Chapter 2

533 28 1
                                    

~Yamazaki Yuki POV~

Kringgg... Kringgg... Kringgg...

Suara alarm yang nyaring mengganggu tidur nyenyakku hingga dengan terpaksa aku mengambil HPku untuk mematikan alarmnya. Melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 7 pagi lalu kembali meletakkan HPku di nakas dan kembali menggulung diriku dengan selimut. Suhu pagi ini sungguh dingin, padahal masih musim gugur.
.
.
.
Tunggu dulu, apa tadi aku bilang jam 7 pagi? Sial aku kesiangan!

Akupun segera bangun dan berlari ke kamar mandi. 5 menit kemudian aku sudah siap dan menuruni tangga menuju ruang makan. Ini adalah rekor tercepatku untuk bersiap-siap ke sekolah.

Sampai di bawah aku langsung menuju meja makan dan melihat Ru-chan sedang menyiapkan sarapan. Ada yang janggal melihatnya menyiapkan sarapan, tapi aku tak tahu kejanggalan itu dan memutuskan untuk langsung menyambar sepotong roti lalu dengan cepat memakai sepatu dan berlari keluar rumah.

Hingga saat aku hendak membuka gerbang aku sadar akan kejanggalan itu! Ya Ru-chan menyiapkan sarapan dengan pakaian rumah, bukan pakaian sekolah dan ini sudah jam 7.15! Apa dia tak ingin sekolah?! Dengan segera aku pun kembali ke rumah dan menemukannya sedang duduk di depan TV sambil meminum 'minumanya'.

"Hei Ru-chan! Kau-"

"Ini hari minggu." Ucapnya singkat memotong perkataanku tanpa menoleh sedikit pun.

Hah? Hari minggu? Astaga bagaimana aku bisa lupa kalau ini hari minggu? "Sial!" Umpatku dalam hati sambil bergegas kembali ke kamar dan berganti pakaian lalu kembali turun dan menghabiskan sarapan yang sudah disiapkan Ru-chan.

Dan, hei? Aku belum memperkenalkan diri ya? Haha aku lupa! Baiklah, Boku Yuki, Yamazaki Yuki [3]. Dan gadis yang ku panggil Ru-chan itu adalah Yamazaki Haru.

Apa kalian berpikir dia saudaraku? Jawabannya tidak! Dia adalah anak dari sahabat ayahku. Tapi ia dirawat oleh kedua orang tuaku semenjak ia berusia 5 tahun karena kedua orang tuanya sudah meninggal. Klise bukan? Ah sayangnya kisahnya tidak semudah itu.

Sebenarnya ia adalah seorang 'vampire'. Kalian tak percaya? Tapi itu lah kenyataannya. Mahluk bernama vampire itu ada dan dia tinggal serumah denganku. Dan bagaimana denganku? Ah tentunya aku adalah manusia.

Bagaimana bisa vampire dan manusia bisa tinggal bersama? Tentu bisa jika ia adalah 'vampire vegetariant'. Maksudku ia hanya meminum darah hewan, bukan darah manusia.

oooOoOoOooo

Setelah menghabiskan sarapanku, aku pun pergi ke ruang tengah, duduk di sofa sambil menonton TV. Dan aku baru sadar kalau hari ini rumahku terlihat sepi.

"Kemana ayah dan ibu?" Tanyaku pada Ru-chan yang duduk disebelahku.

"Mereka pergi tadi pagi, sepertinya ada vampire yang melanggar daerah perbatasan." Sahutnya.

Mereka pergi berdua? Maksudku, ini aneh. Jika hanya karena vampire biasa, mereka pasti takkan pergi berdua. "Apakah ini masalah serius?" Pikirku dalam hati.

"Ck, berhentilah berpikiran yang tidak-tidak." Ucap Ru-chan sambil memutar bola matanya dan pergi ke arah dapur.

Aku hanya mendengus melihatnya pergi. Dia selalu saja membaca pikiranku! Ya, itu adalah salah satu dari beberapa kekuatan vampire yang ia miliki.

Oke, kita kembali ke masalah orang tuaku tadi. Sebenarnya keluargaku adalah 'Vampire Hunter'. Kami adalah Vampire Hunter terkuat di wilayah ini.

Dan apa tadi aku bilang bahwa ayah Ru-chan yang seorang vampire adalah sahabat ayahku yang seorang vampire hunter? Ya, awalnya aku juga bingung begitu mengetahui kenyataannya. Tapi begitulah adanya.

Ayahku dan ayah Ru-chan adalah sahabat. Meski ayah Ru-chan adalah vampire tapi beliau bukanlah vampire yang jahat. Dulu aku sempat beberapa kali bertemu dengannya karena beliau membantu tugas keluargaku untuk mengamankan wilayah ini dari vampire liar. Beliau sangat baik, kuat dan berwibawa, aku bahkan tak percaya bahwa ia adalah seorang vampire bukan manusia.

