Arcon - pengaruh dokter sialan

171 13 0
                                    



Hari ini aku memutuskan untuk tidak pergi ke kantor. Aku ingin menjaga Sonya sampai sembuh. Sudah cukup kemarin , aku tidak ingin mengulangi keteledoranku lagi seperti kemarin. Sonya sakit , dan aku masih di kantor. Aku sengaja bangun pagi hari ini. Meski kemarin aku juga bangun subuh karena Sonya sakit , namun aku tetap bangun pagi. Masih pukul 6 pagi saat ini dan aku sudah membawa kopi hangat ku yang kubuat di kamarku sebelumnya lalu berpindah ke kamar Sonya untuk mengecek suhu badannya dan menjaga Putra ku ini.

Aku memandang wajah Sonya yang terlampau mirip denganku. Lalu teringatlah wajah dokter itu. Sejujurnya , sampai sekarang aku masih tidak menyukainya. Entah mengapa. Mungkin sudah tercetak di kepalanku bahwa dokter itu pintar menghasut pria. Saat aku melihat wajahnya yang polos khas orang bangun tidur kemarin dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya , sebenarnya ia tidak trlihat seperti wanita penghasut. Namun , bagiku tetap dia sudah berhasil mempengaruhi Sonya dan ia sudah menghasut Sonya.

Aku geleng-geleng kepala. Apalagi kemarin mama bilang dokter itu akan menjadi dokter pribadi Sonya dan juga bisa menjadi dokter Sora. Aku mendengus kecil sambal menyesap kopi ku. Aku berjalan mendekat ke ranjang Sonya dan duduk di pinggir.

Aku menatap wajahnya yang tampan. Sungguh , Sonya adalah anak tampan. Mungkin jika dewasa ia akan lebih tampan dariku. Aku tersenyum kecil dan mengusap rambut coklat tua nya.

" Lihat fra. Anak kita tumbuh menjadi anak yang tampan. " ucapku pelan.

Tiba-tiba Sonya bergerak pelan dan perlahan membuka matanya.

"papa? " ucapnya pelan dan mengerjap ngerjapkan matanya.

Aku tersenyum dan mengelus kepalanya lagi. " selamat pagi , Sonya. Gimana keadaan kamu?"

" masih pusing pa. Sonya lapar." Ucapnya.

Aku menyingkap poni rambut Sonya dan memegang dahinya. Masih belum dingin 100%. Masih terasa suhu hangat dari Sonya.

" Kamu mau makan apa , sayang? " tanyaku tersenyum.

Sonya tampak berfikir. " Sonya mau makan Scramble egg aja pa. " ucapnya sambal tersenyum.

Aku tersenyum." Tunggu sebentar ya , papa ambil telfon dulu."

Aku berjalan menuju meja dan mengambil telfon.

" tolong siapkan Scramble Egg satu piring lengkap dengan sayur dan daging ya. Sama segelas susu untuk Sonya. Cepat bawakan ke kamar Sonya. " ucapku. Tanpa mendengar balasan , aku menutup telfon dan berjalan menuju tempat tidur Sonya.

" Pa..." panggil Sonya.

" Hm?"

" Kemarin Dokter Bintang ke sini ya pa?"

Aku terkejut. Bagaimana dia bisa tau ? bahkan saat dokter itu ke rumah Sonya sedang menggigil dan mungkin tidak akan tau Dokter itu kesini.

Aku mengangguk. " kok kamu bisa tau ?"

Sonya tersenyum. " Tau dong pa. Kemarin kan aku nggak pingsan. Jadi aku tau kalau Oma manggil Dokter bintang ke sini. Buat Rawat Sonya. Sonya senang banget deh pa. " ucap nya dengan mata berbinar.

Aku agak bergidik melihat putra keciku ini seperti orang jatuh cinta.

" Apa sih yang kamu suka dari Dokter itu ?" Tanya ku penasaran. " masa gara-gara dokter itu cuma ajak kamu makan ? nggak kan ? papa juga bisa belikan kamu , Sonya." Ucapku.

" Dokter Bintang baik pa. Kalau Sonya lihat wajah Dokter Bintang , nggak tau kenapa Sonya suka."

Aku tertawa sebentar. " Kamu masih kecil Sonya. Dokter bintang sudah dewasa. Mungkin juga kan , dia sudah punya Suami dan anak. " ucapku lembut.

Fozen HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang