Sebuah bunyi yang nyaring membuatku terbangun. Aku mengerjap-ngerjapkan mataku untuk melihat jam. Ya tuhan , jam 2 pagi. Siapa yang menelfon ku di pagi buta seperti ini ?
Aku memakai kaca mataku yang terletak di meja nakas dan mengambil ponselku.
Aku mengernyit melihat nomor tak di kenal disana. Rasanya aku tidak pernah memberikan nomor ku pada sembarang orang. Aku menyalakan lampu kecil disebelah kasur ku , lalu aku mengangkat nomor tersebut.
" hallo. Dengan siapa ? " tanya ku.
" dokter , tolong kami dok. Sonya sedari tadi mengigau dan suhu badannya lebih panas dari pertama kali , dok. " ucap seseorang panik yang ku yakin pasti bu eunike. Aku segera menegakkan tubuhku dan duduk.
" bawa saja ke rumah sakit , bu. Saya akan ke sana sekarang." Ucapku.
" sonya tidak mau. Sonya mau dokter ke rumah kami dan memberikan penanganan , dok. Saya mohon datang ke alamat Regency palama nomor 12. Tolong , dokter. " ucap bu eunike penuh kekhawatiran.
" baik , bu. Saya akan segera ke sana. "
" terima kasih , dokter. " ucap nya.
Aku langsung mengambil pena dan menulis alamat yang sudah ku ingat di kertas.
Aku segera berdiri dan mengganti baju tidur ku dengan kaos polo dan mengambil tas peralatan dokter ku di walk in closet lalu segera keluar dari kamar.
Saat aku turun tangga , aku melihat bulan sedang minum susu coklat di saat dini hari seperti ini.
" bulan ?"
Bulan menyemburkan kan susu yang berada di dalam mulutnya seketika itu juga. Lali berbalik menatapku dengan tatapan terkejutnya.
"Kakak ! Ngagetin aja deh ! Lihat nih ! Sampe muncrat , kan !" Serunya.
Aku tertawa kecil dan menghampirinya.
" Ngapain kamu malam-malam begini ?"
" lapar kak. Nggak ada roti , jadi aku minum susu aja. kakak sendiri ? Mau ngapain , heh ?! Jangan bilang mau praktek. Heh , kak. Jangan bilang mau praktek ditengah dini hati begini dengan kaos , celana tidur , dan rambut kayak lampir begini?!" Teriaknya.
Aku mendelik dan menutup mulutnya. " ssstt... kamu jangan teriak-teriak. Nanti bangunin mama dan papa. " ucapku lalu melepas tanganku. " kakak di panggil di rumah pasien kakak. Lagi darurat. Kakak pergi dulu. " ucapku.
" bulan bilang mama dan papa sekarang ?"
Aku menggeleng. " jangan. Biarin besok aja kakak bilang sendiri. Sudah ya. Kakak mesti buru-buru. " ucapku lalu mengambil kunci mobil di meja kecil dekat pintu keluar.
" kak , nggak mau rapiin rambut ? Serem , tau!"
Aku terkekeh dan mengambil karet usang ala kadarnya yang ada di meja kecil dan mencepol rambut panjang ku tinggi-tinggi ke atas.
" lebih baik ?"
Bulan tersenyum dan mengacungkan jempolnya.
" kakak pergi dulu. " ucapku lalu keluar dari rumah.
***
Aku membelokkan mobil ku ke kawasan rumah mewah. Sungguh. Memang sedari dulu tau bahwa perumahan ini merupakan perumahan mewah. Tapi , aku belum pernah memasukinya.
Aku segera membaca kembali alamat yang tertera dan mencari nomor 12.
Dan segera aku menemukan rumah tertinggi di antara yang lain dan itu nomor 12. Aku segera memarkirkan mobil ku sembarangan karena ini dini hari dan turun dari mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fozen Heart
ChickLitlaki-laki. aku benar-benar membenci makhlul yang bernama laki-laki. pengalaman pertama ku mencintai laki-laki dan berakhir begitu menyakitkan. Dengan profesi sebagai dokter dan mampu membeli mobil dan apartemen dengan penghasilanku sendiri seharusny...