Tapi, peristiwa 13 tahun yang lalu menyebabkan kedua orang tua Ru-chan meninggal. Mereka menitipkan Ru-chan yang selama ini keberadaannya tak diketahui kepada keluarga kami. Aku tak tahu apa alasannya, tapi keberadaan Ru-chan sangat dirahasiakan. Ayah memberikan segel pada Ru-chan untuk menutup ingatan serta keberadaannya, bahkan dari organisasi vampire hunter sekaligus. Yang mereka ketahui bahwa Ru-chan hanya vampire biasa yang tak diketahui asalnya dan ayah serta ibu hanya merasa kasihan padanya hingga memutuskan untuk merawat Ru-chan.

Keputusan itu awalnya ditentang oleh organisasi. Beberapa kali mereka sempat merencanakan untuk melenyapkan Ru-chan, tapi selalu digagalkan oleh ayah karena ayah adalah vampire hunter terkuat serta pemimpin wilayah ini. Namun sekarang, mereka sudah mulai menerima Ru-chan. Meski hanya beberapa orang.

Dan kalian ingin tahu kenapa Ru-chan bisa keluar saat siang hari, bahkan pergi ke sekolah? Yah itu karena ayah memberinya semacam jimat berupa anting agar ia tahan dari sinar matahari. Alasannya karena ibu ingin Ru-chan dapat beradaptasi dengan manusia dan memiliki teman, selain diriku tentunya. Tapi Ru-chan yang memiliki sifat dingin hanya acuh tak acuh. Ia pergi sekolah hanya untuk menghormati ibuku. Namun, meski ia memiliki jimat yang diberikan ayah, ia tetap tak boleh menguras tenaganya atau kekuatan vampirenya akan muncul. Itulah alasannya aku selalu mengawasinya, dan setiap usai pelajaran olahraga ia akan meminum sebotol darah seperti kemarin.

Ah, mengingat kejadian kemarin aku jadi ingin tertawa lagi hahaha. Ya, Ru-chan adalah idola di sekolah. Ia sangat cantik -yah karena itu adalah kelebihan vampire, memiliki fisik yang tampan/cantik untuk memikat mangsanya-, pintar, namun sangat dingin. Hingga ia dijadikan bahan taruhan oleh para kohai yang benar-benar gemas karena tak bisa memikat Ru-chan. Bagaimana Ru-chan tahu ia dijadikan taruhan? Ya tentu karena ia membaca pikiran kohai yang kemarin menembaknya. Hahaha..

Brakkkk...

Tiba-tiba pintu depan rumah terbuka dengan kasar. Aku segera bangkit dari sofa dan berjalan menuju pintu depan, ternyata yang datang adalah ayah dan ibu. Mereka masuk ke rumah dengan terburu-buru dan wajah mereka terlihat sangat tegang.

"Tou-san[4], apa yang terjadi?" Tanyaku pada ayah.

"Dimana Haru?" Sahut ayah balik bertanya.

"Kenapa ayah menanyakan Ru-chan?" Pikirku bingung. "Ru-chan, dia-"

"Aku disini" Sahut Ru-chan yang baru bergabung dengan kami, memotong perkataanku.

"Haru, mulai besok kau tak perlu pergi ke sekolah. Dan Yuki, kirimkan surat pada organisasi. Katakan pada mereka, ayah ingin mengadakan rapat penting. 'Orang itu' sudah mengetahui kebenarannya, dan dia sudah mulai bergerak." Kata ayah dengan tegas sambil menekankan kalimat 'orang itu', rahangnya tampak mengeras dan pandangannya sangat tajam. Sepertinya ini adalah masalah serius.

"Baik." Jawabku dan Ru-chan singkat.

Akupun bergegas ke ruang kerja ayah untuk membuat surat yang ia perintahkan, meski sangat banyak pertanyaan diotakku saat ini.

~To Be Continued~















Note:
[3] Boku Yuki, Yamazaki Yuki = Aku adalah Yuki, Yamazaki Yuki
[4] Tou-san = Ayah

Haloo... Arigatou kalian sudah mau membaca ceritaku ini. Meski baru sedikit :' tapi aku senang karena sudah ada yang membacanya :D Arigatou juga buat yang sudah memberikan vote dan komentarnya bahkan ada yang nambahin ke reading listnya. :D :') gak nyangka saya :') dan maaf kalau mungkin chapter ini pendek dan banyak typonya xD otakku udah mentok disini, jadi aku upload segini dulu xD moga kalian ngga kecewa ne? :(
Baiklah, tinggalkan vote dan komentar kalian ne?! Arigatou ^o^

My Lovely Cool VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang