O9. Navy Hoodie

48.2K 5.8K 78
                                    

Yang sudah mati dapat datang di dalam mimpi bertemu dengan yang masih hidup. Mereka dapat berkomunikasi atau hanya sekadar saling tatap. Memang hal yang mustahil, tetapi memang begitulah yang terjadi pada Jasmin.

Jasmin terlelap dalam tidurnya, di dalam mimpinya ia sedang berada di taman ilalang. Gadis itu tersenyum menikmati aroma sejuk dari dedaunan. Tak lama seseorang menepuk pundaknya. Seorang gadis berambut pendek sebatas leher menatapnya.

"Aish! Mauza, kenapa kamu masuk ke dalam mimpiku?" tanya Jasmin dengan raut kesal.

Mauza menyeringai, "Aku pinjam badan kamu ya?" tanya Mauza. Jasmin menggelengkan kepalanya beberapakali menolak permintaan Mauza.

Di dunia nyata, Ghibran melirik Jasmin yang berperilaku aneh, gadis itu melakukan hal yang sama seperti dalam mimpinya.

"Dia ngingau?" tanya Ghibran.

Kembali ke dalam mimpi Jasmin, Mauza memohon pada Jasmin agar meminjamkan tubuhnya. Di dalam mimpi wajah Mauza tidak terlalu pucat. Justru terlihat manis dan tidak menakutkan seperti biasanya.

"Untuk apa?" tanya Jasmin.

"Tolong sekali aja." Mauza benar-benar memohon tanpa memberitahukan alasannya pada Jasmin. Jasmin tidak ingin Mauza menggunakannya untuk hal yang tidak baik. Apalagi Mauza meninggal karena dibunuh oleh seseorang.

"Kamu harus punya alasan yang jelas," ujar Jasmin.

Mauza memasang raut kesal. Mauza tak mendengarkan Jasmin, ia keluar dari dalam kepala Jasmin. Masuk secara paksa ke dalam tubuh Jasmin. Yang terjadi justru Mauza terpental jauh.

⚫🎑⚫

Arwah Jasmin terpental jauh sampai ke kelasnya. Gadis itu menggerutu terhadap perlakuan Mauza. Jasmin tidak dapat mentoleransi hal ini, ia akan mengancam Mauza bahwa ia tidak akan membantunya.

Sampai di dalam ruang kesehatan, Jasmin melihat Sehun, Kaisar dan Daneen. Ia dapat melihat tubuh lemahnya yang terbaring kaku karena Mauza mencoba untuk memasuki tubuhnya.

"Memang hal yang dipaksain itu nggak akan berakhir bagus," ujar Jasmin seraya menggelengkan kepalanya. Seolah hal seperti ini sudah pernah terjadi. Jasmin tidak terlalu memperdulikan raganya yang terbaring lemah.

Jasmin melirik Sehun yang sedang melihat ke arah raganya yang berada di atas brankar. Insting jahilnya muncul, rasa kesal pada Sehun karena seringkali mengabaikannya membuatnya ingin sekali mengerjai Sehun.

Gadis itu menyentil telinga Sehun beberapakali, tak lama lelaki itu menengok ke arahnya dengan tatapan kosong. Jasmin melancarkan tinju beberapakali hingga mengenai perutnya, tetapi tanganya menembus karena Jasmin tidak beraga.

"Rasain kamu udah jahat. Seenggaknya dalam bentuk roh gini aku bisa ngelakuin apa yang aku mau lakuin ke kamu."

Sehun tersenyum miring. "Ngelakuin hal yang kamu mau ya?" Jasmin mengedipkan matanya beberapakali, ia terkejut dengan pertanyaan Sehun, apalagi pemuda itu menatap kosong kearahnya.

"Kenapa kamu keluar dari ragamu?" Jasmin semakin terkejut ia mundur beberapa langkah menjauhi Sehun.

Jasmin kembali mendekat, ia mengibas-ngibaskan telapak tangannya pada wajah Sehun. Sehun mengedipkan matanya beberapakali dengan raut datar. Setelah itu ia menggelengkan kepalanya.

"Kaisar, sepupumu ada di sini. Ia mukulin aku dalam bentuk roh," celetuk Sehun.

Jasmin menutup mulutnya, ia pun lari tunggang-langgang karena sikap frontal Sehun. Sehun menyorotnya sampai hilang ditelan oleh dinding.

"Serius? Ada Jasmin di sini?" tanya Kaisar menunjuk ke arah tempat Jasmin tadi berada. Daneen heboh sendiri, ia menggosokkan lengannya menggunakan telapak tangan.

"Jasmin bisa kayak gitu? Serius? Wah! Ada juga yang sejenis sama Sehun." Daneen memegang kepalanya lalu berputar-putar terkejut dengan yang terjadi.

Sehun melirik Daneen kesal. "Sejenis?"

Setelah itu Sehun menatap Kaisar. "Dia udah nggak ada di sini, Jasmin kabur pas aku ngasih tau kamu," ujar Sehun, "aku kira dia cuma bisa ngelihat aja, taunya sampai keluar dari raganya gitu. Ngapa nggak jadi dukun aja dia?"

Kaisar mendengus. "Jangan ngomong gitu. Agak mengenaskan hidup Jasmin, dia pindah juga karena dikucilin sama teman-temannya gara-gara bisa lihat yang begituan."

Sehun mengangguk mengerti, memang sebagian anak yang tak dapat mengerti perbedaan akan melakukan hal itu. Pantesan Kaisar bisa bertahan temanan denganku, karena dia udah terbiasa dengan Jasmin. Atau bahkan mikirin gimana jadinya kalau Jasmin di posisiku. Sehun membatin seraya tersenyum mengerti.

"Ngelihat kondisi Jasmin sekarang, ada arwah yang maksa masuk ke raga dia, tapi nggak bisa." Kaisar berjalan mendekati brankar lalu mengusap surai Jasmin.

Sehun menghela napasnya menanggapi, ia dapat mengerti posisi Jasmin saat ini, walaupun dirinya tidak dapat mengeluarkan jiwanya dari raganya.

⚫🎑⚫

Jasmin lari tunggang-langgang bersembunyi di toilet perempuan. Setidaknya Sehun tidak dapat masuk ke tempat ini.

"Baru kali ini, liat orang yang punya kemampuan yang sama. Agak ngeri juga." Jasmin duduk bersandar pada dinding.

"Apa jangan-jangan alasan Mauza nggak pernah nampakin wujud aslinya, karena dia tau Sehun bisa lihat arwah juga? Tunggu," ujar Jasmin, "terus kenapa dia minta bantuan sama aku, bukan Sehun?"

Netra Jasmin mengedar ke seluruh ruangan, gadis yang meninggal di toilet ini tidak kunjung muncul. Jasmin bernapas lega, mungkin ia sudah kembali ke alamnya.

"Mending aku ke taman belakang, biar cepat selesai masalah Mauza dan gadis ini. Mauza kalau dibiarin lama-lama bisa seenaknya aja, tiba-tiba mau masuk ke ragaku." Jasmin berjalan keluar dengan hati-hati, ia tidak ingin berjumpa dengan Sehun.

Jasmin berlari kecil di koridor lantai bawah, ruang kesehatan berada di gedung lain yang tak jauh dari gedungnya. Ia sangat yakin Sehun masih berada di sana. Jasmin membutuhkan waktu yang lama untuk keluar dari gedung.

⚫🎑⚫

Sekarang Jasmin berdiri di hadapan sebuah pohon besar. Di bawahnya terdapat gundukan tanah yang tertutupi oleh rumput jepang. Tak ada satu arwah pun yang berada di sana padahal jika dilihat, tempat ini sangat memungkinkan ditinggali arwah.

Jasmin duduk di hadapan gundukan tanah tersebut. Perlahan tangannya memegang pohon yang berada di sisi gundukan tersebut. Netranya tertutup sangat dalam, jantungnya berdegup sangat kencang. Jasmin tertarik ke dalam kegelapan. Tak lama di hadapannya terdapat sebuah layar besar, ia memilih salah satu video di dalamnya, lalu menekannya.

Seketika tubuhnya terjun bebas dari tempat gelap tersebut, ia berada di dekat pohon besar yang ia duduki. Langit sangat gelap, Jasmin dapat memperkirakan bahwa sekarang sekitar pukul 8 malam.

Angin bertiup sangat kencang menerbangkan surai panjangnya. Tak dapat dipungkiri hawa dingin menusuk sampai ke tulangnya.

Netranya menangkap seseorang menjatuhkan tubuh Mauza masuk ke dalam lubang yang cukup dalam. Orang tersebut mengenakan hoodie berwarna navy, tudungnya ia kenakan. Topi hitam menutupi sebagian tudung hoodie yang ia kenakan. Sosok tersebut menyorot Mauza yang sudah terbaring di dalam lubang.

Wajahnya tertutupi masker yang tersisa hanya matanya. Jasmin tidak dapat melihat dengan jelas dan ia tidak dapat mendekat.

Petir menyambar, hujan akan turun. Sosok itu bergegas menimbun tubuh Mauza yang tak sadarkan diri lalu menutupi bekas timbunan dengan rumput yang sama dengan sekitarnya.

Jasmin ditarik, napasnya tersengal-sengal. Ia kembali ke dalam tubuhnya. Di hadapannya Mauza melayang menyorotnya.

✔ INDIGO 1 | Kematian Gadis ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang