau meriksa lebih lanjut lagi. Dan lagian kan bintang sudah jadi dokter pribadi nya , ma."

Mama geleng-geleng." Jangan capek-capek, bi. Nanti kamu sakit. "

Aku tersenyum." Nggak ma. Bintang kan dokter. Masa sakit sih ?"

Mama merengut dan aku tertawa lagi." Papa mana , ma ? bulan ?" Tanya ku sambil berdiri dan bejalan menuju dapur untuk mengambil buah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fozen HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang