Chapter 1

1.2K 34 3
                                    

Musim gugur sepertinya sudah hampir berakhir, terlihat dari pepohonan yang sudah gundul karena daun yang berguguran serta suhu yang mulai rendah hingga setiap orang mulai mengenakan jaket untuk berpergian.

Namun hal itu tampak tak mengganggu seorang gadis bertubuh mungil yang bersurai coklat gelap dan kulit putih pucat untuk menikmati kesendiriannya di atap sekolah. Ia terlihat sedang duduk di salah satu kursi taman yang ada di bawah pohon yang daunnya telah berguguran -entah kenapa sekolah tersebut memiliki taman di atap sekolahnya, tanpa menggunakan jaket sambil memejamkan mata dan menikmati musik melalui earphone yang terpasang di kedua telinganya. Sepertinya ia tak ingin diganggu untuk saat ini. Namun sayang, keinginannya tak bisa terkabul karena kini di hadapannya berdiri seorang pemuda tampan -sepertinya adalah kohai[1] dari gadis tersebut.

"S-senpai[2]"

"Y-yamazaki senpai"

Suara pemuda tersebut mengintrupsi tidur gadis yang dipanggilnya "senpai" tersebut. Namun sama sekali tak dihiraukan oleh sang gadis.

"Sepertinya Yamazaki senpai benar-benar tidur" batin sang pemuda.

Akhirnya, dengan memberanikan diri sang pemuda mendekati gadis bernama Yamazaki tersebut -Berniat untuk menyentuhnya.

Namun, sebelum tangan pemuda itu menyentuh pundaknya, sang gadis terlebih dahulu menepis tangan sang pemuda.

Hal tersebut membuat sang pemuda kaget. Bukan karena sang gadis yang menepis tanganya, tapi lebih karena merasakan tangan gadis itu yang sedingin es. "K-kenapa tangan senpai dingin sekali?" Batinnya

"Jangan sentuh aku!" Ungkap sang gadis dengan nada dingin tanpa membuka matanya.

"S-senpai a-ak-"

"Pergi dari sini!" Potong sang gadis cepat dengan sedikit membentak.

"T-tapi senpai.. aku belum mengata-"

"Aku sudah tahu apa yang ingin kau katakan. Jadi sebaiknya kau pergi karena kau kutolak!"

Ucap sang gadis dengan ketus lagi-lagi menyela perkataan sang kohai yang berdiri dihadapannya tanpa sekalipun membuka matanya untuk memandang wajah pemuda itu.

Merasa diremehkan, akhirnya pemuda itu berbalik dan beranjak pergi meninggalkan gadis tersebut dengan langkah besar dan wajah yang merah padam menahan amarah.

Setelah kepergian pemuda yang mengganggunya tadi, gadis itupun membuka kedua matanya yang tadi terpejam. Dan kini tampaklah sepasang bola mata berwarna merah pekat bagaikan batu ruby.

Pandangannya lurus ke depan, menatap punggung pemuda yang tadi 'mengganggunya'. Entah apa yang ia pikirkan hingga rahangnya mengeras dan menggertakan giginya. Ia menggeram marah.

"Hei hei Ru-chan, sembunyikan mata dan taringmu itu. Kau mau menakut-nakuti seluruh penghuni sekolah ini heh?" Ucap seorang pemuda berambut pirang yang tengah berbaring di salah satu dahan pohon di atas sang gadis duduk. Dan di balas dengan tatapan membunuh dari sang gadis.

Bukannya takut, pemuda itu malah terkekeh geli sambil melempar sebuah botol berisi cairan berwarna merah pekat pada sang gadis yang langsung diminum oleh gadis itu dengan cepat.

"Kau tau? Pandanganmu itu bisa membuat heboh seluruh kota kalau mereka sampai tahu bahwa kau, Yamazaki Haru siswi paling cantik dan dingin di Goto Gakuen ini adalah seorang Va- auuuu"

Ucapan dari sang pemuda tersebut berhenti diiringi ringisannya akibat ciuman lembut dari botol kosong -hasil lemparan indah dari gadis yang ternyata bernama Yamazaki Haru, di kepalanya.

"Hei Ru-chan! Kau mau membuatku celaka hah?!"

"Diam kau Yamazaki Yuki! Lagipula mana ada yang akan percaya ucapanmu. 'Itu' hanyalah mitos!" Sahut Haru menjawab pertanyaan dari Yuki, pemuda yang sedang duduk di dahan pohon di atasnya sambil meringis.

