Pagi itu, hari pertama di bulan September, Lily bangun dari ranjang yang di tidurinya bersama Effie, matanya sembab karena menangis semalam. Ia sedih kalau harus meninggalkan Effie di panti asuhan sendirian. Tapi, Effie bersikeras bahwa ia akan baik-baik saja.
Awal bulan kemarin, saat Mr. Longbottom mengantarnya untuk membeli barang-barang keperluan sekolahnya, ternyata mata uang mereka sangat berbeda dengan mata uang yang di pakai oleh orang-orang komunitas non sihir.
Saat berbelanja, Lily ke toko pakaian yang Mr. Longbottom mengatakan padanya bahwa satu-satunya tempat untuk siswa-siswi hogwarts ingin membuat pakaian di toko Madam Malkins. Saat Lily masuk kedalam, yang menyambutnya adalah wanita tua dengan senyum yang ramah, wanita tua itu kemudian mengukur tubuhnya dengan meteran yang bisa bergerak sendiri. Lily sempat takut tapi juga sangat penasaran. Mengukur punggungnya, lebar punggungnya, kakinya, lingkar tangannya, bahkan kepalanya di ukur.
Mr. Longbottom kemudian membawanya ke toko Ollivanders yang menjual tongkat sihir, toko itu sangat rapi, seperti perpustakaan. Rak-raknya berisi kotak-kotak pipih yang sejajar.
Tak lama melihat-lihat seorang pria tua yang sudah sangat tua menyambut mereka. Ia tersenyum ramah menyambut Lily dan Mr. Longbottom, Mr. Longbottom mengatakan bahwa Lily membutuhkan tongkat sihir. Dan setelah itu Lily di ukur tangannya, jempol, lengan dengan meteran yang mengukur sendiri pula lalu ia di suruh untuk memegang hampir setengah tongkat-tongkat sihir milik pria tua itu. Lily sangat senang dan memberikan senyum lebar kepada pria tua itu karena akhirnya mendapatkan tongkat sihir yang cocok.
Pria tua itu mengatakan bahwa tongkat sihir yang memilih penyihirnya, 'oh, itu merepotkan, tongkat kan tidak bisa bicara.' Pikir Lily.
Lily memandangi lama tongkat sihir yang di belikan oleh Mr. Longbottom, tongkat yang terbuat dari kayu cemara sepanjang dua puluh enam inci dengan inti bulu ekor burung phoenix. Mr. Longbottom membayar dengan tujuh koin emas. Mr. Longbottom mengatakan pada Lily saat ia bertanya apa nama koin-koin itu. "Yang emas namanya galleon, yang perak namanya sickle dan yang perunggu kecil namanya knut." Jelas Mr. Longbottom.
Lama Lily memikirkan perjalanan ia dan Mr. Longbottom ke Diagon Alley awal bulan kemarin, Effie bergerak di sampingnya, rambutnya mencuat berantakan, sedikit air liur kering di bibirnya, Lily terkekeh melihat tampangnya.
"Apa yang kau tertawakan, Lily?" tanya Effie dengan mata setengah terpejam. Dan hanya di balas gelengan kepala oleh Lily.
"Jam berapa?", "Apa Miss Poppy tidak kesini tadi?" tanya Effie lagi, ia kini duduk di atas tempat tidur.
"Jam enam mungkin, dan belum, Miss Poppy belum kesini."
"Ayo siap-siap! Kau harus ke stasiun jam tujuh agar tidak terlambat." Effie kini mengambil tongkatnya yang ia sandarkan di samping nakas tempat tidur mereka lalu berjalan tertatih ke belakang pintu untuk mengambil handuk dan alat mandi.
"Kita Effie, kau harus ikut mengantarku dengan Mrs. Fletcher."
"Ya ya ya, ayo!"
___
Sampai di stasiun king's cross Lily, Effie dan Mrs. Fletcher mencari peron sembilan tiga perempat tapi Mrs. Fletcher bersikeras tidak ada peron sembilan tiga perempat hanya peron sepuluh dan sembilan. Tapi kemarin memang Lily sudah di peringatkan oleh Mr. Longbottom untuk langsung menerobos dinding di antara peron sembilan dan sepuluh.
Mrs. Fletcher meraba-raba dinding di antara kedua peron tersebut dan ia langsung menghilang dari hadapan Lily dan Effie, dan entah keberanian dari mana mereka berdua berjalan cepat menuju dinding pembatas.
Dan kini di hadapan mereka ada peron tiga perempat dan kereta uap panjang berwarna hitam dan mereh. Effie dan Lily sangat terpesona, mereka berpikir sekarang mereka kembali kemasa lalu, karena kereta yang sering mereka naiki berbeda dengan yang mereka lihat. Lagi pula Miss Poppy bilang, kereta uap hanya ada di masa lalu, sekarang kereta sudah canggih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Growing Pains
FanfictionLily Luna adalah gadis yang di besarkan di panti asuhan di yorkshire. suatu hari datang seorang yang mengaku seorang guru di sekolah sihir. Akankah dengan memasuki dunia sihir ia mengetahui siapa orang tuanya? apakah ia dapat menemukan alasan selama...