Hembusan angin,cahaya matahari senja membuat pantulan air danau kristal,kicauan burung dan bisikkan daun daun pohon membuat suasana hati siapapun menjadi tenang.
duduk disalah satu tepian jembatan kecil danau adalah pilihan yang tepat.aku memainkan air danau dengan tanganku.menikmati hembusan angin yang mengelus wajahku dengan lembut.
suara patahan ranting dibelakangku menggangu pendengaranku membuat ku menoleh cepat.
"Nine.."
bisikan itu,seseorang memanggil namaku.
"Nine..."
suara itu mengundangku untuk mengikutinya.
lamgkah kakiku terus megikuti suaraku hingga semakin jelas,semakin dekat.
Dan aku melihat,seseorang seperti berdiri disana,cahaya terang dalam dirinya membuat ku sulit melihatnya.
Ia berdiri disamping pohon,hingga mataku mulai dapat berbaur dengan cahayanya.
Mataku membulat menatapnya,seorang perempuan mengenakan baju dress putih panjang,rambut pirang gelombangnya terurai panjang.Ia terlihat sangat cantik dan anggun.Sekitar berumur 4 tahun lebih tua dariku.
Ia tersenyum menatapku,"Nine.."
Tiba-tiba senyumnya berubah menjadi kepanikan dan kesediha ,"You could save me." Lirihnya."
Ia terus mebgulang-ngulang kata-kata itu.Semakin ia menyebutnya,kata itu semakin terdengar seperti frustasi dan teriakan.
Aku tidak mengerti,siapa dia?Ia seperti ingin meminta bantuanku.Dan rasanya aku pernah mengenalinya.
Tiba-tiba suasana berubah,Langit yang biru cerah berubah menjadi ungu tua,daun warna hijau dan kuning yang berjatuhan menjadi berwarna merah tua.Pohon yang berwarna coklat berubah menjadi hitam.
aku menatap sekelilingku dengan gusar dan panik,Aku melihat kearah perempuan tadi,
tiba-tiba ia berada didepanku,Ia berubah,baju putih bersih yang ia kenakan berubah menjadi berlumuran darah,wajahnya juga penuh dengan darah tak menentu,Wajahnya terlihat menyeramkan dan tersirat kemarahan.
"YOU COULD SAVE ME!!!" teriaknya kearahku.
Aku terjongkok dan menutup telinga dan mataku, "NOO..." teriakku.
Aku terbangun dengan keringat mengucur diseluruh tubuhku.
Aku mengatur nafasku yang tak tentu.
Mimpi buruk lagi.
Aku berteriak dengan tertahan dan meremas selimut yang kukenakan.
Sial,kenapa aku jadi bermimpi seperti ini?
Aku menatap jam dindingku.
masih pukul 2 pagi.Aku menyikap selimutku dan mengenakan sandal kamarku.Tanganku membuka kenop pintu dan menuju kearah dapur.
Seluruh ruangan masih terlihat gelap,hanya lampu penerangan kecil yang menerangi dapur.Aku membuka pintu kulkas dan mengambil sebotol susu putih lalu menuangkannya kegelas dan meminumnya.Pikiranku masih kacau setelah mimpi tadi.
"Siapa disana?"
Suara seseorang disampingku membuatku tergelonjak kaget,aku menengok kearah suara itu.Wajahnya tidak terlihat karena suasana masih gelap,tapi aku tau itu suara siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blinded Pain
RomanceMasa Lalunya yang kelam,membuat dirinya entah harus pergi kemana.Suara-suara itu,terus menghantui pikirannya.Rasa bersalahnya tak henti berteriak menuduhnya.Tidak,padahal ia tidak mengetahui apa-apa.Semua orang terasa bertingkah aneh dihadapannya.Ia...