3. Shilla?

214K 7.4K 66
                                    

***
Selama perjalanan di dalam mobil, Kak Dave hanya asik mengobrol bersama Mbak Shilla, huh pacaran ga mandang tempat banget, sedangkan aku dengan Ardra hanya sesekali mengobrol karena Aku masih kepikiran soal Kak Dave yang berpelukan bersama Mbak Shilla di taman belakang tadi dan cara pandang Mbak Shilla melihat Kak Darrel seperti mempunyai perasaan lebih. 'Ah gue ga boleh su'uzon apa gue cemburu ya? Eh ngapain juga cemburuan ihhh' batin ku sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Eh, Key kenapa sih lo dari tadi geleng-geleng mulu. Pusing lo ya? Apa kita ntar abis ngantar Mbak Shilla ke dokter langsung aja?" Tanya Ardra bertubi-tubi sambil meletakkan punggung tangan nya ke kepala ku.

Sontak Kak Dave dan Mbak Shilla langsung menoleh kearah kami.

"Ihhhh Dra gausah lebe gitu juga kali. Gue gapapa kok, lo kenapa? Efek terlalu lama menyendiri ya neng makanya mau ngasih perhatian lebih terus ke orang lain? Sorry tapi gue masih normal wleee," candaku kepada Ardra. Sontak Kak Dave dan Mbak Shilla yang mendengar celotehan ku pun cekikikan sambil memegang perut dan yang aku goda pun hanya memasang wajah cemberut.

"Ihh bukan gitu. Ntar kalo lo mendadak mati terus ntar gue yang disalahin terus dituduh ngebunuh anak orang gimana? Kan berabe gue gamau keles masuk penjara, pengen merasakan SMA dulu, kuliah dan NIKAH," cerocos Ardra panjang lebar. Kak Dave mendengar hal itu pertama ekspresinya sangat shock lalu kembali ketawa.

Aku hanya menggelengkan kepala ku mendengar orang disamping ku yang sudah ku anggap sahabat ini.

***
Setelah mengantarkan Shilla ke rumahnya. Mereka langsung menuju rumah Ardra, karena Key terus dipaksa oleh Ardra untuk main terlebih dahulu dirumah mereka. Key pun hanya mengiyakan karena percuma berdebat dengan Ardra, pasti dia akan selalu kalah dan berujung mengalah.

Saat tiba di rumah Ardra, Dave langsung berpamitan pulang karena ingin segera istirahat.

"Yaudah sana pulang hush hush sana. Eh perlu ga nih ngucapin terima kasihnya Kak? Eh gausah ajalah ya lagian kan lu supir gue," ucap Ardra sambil cekikikan.

"Yeeeee si kuncrut, ngusir nih ceritanya? Okey fine, sampe disini saja tali persaudaraan kita, aku ga kuat lagi sama tingkah kamu yang selalu mandang aku rendah hiks," ucap Dave yang pura-pura merajuk.

"Sumpah demi apapun nyesel gue punya sepupu kayak lo Bang, perasaan Tante Dinda sama Om Dani ga lebe-lebe amat kayak lo deh Bang," ucap Ardra sambil menatap horor ke arah Dave.

"Ihhhh somplak emang lo ye sebagai adik sepupu gapantes disebut sepupu banget ih. Udah ah bye kakak sepupu mu yang gans nan tampan ini ingin boteng dulu mwah," ucap Dave dengan gaya menggoda.

"Yeeeee si curut. Eh btw boteng apaan sih Kak?" Tanya Ardra dengan tampang penuh penasaran.

"Hmmmmmmmmm,"jawab Dave sambil sok mikir, "Bobo ganteng hahahahhahahahahhaa." Lalu setelah mengatakan hal itu Dave lari sambil cekikikan melihat ekspresi wajah Adrar yang melongo mendengar hal itu.

"Horor lo Bang ih!!!!" Ucap Ardra dengan tampang horor. Mendengar percakapan dua orang yang sepupuan ini, Key hanya bisa tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Udah ah ayok Dra masuk ihh bengong aja," ajak Key.

"Hehe iya iya Key seloo. Hayuu masuk."

Ketika masuk ke dalam rumah Ardra ternyata di dapur ada Mama Ardra yang kelihatannya sedang memasak.

"Assalamualaikum," ucap Ardra.

"Waalaikumsalam," jawab Mama Ardra. Mama Ardra langsung menghampiri Ardra dan Key.

"Eh anak Mama udah pulang. Ini siapa sayang?" Tanya Mama Ardra sambil tersenyum ramah.

"Oh iya Ma, ini namanya Key dia temen sebangku Rara. Key ini Mama gue," ucap Ardra yang memperkenalkan Key kepada Mamanya.

Fall in love with Senior?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang