Chapter 3

424 25 2
                                    

~ Yamazaki Yuki POV ~

"Tou-san, apa yang terjadi?" Tanyaku pada ayah.

"Dimana Haru?" Sahut ayah balik bertanya.

"Kenapa ayah menanyakan Ru-chan?" Pikirku bingung. "Ru-chan, dia-"

"Aku disini" Sahut Ru-chan yang baru bergabung dengan kami, memotong perkataanku.

"Haru, mulai besok kau tak perlu pergi ke sekolah. Dan Yuki, kirimkan surat pada organisasi. Katakan pada mereka, ayah ingin mengadakan rapat penting. 'Orang itu' sudah mengetahui kebenarannya, dan dia sudah mulai bergerak." Kata ayah dengan tegas.

OoOoOo

Perkataan ayah saat datang dengan tergesa-gesa dan wajahnya yang sangat tegang seminggu lalu masih bermunculan dipikiranku. Aku sangat penasara siapa orang yang dimaksud ayah? Kenapa ekspresi ayah sampai setegang itu? Ditambah lagi seminggu ini Ru-chan tidak diperbolehkan keluar rumah dan disuruh untuk melatih kekuatannya -yah walaupun aku juga ikut berlatih-, selain itu seminggu ini ayah rutin melakukan rapat dengan anggota vampire hunter di rumah. Itu semua membuatku semakin penasaran dan semakin banyak pertanyaan diotakku.

Pletak..

"Aww.. sshh" ringisku saat tiba-tiba ada yang melempar sesuatu ke kepalaku, aku pun langsung menoleh ke depan dan menemukan tampang senseiku yang terlihat sangat marah.

"Yamazaki Yuki! Keluar dari kelasku sekarang! Dan bersihkan WC yang ada di lantai 3 ini!" Bentak sensei sambil tangan kirinya menunjuk ke arah pintu keluar.

Akupun berdiri dari kursiku dan berjalan dengan gontai keluar kelas setelah sensei menyuruhku keluar dan membersihkan WC karena tak memperhatikan pelajaran.

"Ah! Tapi daripada aku membersihkan WC dan menambah sakit tubuhku, lebih baik aku istirahat di atap saja! Ya itu ide bagus!" Pikirku sambil berjalan menuju atap sekolah.

Sampai di atap sekolah, aku memanjat salah satu pohon yang ada disini. Yah aku memang lebih suka tidur di atas pohon yang ada di atap sekolahku ini saat sedang bolos atau jam istirahat.

Tapi, sekarang aku tak bisa tidur. Aku hanya duduk di salah satu dahannya. Badanku masih pegal-pegal karena latihan setiap hari selama seminggu ini. Bukannya aku tidak pernah ikut latihan, aku bahkan pemegang sabuk hitam taekwondo. Tapi latihan kali ini tiga kali lipat lebih berat! Bayangkan saja, sepulang sekolah aku harus langsung latihan berat sampai menjelang malam. Belum lagi dipikiranku berkecamuk berbagai pertanyaan tentang siapa 'orang itu', apa yang terjadi, apa yang diinginkannya, dan apa hubungannya dengan Ru-chan. Ya! Yang paling membuatku penasaran adalah apa hubungannya semua ini dengan Ru-chan? Apa jangan-jangan ada sangkut pautnya dengan peristiwa penyerangan besar-besaran tiga belas tahun yang lalu?

"Argghh!! Semakin ku pikirkan kenapa otak ku makin buntu!" Erangku frustasi. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur saja sekarang.

OoOoOoOo

~ Yamazaki Haru POV ~

Aku berjalan di koridor ruang bawah tanah rumah ini hendak kembali ke kamarku di lantai dua setelah latihan dengan Kaito Ji-san. Namun saat aku melewati ruang rapat ayah, aku mendengar gebrakan meja yang sangat keras serta teriakan salah satu orang yang ada di dalam ruangan itu.

"Apa?! Jadi dia adalah putri dari Kaien Ryuu?" Geram seseorang dari dalam sana.

"Kaien Ryuu? Siapa yang mereka maksud? Lalu siapa putri dari Kaien Ryuu itu?" Pikirku.

Dengan penasaran aku mencoba mendengar percakapan mereka dari dekat. Karena walaupun aku memiliki pendengaran yang cukup jeli, ruang itu dibuat kedap suara dengan beberapa mantra penyegel, hingga aku hanya bisa mendengarkan dari jarak dekat.

"Katakan Arashi, apa hal benar yang kau katakan? Jadi apa ini ada hubungannya dengan peristiwa tiga belas tahun yang lalu?" Tanya seseorang lagi pada ayah.

"Peristiwa tiga belas tahun yang lalu?! Apa hubungannya semua ini dengan peristiwa itu?" Pikirku semakin penasaran.

Lalu aku mendengar suara ayah mulai menyahut. "Ya, dia adalah -"

"Haru, apa yang kau lakukan?" Suara Kaito Ji-san mengagetkanku. Dengan segera aku mengatur ekspresiku agar tetap terlihat datar dan menoleh ke arahnya.

"Tak ada Ji-san. Aku permisi ke kamarku." Ucapku lalu berlalu menuju kamarku dengan terpaksa karena aku tak ingin ayah tau bahwa aku mencuri dengar percakapan di ruang rapat.

Aku pergi dengan kecepatanku, tapi sebelum itu aku pergi ke dapur untuk mengambil 'minumanku'. Sampai di kamar, aku mengunci pintu kemudian memilih duduk di kursi yang ada di balkon kamarku sambil memandangi hutan yang ada di belakang rumah dan menikmati udara musim gugur. Meski begitu, dipikiranku kembali berputar pembicaraan orang-orang di ruang rapat.

Siapa Kaien Ryuu? Apa hubungannya dengan ayah yang datang dengan terburu-buru minggu lalu? Dan apa hubungannya dengan peristiwa tiga belas tahun yang lalu?

Ah peristiwa tiga belas tahun yang lalu ne? Aku mengangkat kepalaku dan memandang langit yang mendung, persis seperti tiga belas tahun yang lalu. Ingatanku kembali ke peristiwa itu. Penyerangan besar-besaran kaum vampire pada kaum manusia. Peristiwa yang merenggut nyawa kedua orang tuaku.

~Flashback~

Salju yang turun, langit malam yang mendung serta suara lolongan serigala menambah aura mencekam malam itu. Putihnya salju yang menutupi tanah terkotori oleh merahnya darah yang mengalir dari puluhan hingga ratusan tubuh tak bernyawa yang terbaring dengan luka parah.

Seorang gadis kecil berlari sekuat tenaga untuk menyelamatkan dirinya. Mencoba mengabaikan rasa sakit di kakinya karena terus berlari. Sesekali tangan mungilnya menghapus air matanya mengalir dengan deras. Tiba-tiba tak jauh dihadapannya berdiri seorang pria bertubuh besar dengan mata merah dan dua taring yang memanjang.

"Hai gadis kecil, mau lari kemana hm? Ayo ikutlah denganku." Ucap pria tersebut sambil melangkah mendekati sang gadis kecil.

Dengan ketakutan gadis kecil tersebut melangkah mundur dan jatuh terduduk di hamparan salju karena tersandung ranting pohon. Gadis itu terus merangkak mundur saat pria dihadapannya melangkah semakin dekat.

Namun, saat pria tersebut hendak melayangkan cakarnya untuk melukai sang gadis. Tiba-tiba ia dihadang oleh dua orang, ah bukan, tapi sepasang vampire. Mereka memasang tubuh dihadapan sang gadis kecil untuk melindunginya.

"Larilah Haru-chan! Lari yang jauh." Ucap sang vampire perempuan sambil memasang ancang-ancang untuk menyerang. Dihadapannya vampire pria yang datang bersamanya tengah melawan vampire yang tadi hendak menyerang gadis kecil bernama Haru tersebut.

Sementara Haru hanya menggelengkan kepalanya sambil menangis. "I-iie.. a-aku ingin lari bersama Kaa-sama dan Tou-sama." Sahut Haru sambil menangis sesenggukan.

"Lari Haru! Aaarrrghhh!!" Teriak vampire pria yang merupakan ayah Haru disusul teriakannya saat tangan pria yang menjadi lawannya menembus dada kirinya.

Melihat itu, ibu Haru segera bergerak maju untuk menolong suaminya. Namun kekuatannya tak sepadan dengan vampire tersebut. Kedua pasangan vampire itu tergeletak dengan darah yang mengalir sangat deras dari tubuh mereka.

Melihat pemandangan itu membuat Haru kecil menangis dengan keras hingga kegelapan menjemputnya.

~ End of Flashback ~

-TBC-






Konnichiwa!!! Ohisashiburi??? >< Gomen karena aku telat update cerita ini u.u karena kesibukanku ngerjain tugas sampai aku gak punya waktu buat lanjutin nulis cerita ini dan ditambah kuota yg habis :v.. mohon maafkan aku >/\< dan semoga kalian suka.. arigatou udah mau baca ceritaku dan jangan lupa tinggalkan vomentnya ne! ^^

My Lovely Cool VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang