Hello guys di part ini aku mau ngumumin sedikit perubahan. Di part sebelumnya aku bilang kalau Mr.Carly akan mengumumkan pemilihan pemeran teater dalam 3 hari namun disini akan diganti keesokan harinya. Maaf kalau agak membingungkan. Maklum aku baru belajar membuat fanfic seperti ini. Aku harap kalian tetap bisa membaca karyaku dan aku sangat butuh komentar/vote kalian. Keep reading guys! Enjoyed...
Mentari pagi ini sangat cerah memancarkan cahayanya dari celah jendela kamarku. Rasanya tak ingin cepat-cepat beranjak dari kasur ini. Namun harus ku kurung niatku itu karna mengingat hari ini aku harus bergegas mandi dan sekolah.
“Jo bangun sudah jam berapa ini? kau harus sekolah” teriakan ibuku dari balik pintu.
“Iya mom aku sudah bangun” jawabku singkat lalu menuju kamar mandi yang ada didalam kamarku juga.
Setelah mandi ku berpakaian seragam tidak lupa cardigan coklat yang ikut pula membungkus tubuhku. Tak lupa sepatu adidas merahku. Aku berjalan menuruni anak tangga lalumenyapa ibu dan ayahku lalu sarapan sebentar dan berangkat.
Kulirik jam tanganku sudah menunjukan pukul 6.30 namun tampaknya bus umum kali ini agak terlalu lama datangnya. Kutengok lagi kanan dan kiriku hanya untuk memastikan bus itu sudah datang atau belum.
10 menit ku tunggu akhirnya bus itu menunjukan dirinya. Huh akhirnyaaaa.. kataku lega. Aku duduk dibelakang kondektur karna memang kursi yang tersedia tinggal menyisakan 2 yang kosong. Tak berselang lama aku naik ada seorang cowok juga menaiki bus yang sama. Yang aku lihat dari seragamnya sih dia satu sekolah dengaku, wajahnya pun seperti sudah sering berlalu-lalang disekolah. Aku ingat-ingat lagi siapa yang tengah duduk bersamaku saat ini. aku baru sadar ternyata dia kakak kelasku. Namanya Nathan William, tapi mengapa dia masuk sekolah? Bukannya anak kelas 3 sudah diperbolehkan libur setelah mengikuti ujian? Entahlah.
“Hai. Kau sekolah di st. collage juga?” sapanya mengagetkanku.
“I-iya. Kau kakak kelasku kan? Kok kau masuk hari ini? bukannya kelas 3 sudah diperbolehkan tidak masuk sekolah setelah ujian?” tanyaku.
“Ya aku diminta mengurusi kelas teater adik-adik kelasku makanya aku datang ke sekolah hari ini” jawabnya sambil menatapku.
“Benarkah? Aku ini juga termasuk anak teater lho” jawabku sumringah. Entah mengapa dadaku jadi berdetak lebih cepat ketika menatapnya. Apa ini namanya cinta pada pandangan pertama? Ah tidak mungkin. Ini terlalu cepat.
Aku dan Nathan segera turun dari bus dan berjalan bersama memasuki gerbang sekolah. Namun kami harus terpisah waktu aku memasuki kelas. Pelajaran matematikaku berjalan mulus dan tidak ada hambatan sama sekali. Sebenarnya aku tidak terlalu menyukai matematika namun entah mengapa hari ini hatiku senang. Ella tidak lagi membicarakan si Justin itu. Berbicara soal Justin, aku tidak melihatnya dikelas ini. kemanakah si sombong itu? Entahlah aku berharap dia tidak masuk kelas selamanya doaku dalam hati. Bel menunjukan berakhirnya kelas matematikapun berbunyi. Aku segera menuju mading karna hari ini akan ada pengumuman pembagian pemeran teater.
“Selamat Jo kau terpilih menjadi pemeran utamanya!” teriak Ella yang ternyata dia sudah sampai duluan.
“Ah kau bercanda El” jawabku meragukan omongan Ella.
“Kalau tidak percaya lihat saja tuh”
Aku mendekati mading berwarna hijau itu. Benar saja aku melihat namaku ada disitu diurutan paling atas. Itu berarti aku menjadi pemeran utamanya. Aku mengurungkan niatku untuk cepat berlalu dan melihat siapa yang akan menjadi “Pangeranku” di pertunjukan nanti. Seketika mataku menbulat tak percaya, disitu tertulisnya nama “JUSTIN DREW BIEBER as PRINCE”. WHAT? Kenapa harus si sombong itu? Tadinya aku santai saja aku menjadi pemeran utamanya tapi setelah melihat siapa pasanganku nanti yang menjadi pangeran, itu sangat membuatku ingin memundurkan diri dari teater ini.
2 hari berlalu setelah pembagian nama itu akhirnya hari pertama latihan dimulai. Mr.carly mengabsen semua yang berada dikelas hari ini. Tunggu aku melihat dikelas ini juga ada Nathan yang ikut duduk disamping Mr. Carly. Aku baru ingat kalau dia juga akan mengajarkan kami. Aku diberikan 10 lembar kertas yang didalamnya berisi alur cerita dan dialog yang harus aku hafalkan.
“Khusus untuk Joanna dan Justin aku ingin kalian bisa membentuk camistri yang baik agar nantinya terlihat natural. Mengingat Justin adalah anak baru disini. Aku minta kau dapat membantunya Jo”
Seketika ruangan menjadi riuh dan ramai. Banyak yang menyorakiku dan berkata “cie cie” lah dan sebagainya. Sungguh aku sangat tidak menyukai situasi ini demi apapun. Aku diharuskan dekat dengan orang tersombong yang pernah kutemui. Aku melirik keberadaan Justin saat ini dia malah sedang tertawa menanggapi teman-temanku. Dasar sakit jiwa! Pekikku dalam hati. Aku sedang tersiksa seperti ini dia malah menanggapinya dengan senang. Entah apa yang ada dipirannya saat ini.
Adegan demi adegan kuperankan dengan santai hingga akhirnya ada satu adegan yang mengharuskanku berdansa dengan Justin. Aku bisa merasakan wangi parfumnya saat ini. dimana aku berada kurang dari sejengkal dengan tubuhnya. Tangan kirinya menapit pinggangku dan tangan kananku berada di bahunya. Tangan kiriku dan tangan kanan Justin bertemu menjadi genggaman. Entah mengapa darahku berdesir ketika tangannya menyentuh pinggangku dna kami diharuskan bertatapan. Mamang aku baru kali ini berdansa dengan seseorang. Tapi didasar hatiku aku sangat tidak menginginkan adegan ini. sungguh!
“Kenapa kau gugup seperti itu?” Tanya Justin sambil menatapku.
“Aku tidak gugup” jawabku mencelos tanpa menatap matanya.
“Akui sajalah Joanna” katanya meledekku.
“Sudahlah Justin. Sejak awal aku tidak ingin mengikuti teater ini begitu aku tahu kalau kau menjadi pasangaku. Aku akan bilang ke Mr. Carly dan akan mengundurkan diri dari teater ini” jawabku sambil melepaskan genggamanku.
Seketika tanganku ditarik dan otomatis badanku terbentur dengan badannya. Mata kami kembali saling bertatapan dan aku sangat bisa merasakan hembusan nafasnya. Ya Tuhaaaaan jantungku berdetak sangat cepat saat ini.
“maafkan aku Joanna, tadi aku hanya bercanda” katanya sambil berbisik.
Entah mengapa muluktu tidak dapat berucap, aku terdiam dan menikmati tatapannya di mataku. Mengapa Justin begitu lembut dihadapannku? Sangat beda sekali dengan Justin kemarin yang begitu menyebalkan. Aku tidak tahu sudah berapa lama kami saling menatap seperti ini. apakah dia juga menikmatinya? Sungguh apabila dia punya satu saja tambahan kuping sudah pasti dia akan mendengar detak jantungku saat ini.
Aku tersadar dan dengan cepat melepaskan tangannya. Yang aku tahu dia juga baru saja tersadar. Situasi ini sungguh tidak membuatku nyaman dan sangat membuatku salah tingkah. Aku menjauh dari Justin yang sedang tersenyum tipis kearahku. Aku berbalik badan dan menjauh menuju luar kelas. Tentu saja untuk mengatur nafasku. Akhirnya aku bisa bernafas lega. Tapi mengapa aku sangat menikmatinya tadi? Aku sedang tidak jatuh cinta kan? Aku harap begitu.
“Hai Jo. Tadi itu kekasihmu?” Tanya suara dari sebelahku yang aku tau itu suara Nathan.
“Bu-bukan kak. Dia Justin” jawabku singkat.
“Aku tahu dia anak baru itu kan? Sepertinya tadi kalian baru saja mempertontonkan adegan mesra dihadapanku. Dan itu sangat natural” tanyanya menyelidiki.
“Kau melihatnya tadi? Dia itu orang yang menyebalkan kak. Sungguh menyebalkan” jawabku lagi.
“Aku melihatnya sangat jelas lho” katanya sambil tertawa.
Aku menepuk pahunya pelan. Bayangkan saja saat ini aku ditertawakan oleh Nathan karna kejadianku barusan dengan Justin. Oh Tuhaaaann.. apakah Nathan tidak mengetahui kalau aku sering diam-diam memperhatikannya? Tapi sekarang dia malah menyangkaku berpacaran dengan Justin. Arrrrrghh… sialnya aku.
Bagaimana dengan part yang ini? maaf ya kalau ceritanya aneh dan banyak typo. Maka dari itu aku sangat butuh komentar kalian. Untuk part selanjutnya aku akan mengusahakan secepatnya. Kalian bisa mention aku ke @diahlesss untuk komentar dan kritikannya. Thanks guys!