Bab 5 - Problem?

194K 6K 37
                                    

Suara dering handphone membangunkan aku dari tidur panjangku malam ini. Sebuah dering singkat dari blackberry message mampu membuatku terjaga dan membuat mataku terbuka lebar-lebar saat mengetahui bahwa Tessa mengirimkan sebuah pesan untukku.

Proffesor ada dikampus sampai jam 11. Cepat kesini!!!

Astaga!

Buru-buru aku bangkit dari tidurku. Aku harus bertemu dengan proffesor hari ini juga. Sudah lama sekali skripsiku terbengkalai karena aku selalu absen dan selalu mengingkari jadwal pertemuanku dengan proffesor untuk mengoreksi skripsiku.

Aku sempat melirik jam yang menempel pada dinding kamar ini. Pukul delapan lebih lima menit. Akkhhhh shit! Kenapa aku bisa tidur selama ini? aku menggeleng-geleng kepalaku frustasi.

Tapi baru saja aku turun dari tempat tidur. Sebuah pemandangan aneh yang tak biasa mengganggu penglihatanku.

"Tama?" desisku.

Dia masih tertidur lelap tepat disampingku.

Aku mengerutkan dahiku sendiri. Bukankah aneh, jika orang yang terkenal akan disiplin dan selalu tepat waktu masih tertidur di jam segini dan belum bersiap untuk praktek di Rumah Sakit?

Huh.

Semoga semua orang yang ada di Rumah Sakit itu segera sadar kalau dokter ini mempunyai muka dua yang sisi bejatnya sangat pintar ia sembunyikan. Aku tidak tega jika dokter sebaik dokter Thomas terus-terusan ditipu oleh dokter Tama.

Akkhhhhh.

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Kenapa aku malah memikirkan dokter ini? Lagipula apa urusanku memikirkan semua hal itu? Padahal ada hal yang lebih penting yang seharusnya aku pikirkan. Sesuatu yang menyangkut masa depanku. Skripsiku.

Melihat Tama yang masih disini lebih baik aku segera pergi dari apartement ini. Siapa yang akan menjamin jika ia bangun dan menyanderaku lagi sehingga aku harus melayaninya dan membatalkan pertemuan dengan proffesor untuk kesekian kalinya. Lebih baik aku mandi dan bersiap-siap ditempat lain untuk menyingkat waktu untuk berlama-lama disini.

Dengan gerakan pelan, aku segera memasukkan baju bersih dan semua perlengkapan mandiku kedalam tas lalu keluar dari apartement ini.

Untung saja aku cepat tersadar sehingga aku bisa pergi dari apartemen ini dengan tenang.

"Tapi mau mandi dimana aku?" tanyaku pada diri sendiri saat aku berhasil keluar dari apartemen. Tidak mungkin jika aku pulang kerumahku sendiri hanya untuk sekedar mandi. Jaraknya terlalu jauh dari apartemen ini dan tidak searah dengan jalan menuju kampus.

Aku memutar otakku dan ketika aku menemukan solusinya aku mengambil ponsel dari saku celanaku.

Kau dimana?

Aku mengirimkan blackberry message kepada Tessa.

Aku masih dikost-an. Aku sedang bersiap untuk bertemu dengan proffesor.

Aku menyunggingkan bibirku saat mendapatkan balasan dari Tessa.

Tunggu aku, please. Aku sedang dijalan menuju kost-anmu. Sepuluh menit lagi aku sampai. Aku ingin numpang mandi. Air pam yang ada di rumahku mati.

Aku menghela napasku sebentar saat aku sudah berani berbohong kepada sahabatku ini. Tapi mau bagaimana lagi? Hanya ini satu-satunya cara agar Tessa tidak curiga kepadaku.

Oke. Aku tunggu.

**

"Thank's Tessa." Ucapku pada Tessa saat aku mendapatkan tumpangan mandi.

Kiss me Hug me Touch meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang