Chapter 4

24 0 0
                                    

Pelajaran Mr.Drake selesai membuat anak kelas riuh membereskan buku-buku mereka untuk segera pulang.Aku memasuki buku-buku pelajaranku kedalam tas,aku mengeluarkan handphone ku.Jari-jariku menari diatasnya mengirim pesan ke seseorang.

Pulang bareng?

send.

setelah beberapa lama aku mendapati ponsel ku berbunyi,

Tidak bisa,aku ada latihan basket hari ini dan pertemuan osis.kau bisa pulang sendiri?Atau perlu kusuruh Hans menjemputmu?

aku dengan cepat membalas pesan kak Hunter.

Tidak usah,aku pulang sendiri saja.

Aku memasukkan ponsel ku lalu meraih tasku.

"Kau pulang sendiri?" tanya Gretel.

Aku mengangguk,"Lebih baik kau pulang bareng denganku,lagipula kita sudah lama tidak jalan bareng." ajaknya sambil menaik turunkan alisnya.

Aku memutar bola mataku,"baiklah."

Aku berjalan keluar kelas menuju koridor bersama Gretel,tiba-tiba seseorang merangkul kami dari belakang."

"Dasar egois,pulang hanya berdua tanpa mengajakku." Bisik Dave.

"Memangnya kau tidak disuruh membawakan buku oleh Ms.Leon?" tanya Gretel.

"Malas sekali aku membawanya,awalnya memang ia suruh aku membantunya.Tapi aku bilang saja aku harus buru-buru."  ujarnya sambil mengedikkan bahunya.

"Haha..dasar." ucap gretel.

"Bagaimana dengan hari pertamamu,Nine?" tanya Dave sambil berjalan mundur didepan kami.

"Hmm..baik." 

"benarkah?kalau aku jadi kau sih aku akan minta dipindahkan kelas daripada aku harus duduk berdua dengan Gretel." ledeknya yang disambut cubitan oleh Gretel.Dan ya,mereka akhirnya bermain kejar-kejaran.

Aku menatap mereka malas dan terus berjalan menghampiri mereka.

Tanpa sadar aku menyenggol bahu seseorang cukup keras,"Sorry."

Aku menatapnya,dia tidak menatapku dan hanya menengokkan kepalanya,itupun hanya sedikit.Badannya yang tinggi membuatku sulit menatapnya.Ia hanya mengangguk lalu berjalan kembali.Aku hanya mengedikkan bahuku dan kembali berjalan menghampiri Dave dan Gretel.

Aku membanting tasku lalu menghempaskan tubuhku diatas kasurku.Mataku menerawang menatap langit-langit kamar.tanganku segera mencari-cari ponselku dan membuka salah satu pesan yang tadi tidak sempat kubaca.

Nine...apa kabar?aku dengar kamu baru keluar dari rumah sakit.Aku merindukanmu. bagaimana kalau kita bertemu diRestaurant depan stasiun?You must be there at 4 pm.See you  -Diana

Hey Diana,aku merindukan mu juga.at 4 pm,Okay -N

aku melemparkan kembali ponselku kekasur dan dalam sekejap mataku menggelap.

***

Aku mengaduk Frappuchinoku sambil sesekali membuang pandangan kearah jalanan Jakarta dibalik jendela besar disebelah kiriku.Sebuah bel berdenting membuatku sadar dari lamunanku.Seseorang berambut hitam panjang dengan sweater biru tua dan rok selututnya melangkah masuk dengan anggun membuatnya menjadi sebagian pusat perhatian direstaurant ini.

Matanya mencari-cari pasangannya hingga bola matanya yang hitam pekat menatap mataku.Setelah ia menatapku,ia berjalan kearah mejaku dengan senyumnya.aku berdiri dan memeluknya.

Ia menarik kursi dan duduk dihadapanku,"Seorang putri baru bangun dari tempat tidurnya,bagaimana kabarmu?." katanya sambil tersenyum kearahku.

Aku tersenyum simpul,"Baik."

Blinded PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang