CHAPTER 4 - JESSICA MILA AGNESIA

1.3K 62 6
                                    

Tak terasa sudah dua bulan lebih aku bersekolah di sini. Tak ada yang berubah sejak aku pertama kali menginjakkan kaki di sekolah ini. Aku masih berteman baik dengan Prilly dan Michelle, masih ke sekolah bareng sama Mona dan Babas, masih jadi murid terfavorit versi guru Fisika, dan bahkan masih sebangku sama si Playboy, Kevin Julio Chandra. Ya, sebenarnya sekaligus menjadi orang yang paling sering di goda oleh cowok itu.

Hari ini, jam terakhir di kelas kami seharusnya digunakan untuk belajar Biologi. Tapi karena gurunya gak masuk, teman-teman sekelasku jadi ribut sana-sini. Aku menatap meja Prilly. Kosong. Penghuninya lagi sakit. Aku kemudian menoleh ke bangku Michelle dan Cio di belakangku. Hanya ada Cio di sana. Michelle lagi izin. Kenyataan kalau kedua sahabatku tidak datang membuatku hanya bisa berdiam diri dan melamun di bangkuku. Padahal kalau lagi kosong gini, biasanya kami bertiga akan bercanda dan tertawa bersama. Huffttt...

"Hai!" sebuah suara dari arah kiriku tiba-tiba menyapa. Aku menoleh. Ya ampun orang itu lagi.

"Hei. Kok gak dijawab?"tanyanya.

Aku tersenyum. "Hai!" aku membalas sapaannya Lalu kembali melamun.

"Kok gak gabung sama yang lain?"tanya dia lagi yang tak lain tak bukan adalah Kevin.

"Gak ada Prilly sama Michelle"jawabku.

"Jangan terlalu tergantung sama mereka. Ntar kamu gak bisa berinteraksi sama yang lain loh"katanya. Aku hanya menatapnya sebentar lalu kembali pada posisiku, menopang dagu.

"By the way, besok Ali ngerayain Sweet Seventeen-nya. Mau pergi bareng aku?"tawarnya. Aku menatapnya. Kali ini lebih lama. Mata kami bertemu. Deg... OMG kenapa nih?tanyaku dalam hati.

"Aku pikir-pikir dulu"kataku akhirnya, walaupun hatiku masih dag dig dug ser..

"Aku tunggu ya kabarnya. Ini nomor HP ku"ujarnya sambil memberikan secarik kertas sambil tersenyum. Aku membalas senyumannya dan mengambil kertas itu. Kevin pergi dan bergabung dengan Cio dan Ali. Aku melamun lagi. Ya ampun, entah apa yang aku pikirkan sampai jantungku berdetak sangat kencang saat bertatapan dengannya. Walaupun terkenal dengan sifat badboy-nya, wajah dan mata Kevin malah menampakkan sifat lembut. Aduh.. aku kenapa jadi mikirin dia gini sih. Kring... bel membuyarkan lamunanku. Aku segera bersiap untuk pulang.

"Kak Mila" panggil seseorang dari pintu kelasku. Ya elah bocah itu lagi.

"Ya"sahutku sambil menghampirinya. Kami berjalan beriringan ke bus sekolah yang sudah menunggu di depan gerbang.

"Kak Prilly sama kak Michelle mana?" tanya Mona.

"Gak masuk" jawabku singkat.

"Oh. Eh kak tahu gak besok kak Ali ulang tahun loh"ujarnya sambil cengengesan.

"Iya udah tahu"kataku sambil naik ke atas bus dan diikuti oleh Mona.

"Babas ngajak aku buat pergi bareng donk"pamernya sambil duduk di sebelahku.

"Bodoh amat"kataku tidak peduli.

"Ih kakak kok gitu sih"ujarnya dengan bibir manyun.

"Ya mau gimana lagi? Dari dulukan kalian emang sering pergi bareng. Ke ulang tahun ponakannya Bastian yang umur 1 tahun aja masih pergi bareng" ujarku yang memang sudah tahu mereka dari kecil. Mona makin cemberut.

15 menit kemudian kami tiba di rumah...

Aku segera masuk kamarku dan Mona masuk kamarnya. Di dalam kamar yang aku lakukan pertama kali adalah melihat smartphoneku yang tergelatak begitu saja di atas tempat tidur. Segera kunyalakan benda kesayanganku itu dan mulai mencari nomor HP dengan nama kontak 'Prilly' di dalam sana. Tit tit tit..

"Halo" sapaku

"Halo Mil" balas Prilly di seberang sana.

"Gimana keadaan kamu?"tanyaku basa-basi

"Udah baikan kok" katanya.

"Eh besok Ali ngerayain Sweet Seventeen tuh. Kamu gak ikut?"godaku.

"Ikut donk" ujarnya bersemangat.

"Kan lagi sakit"godaku lagi.

"Kan aku udah bilang, aku udah baikan" sahutnya.

"Oh iya yah"kataku sambil tertawa.

"Besok kamu pergi?" tanya Prilly.

"Gak tahu deh" ujarku, lesu.

"Yah, kok gitu sih. Ikut aja yah" mohonnya padaku.

"Iya deh. Tapi aku jemput yah" kataku.

"Gak usah Mil. Besok mau ke salon dulu" ujarnya.

"Ke salon? Ngapain?" tanyaku kebingungan.

"Kan yang ulang tahun pangeranku" ujarnya dengan nada manja.

"Ya udah. Aku besok sama Michelle aja deh" kataku akhirnya.

"Michelle kan bareng Cio" katanya.

"Oh gitu. Ya udah deh." kataku pasrah.

"Tapi besok janji datangkan?" tanya Prilly.

"Iya. Udah dulu yah. Bye" ujarku hendak menutup telepon.

"Bye"sahutnya. Tit tit tit..

Sambungan terputus. Aku melempar tubuhku ke tempat tidur dan menyadari kalau aku seharusnya tidak berjanji pada Prilly. Aku tak mungkin pergi ke sana sendirian dengan berbekal kesotoyanku mencari-cari jalan dan akhirnya akan tersesat. Kalau mau bareng sama Mona dan Babas, gak mungkin. Mereka berdua paling gak bisa kalau diganggu. Ah terus sama siapa donk..

Tiba-tiba aku ingat tawaran Kevin. Segera ku ambil kertas yang diberikannya tadi. Mencet nomor dan..... SAVE. Duh ini karena saking bingungnya mau bilang apa. Telpon, gak, telpon, gak. Ya ampun jadi bingung sendiri. Aku menatap layar smartphoneku. Di sana tertera nama kontak 'Kevin'. Akhirnya, aku menarik napas dalam-dalam dan mulai menekan tombol panggil. Eh gak jadi deh. SMS aja kali yah? Ya udah deh SMS aja.

"I accept your offer. Mila" Segera kukirim pesan yang amat singkat itu ke nomor Kevin. Tak butuh waktu lama, ia membalasnya:

"Di mana aku harus menjemputmu?"

"Di halte bus nomor 03" balasku.

"Okay ! I will pick you up tomorrow at 06.00 p.m. See you soon"

**TO BE CONTINUE...**

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAY YOU LOVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang