Roseblood

141 14 0
                                    

Ruang reksreasi Gryffindor merupakan ruangan berbentuk bundar. Ruang santai yang merangkap ruang belajar untuk murid-murid asrama Gryffindor di sekolah sihir hogwarts. Sofa-sofa merah dan meja-meja kayu ek bersebaran di dalam ruang itu, serta Kursi-kursi santai dan satu perapian. Ruang itu tampak sepi tidak seperti biasanya karena lusa adalah hari natal dan natal di hogwarts berarti libur untuk siswa-siswi.

Tapi libur tidak untuk semua siswa-siswi. Lily, gadis bermata hijau dan rambut coklat bergelap itu tengah memperhatikan buku ramuan standar tingkat tiga yang di hadapannya. Ia benar-benar frustasi tahun ini terlihat dari raut wajahnya yang mengkerut. Molly Weasley dan Helena Foy yang berangkat sebentar lagi tidak bisa melakukan apa-apa. Tugas ramuan Lily yang harus selesai adalah nilai peraktek untuk ujian tengah smester dan tugas itu gagal karena teman kelompoknya, Brian Nott, siswa Slytherin.

Tugasnya yaitu membuat ramuan anti racun bisa naga. Untuk membuatnya membutuhkan waktu dua minggu, dan karena kegagalan itu Lily harus mengulangi lagi dua minggu. Artinya tidak ada libur untuk Lily, ia harus berdiam di sekolah selama libur natal.

"Kau tidak perlu sampai sefrustasi itu Lily." Kata Helena yang sekarang duduk di sofa samping perapian. Rambut panjangnya ia sampirkan kesamping kanan. Ia menoleh pada Lily yang duduk di lantai, merasa ikut sedih dengan kemalangan Lily. "Anggap saja kau memerlukan suasana baru." Sambungnya berusaha membesarkan hati Lily.

Molly yang hanya memperhatikan menganggukkan kepalanya. Ia masih berharap Lily ikut dengannya merayakan natal di The Borrow bersama Weasley yang lain.

"Seandainya aku bisa berpikiran seperti itu Helen. Semua akan sangat mudah, tapi astaga! saudaraku menungguku di panti asuhan," Lily menghela nafas sesaat "Kau tahu kan? Effie maksudku."

"Yah aku tahu." Jawab Helen.

"Atau kau bisa membuatnya di rumahku, aku akan membantumu membuatnya. Kau juga bisa minta tolong pada sepupuku yang lain, aku yakin mereka akan mambantumu." Celetuk Molly.

Lily menatap malas pada Molly, apakah ia harus menjawabnya? Batin Lily. Lily sudah berkali-kali mengatakan alasannya pada Molly.

"Ayolah Lily~" Molly masih tetap kekeh mengajak Lily. "Kau bisa merayakan natal bersama kami. Ajak Effie juga. Grandpa pasti senang jika ada muggle di The Borrow."

Lily hampir terbujuk lagi! Molly benar-benar. Kini Lily memperhatikan Molly, rambut merahnyanya mengembang dan sedikit acak-acakan, 'Pasti Molly tidak menyisir rambutnya lagi.'

"Dengar Molly, aku bukannya tidak mau, tapi tidak bisa. Oke aku akan ke The Borrow dengan Effie mengunjungimu, tapi tidak saat ini, musim panas ini mungkin. Dan, kau tahu alasannya Molly, Profesor Prince tidak mengijinkanku mengerjakannya selain dengan Nott, dan aku sudah berjanji pada Nott untuk mengerjakannya bersama, dan kau tahu kan tugas tambahan yang di berikan kepadaku dan Nott merangkum semua yang kita pelajari dalam dua minggu? Dan lagi pula Molly kalau Nott Harus. Tahu. Cara. Membuat. Ramuannya. Artinya kami berdua harus menguasai cara membuat ramuan anti racun naga." Mengambil nafas sesaat Lily melanjutkan,

"Lagi pula kau tahu kan suhu ramuannya harus di jaga selama pembuatan? Dan itu harus di oven kuningan di ruangan bawah tanah yang kata Profesor Prince itu mahal dan susah untuk di dapat." Lily melihat Molly yang wajahnya mulai cemberut padanya, "Maafkan aku Molly, aku janji musim panas ini dengan Effie akan kesana, entah bagaimana caranya, aku janji, sungguh." Tambah Lily dengan lembut.

"Okay, aku memaafkanmu kali ini." Jawab Molly dengan senyum di akhir kalimatnya.

"Thanks Molly."

"Sudah?" Tanya Helen yang sedikit merasa terabaikan.

Sedikit terkekeh, Molly mengerling padanya dan berujar, "Iya iya Ma'am. Aku tahu apa yang di pikiranmu, kereta tidak lama lagi akan berangkat."

Growing PainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang