Flashback
Entah apa yang terjadi dengan wajahku, aku sudah tidak merasakan sakitnya lagi. Tapi darah terus saja mengalir di bagian pelipis ku, hidung, dan tangan ku. Terparah adalah kaki ku, dengan luka tembak yang membuat kaki ku terasa kaku dan panas. Tapi ini membuat ku setidaknya sedikit saja bahagia, akhirnya aku bisa lolos dari kejaran mereka. Aku terus berlari meski aku tau akan berakibat buruk nanti dengan kaki ku. Yang penting aku bisa lolos. Ayo Ana lariiiii!!!!!!Ana POV
Star Club, Juli 2015
Aku mematut kembali tampilanku, baju waitress mini merah menyala yang sangat ketat dan terbuka sana sini. Sudah setahun lebih aku bekerja disini dan sembunyi dari kejaran orang jahanam itu. Dengan tanpa bekal ijazah memangnya pekerjaan apa yang akan aku harapkan? Bisa digaji untuk membeli makan dan bayar kos saja aku sudah berterimakasih.
Aku berjalan menuju meja bar dengan banyak pria pria hidung belang di setiap sudutnya untuk mencari pemuas mereka. Apalagi kalau bukan Minuman haram ini dan tentu saja wanita.
Ketika aku sedang asyik meracik minuman nya tiba tiba saja dia menyentuh daguku.
"Hai, kamu cantik sekali, berapa tarifmu?" pria botak itu menyeringai ke arahku, dan aku hanya tersenyum gugup. Lupakanlah tentang ingin marah pada lelaki botak itu ataupun ingin berteriak dan menendangnya. Aku masih waras meskipun merasa murahan disatu sisi, tapi ini adalah pekerjaanku.
"Maaf tapi aku tidak melayani seseorang tuan" desisku sambil tetap memberi senyum padanya.
Dia nampak tertawa meremehkan "Oke, kau hanya bekerja tanpa bonus begitu? Omong kosong".
Aku berusaha untuk tidak memperdulikannya dan kembali melayani pelanggan lagi mengantar minuman di sudut sudut tentu saja.Tiba tiba saja aku melihat seseorang dipukul. Seseorang yang sangat besar dan tua baru saja memukul laki laki yang kukira juga sama tua nya dengan si gendut tukang pukul itu, dan disebelahnya wanita berambut blonde panjang yang memegangi si gendut supaya tidak memukul cowok satu nya lagi. Tapi kurasa si gendut terus ingin memukul cowok itu dan si cowok itu kenapa hanya diam aja?
Selesai memukul cowok itu sampai tidak sadar barulah si tua itu pergi bersama gundiknya aku rasa, aku berjalan mendekati cowok tadi. Dia mengingatkanku dengan diriku sendiri jika seperti ini dipukul dan ditinggal pergi oleh ayah angkatku.
"Kamu baik baik aja kan?" aku membangunkannya dan dia hanya mengeluh dan kemudian berbalik masih sambil mabuk dan tak sadar kan diri dengan penuh luka. Dan upssss... Tebakan ku salah dia ternyata masih sangat muda dan sangat tampan. Wajahku langsung memerah melihat wajahnya yang putih terawat tanpa jerawat dengan bibir penuh yang merah menggoda, hidung mancung dan bola mata yang padat. Dia mengenakan kaos dan jeans lusuh? Cowok setampan dia?"Eunghhhh.... " dia melenguh dan membuat ku semakin panik.
"Tuan bisakah aku menghubungi seseorang yang anda kenal? Kurasa anda butuh untuk pulang" aku menyarankan ketika melihat dia mulai membuka matanya dan melihat kearahku.
Aku terus berbicara dan dia masih memandangku dalam diam.
"Bisakah kamu hanya diam saja" dia memegang tanganku dan menatap tajam ke arahku. Dan sentuhannya membuatku merasa sesuatu dalam diriku meremang dan ingin disentuh lebih lagi."Ba. . baiklah tuan ... Aku rasa ak... Aku harus kerja lagi" ucapku dan berniat meninggalkannya tapi dia mencegahku.
"Jangan, disini saja aku butuh seseorang untuk menemaniku""Eeeh ta... Taapi aku tidak untuk menemani siapa siapa tuan" cicitku dan dia malah tertawa cekikan yang membuatku bertambah bingung.
"Tentu saja bukan itu maksudku, kau disini saja DIAM temani aku"
"Tapi aku harus bekerja" sela ku.
"Aku akan dimarahi atasanku, aku tidak bisa" aku menyelanya lagi.
Dia menyeringai "aku kenal baik dengan bos mu jadi turuti saja"
"Maaf, tapi aku bekerja bukan untuk makan gaji buta" aku menimpalinya dan segera pergi dari sana berlama lama dengan dia membuat ku gugup saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire (PENDING)
Roman d'amourDON'T COPAS DON'T REMAKE Ketika roda itu tak pernah berputar aku hidup dengan banyak hutang yang diwariskan oleh ayah angkat ku yang adalah bajingan. Dengan ibu yang sakit - sakitan dan kakak tiri yang selalu melirikku penuh nafsu bagai singa yang m...