"Ah ya.. Dan kau adalah bagian dari mitos itu." Gerutu Yuki sambil mengusap kepalanya.

Haru yang mendengar gerutuan itu langsung menatap Yuki dengan tatapan membunuh.

"Jangan lupa kau juga bagian dati mitos itu tuan pemburu." Ucap Haru dengan menekankan pada dua kata terakhirnya yang langsung membuat Yuki bungkam.

Setelah beberapa saat keheningan diantara mereka, akhirnya Yuki angkat bicara.

"Jadi? Apa yang membuatmu langsung menolak kohai tadi? Tak biasanya kau seperti itu." Tanya Yuki yang penasaran.

"Hm? Dia menjadikanku taruhan dengan teman-temannya!" Geram Haru dengan nada tak suka.

Mendengar jawaban Haru membuat Yuki membekap mulutnya untuk menahan tawanya, namun ia gagal melakukannya.

"Pffftt.. Hahaha, tapi bukan salah mereka juga hingga melakukan taruhan itu hahaha.. pfftt" Ucap Yuki sambil mencoba untuk menahan tawanya.

"Kau, Yamazaki Haru. Merupakan gadis yang katanya tercantik di Goto Gakuen ini membuatmu menjadi begitu dikagumi oleh semua siswa yang ada. Namun sayang sikapmu yang sangat dingin hingga tak mau berdekatan dengan siapapun, kecuali aku tentunya. Tapi aku heran, kenapa kau masih memiliki banyak fans seperti itu?" Lanjut Yuki panjang lebar sambil memasang pose berfikir keras.

"Cih, aku tak sepertimu yang selalu tebar pesona" Sahut Haru sambil memutar matanya.

"Hei hei, cobalah untuk berbaur dengan manusia Ru-chan. Ayah dan ibu menyekolahkanmu agar kau dapat berbaur dengan kaum kami."

"Berbaur dengan makanan? Yang benar saja."

"Makanan eh? Kau bahkan belum pernah meminum da-"

PLETAK!

Yuki mendapat hadiah lemparan batu di kepalanya. Segera ia melompat turun dari pohon dan berdiri di hadapan Haru yang memandangnya dengan mata merahnya yang tajam.

"Ru-chan! Kenapa kau senang sekali melempariku hah?" Bentak Yuki kesal sambil berkacak pinggang dan menatap Haru dengan kesal.

Sedangkan yang dipandang sama sekali tak peduli. Ia malah menutup kedua matanya. Namun sedetik kemudian, ia membuka matanya dan menampakkan manik indah berwarna biru cerah bagaikan langit musim semi -seperti namanya.

"Sudahlah terserahmu, aku mau ke kelas." Ucap Haru datar sambil beranjak meninggalkan Yuki yang masih menggerutu kesal akibat ulahnya.

"Ck, hei tunggu aku Ru-chan! Kita harus terus bersama karena aku harus-"

"Hn" Gumam Haru singkat membalas teriakan Yuki yang memintanya menunggu sambil terus berjalan.

Yuki yang kini sudah berjalan di samping Haru masih menggerutu kesal karena Haru selalu memotong kalimatnya. "Kau selalu saja bersikap dingin, bahkan denganku." Tanya Yuki -mungkin pernyataan lebih tepatnya, namun diabaikan oleh Haru.

Merasa lelah berdebat sendiri -karena Haru tak menjawab, akhirnya Yuki diam dan mengikuti Haru berjalan kembali ke kelas mereka.

Note:
[1] Kohai = adik kelas / junior
[2] Senpai = kakak kelas / senior

Halo! Aku Author baru di wattpad! Aku sangat suka membaca ataupun menonton film yang bercerita tentang vampire. Tapi aku gak pernah berani bikin :3 cuma entah kesambet apaan aku jadi bikin cerita tentang vampire xD oke ini ceritaku yang pertama tentang vampire, jadi pasti banyak kurangnya daripada benernya :v dan banyak typo yang bertebaran :v

Makasi buat yang udah nyempetin baca cerita abal"anku ini :v tinggalkan vote dan comment kalian ne? Aku tunggu kripik pedasnya :D #read:kritik#

Pict at Mulmed : anggep aja itu atap sekolah trus pas musim gugur ye :v hiks nyari gambarnya susah hiks :'

Arigatou

My Lovely Cool VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang