Poor Alice

199 13 2
                                    

Siang itu matahari tidak begitu terik. Walau langit terlihat cerah tapi udara terasa sangat sejuk. Angin sepoi-sepoi terus bertiup. Memberikan efek kantuk pada Vilace yang sedang duduk di bawah pohon besar di depan sekolah dasar di kota Bernolf. Beberapa kali Vilace menguap.

Diam menunggu tanpa melakukan apa-apa membuat ia makin mengantuk. Samar-samar ia dapat mendengar seruan khas anak-anak yang berasal dari dalam sekolah itu. Seruan semangat belajar anak-anak itu membuat ia tersenyum. Teringat akan kenangannya dulu saat sekolah.

Setelah beberapa menit berlalu, terdengar suara bel sekolah yang diikuti keluarnya murid-murid.

Vilace mengedarkan pandangannya mencari sosok seseorang yang ditunggunya sejak tadi. Dan sosok itu tertangkap matanya. Sosok anak perempuan berambut ikal pirang, berbadan gendut, dan berkulit bersih khas Eropa yang sedang berlari memisah dari kerumunan anak-anak sekolah.

"Kakak!"

"Lama banget sih keluarnya? Kakak capek nunggunya nih."

"Iya, Kak. Karena mau ujian akhir, Miss Olly memberi pelajaran tambahan."

Alice yang merupakan adik Vilace segera memberi tas merahnya kepada Vilace untuk dibawa oleh kakaknya itu. Rok merah mudanya bergerak lincah seirama gerakan Alice yang lincah.

"Miss Vilace!"

Vilace menengok ke belakang saat namanya dipanggil seseorang. Ia melihat anak perempuan cantik tengah menghampirinya.

"Hello, Elsa. Ada apa?"

"Miss Vilace sedang apa disini?"

"Menjemput Alice. Alice kamu kenal Elsa kan? Kalian satu kelas?"

Yang ditanyapun segera menganggukan kepala. Setelah itu Alice dengan antusias mengajak ngobrol Elsa mengenai kegiatan mereka di sekolah. Vilace akhirnya memberi waktu pada Alice untuk bermain dulu sebelum pulang. Ia melihat kesebelahnya dan terdapat ibu Elsa yang sedang duduk sendirian. Pada akhirnya Vilace menghampiri ibu Elsa dan mengajaknya mengobrol.

Miss Sera seorang ibu muda. Ia tinggal di Kota Bernolf untuk mengikuti suaminya yang pindah kerja kesini. Miss Sera seorang ibu yang pintar walaupun dia mengaku tidak tamat sekolah. Tapi percakapan dengan miss Sera sangat menyenangkan dan berbobot.

Setelah beberapa menit berlalu, Alice menghampiri Vilace. Ia meminta pulang pada kakaknya itu. Vilacepun dengan terpaksa memutuskan obrolannya dengan ibu Elsa

"Sorry, miss Sera, kami pulang dulu. Kapan-kapan kami berbincang lagi," ucap Valice.

Selama perjalan pulang Alice berceloteh riang mengenai kegiatannya di sekolah. Sesekali Vilace menimpali cerita adiknya itu dengan tawa. Alice memang adik yang hiperaktif. Secara penampilan Alice tidak terlihat seperti anak perempuan dikarenakan penampilannya sangat tomboy. Tapi siapapun akan gemas melihat pipi chubby dan berlesung pipi milik Alice.

"Eh, aku belum izin pulang ke paman," gumam Alice entah pada siapa.

"Paman siapa?" Tanya Vilacr pada adiknya itu. Alih-alih menjawab Alice malah menarik tangan kakaknya agar langkahnya lebih cepat, "ayo kak, beli es krim dulu. Alice mau makan es krim."

~~~

"Kok 7 dikali 7 sama dengan 42 sih? 7 dikali enam baru 42, kalau 7 dikali 7 jawabannya 49 dong. Kamu sih main terus, perkaliannya jadi lupa kan? Kamu belajarnya enggak serius sih."

Vilace terlihat kesal dengan kecerobohan adiknya itu. Malam hari memang waktunya Vilace untuk membantu adiknya itu dalam belajar. Bagi Vilace butuh usaha yang besar untuk mengajarkan adiknya yang sangat lemah dalam akademik. Tak jarang Vilace suka memarahinya saat Alice tidak serius belajar.

"Tulisannya yang rapih dong. Tulisan kayak ceker ayam sih."

"Iya Kak."

"Apa ini 13-07?"

"Itu tanggal Kak. Tanggal 13 bulan 07. Masa nggak bisa baca sih?"

"Soalnya kamu nggak ditulis tahunnya sih. 13-07 saja, yang benar tulis 13-07-2014. Itu namanya tanggal."

"Iya Kak, udah kebiasaan Alice seperti itu. Selalu malas nulis tahun."

"Pokoknya malam ini kamu harus hapalkan lagi perkaliannya. Mengerti?"

Dengan tampang cemberut Alice mengiyakan perintah kakaknya itu. Setelahnya, Vilace langsung mencari handphonenya karena dirasa tadi handphonenya berdering. Vilace termenung saat membuka lock screen handphonenya. Di layar handphone terpampang jelas jam digital.

Pukul 09.09 PM.

Ini adalah sekalian kalinya saat ia membuka handphone, jam digital handphonenya menampakan angka kembar seperti 01.01, 11.11 dan lain-lain. Dan saat ini pukul 09.09 yang merupakan angka kembar baru yang muncul di handphonenya. Jika saja angka kembar itu muncul sesekali ia tidak mempermasalahkan. Tetapi anehnya jika dalam sehari ia membuka handphone lima belas kali maka kira-kira sepuluh kalinya ia melihat angka kembar.

Apakah itu sebuah kebetulan?

Tak ingin memusingkan hal yang aneh-aneh, Vilace segera membuka pesan dari teman kerjanya itu. Dan tersenyum saat membaca informasi yang tertera dalam pesan.

"Alice, besok sepulang sekolah kita ke mall yuk. Kakak baru dapat gajian, Alice mau beli apa?"

Alice yang sedang serius mengerjakan PR segera teralihkan dengan perkataan kakaknya, "Alice mau rok baru!"

"Oke sir! Besok kakak ambil cuti, jadi nanti kamu pulang sekolah jangan langsung pulang ya. Tunggu kakak, nanti kakak jemput."

~~~

09.09Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang