Chapter 6

12.2K 1K 39
                                    

Baekhyun dan Chanyeol menunggu di stasiun kereta bawah tanah sembari meminum amaericano mereka masing-masing. Mereka tertawa dan membicarakan hal-hal yang sepele, tak ingin menghabiskan waktu hari ini dengan hanya terdiam. Ketika kereta mereka sampai mereka dengan senangnya berlari menuju pintu kereta seperti anak kecil yang baru pertama kali menaiki kereta.

"Chanyeol, di Lotte World nanti kau harus menaiki Roller Coaster, dan kau tak boleh menolak."

"A—apa ? Baek, kau tahu aku takut ketinggian kan ?"

"Ku mohon," Baekhyun menunjukan mata memohonnya yang bisa membuat Chanyeol terjun dari tebing jika Baekhyun memintanya.

"Baiklah, tapi jika terjadi sesuatu pada ku, kau tak akan ku maafkan."

"Jangan jadi pengecut, Chan. Memangnya apa yang akan terjadi ? Apa relnya nanti akan terlepas lalu kita akan terpental dan mati seperti di Final Destination ?"

"Kau tak memperbaik keadaan, Byun Baekhyun !"

Baekhyun hanya tertawa melihat ekspresi wajah Chanyeol yang memucat, bukan tanpa alasan ia ingin menaiki Roller Coaster bersama Chanyeol, ia hanya ingin membuat kenangan yang bisa Chanyeol ingat ketika ia pergi nanti. Bukan berarti ia tak akan muncul di hadapan Chanyeol untuk selamanya, hanya saja ia merasa mungkin ia akan sulit untuk bertemu dengan Chanyeol jika ia sudah pindah nanti.

"Baek, apa kita harus melakukannya ?" Chanyeol merasakan lututnya bergetar dan sudah mulai pusing duluan.

"Hanya satu kali dan tak akan lagi."

Baekhyun menarik tangan Chanyeol untuk duduk di kursi paling depan, tangan Chanyeol sama sekali tak ingin melepaskan tangan Baekhyun dan Baekhyun sama sekali tak keberatan jika tangannya akan hancur nanti karena genggaman tangan Chanyeol yang kuat, karena ia suka genggaman tangan Chanyeol yang selalu membuatnya nyaman.

"Baek-ah !! Lepaskan benda ini dari tubuh ku !!" Ketika pengaman turun untuk melindungin tubuh para penumpang Chanyeol sudah berteriak ketakutan membuat para penumpang lainnya tertawa pelan.

"Hanya untuk beberapa menit, Chan. Hanya beberapa menit."

"Aku benar-benar akan membunuh—MU BYUN BAEKHYUNNNNN !!!!" Chanyeol tak bisa mengontrol ekspresi wajahnya yang terbentuk tak karuan antara marah, takut, dan ingin menangis ketika roller coaster bergerak meluncur kebawah dengan cepat.

"BUNUH AKU JIKA KAU BISA, PARK CHANYEOL !" Baekhyun justru menikmati teriakan histeris Chanyeol dan hanya bisa tertawa mendengarnya.

"BUAT BENDA SIALAN INI BERHENTI BAEKHYUNNNN !!"

"ASTAGA PUTARAN SIALAN APA ITU ?!!"

"AKU MAU MUNTAH BAEKKKK !!!!"

"BAEK AKU LELAH BERTERIAK !!! ARGHHHH !!!"

"KU MOHON BAEK ! KU MOHON HENTIKAN MESIN INI—WUARGHHHH !!!"

Baekhyun hanya bisa tertawa mendengar ocehan Chanyeol. Walaupun teriakan Chanyeol bisa membuat terlinganya meledak, ia tetap tertawa dan menyimpan semua memori ini di kepalanya baik-baik. Dan ketika roller coaster berhenti Baekhyun masih mentertawakan Chanyeol dan Chanyeol masih belum bisa bangun dari duduknya, kakinya bahkan terlalu lemas untuk berdiri.

"Baek, hentikan benda ini ! Baek, aku mau muntah! Baek ! Baek !" Baekhyun mencemooh Chanyeol dengan menirukan Chanyeol yang tadi berteriak tak karuan.

"Tak lucu Baek !"

"Well, bagi ku sangat ! Sangat menghibur!"

"Kau suka melihat ku tersiksa, huh ?"

"Tentu saja. Wajah tersiksa mu itu kebahagian ku !" Baekhyun kembali tertawa dan bangun dari tempat duduknya.

"Kau ingin menaiki putaran ke dua, Chan ?"

"Putaran ke dua, pantat mu !"

"Well, yeah. Aku tahu bokong ku ini menggoda bukan ?"

"Persetan dengan mu Byun Baekhyun !"

Chanyeol bangun dari duduknya dan dengan langkah cepat keluar dari arena yang baginya neraka itu. Baekhyun mengikuti di belakang sembari mencoba menahan tawanya tak ingin membuat Chanyeol marah padanya. Baekhyun dan Chanyeol akhirnya bermain permainan lain yang menurut Chaneol lebih aman, dan tentu saja Chanyeol tak melewatkan Rumah Hantu karena ia tahu Baekhyun sangatlah penakut. Ketika warna langit semakin meredup mereka akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hari ini dengan menaiki Bianglala.

Walaupun awalnya Chanyeol sedikit takut namun ia tetap menaikinya, bagaimanapun juga Bianglala tak semenyeramkan Roller Coaster. Baekhyun menatap wajah Chanyeol yang terkadang bisa terlihat polos ketika ia sedang makan atau termenung, dan pemandangan Chanyeol yang sedang menghabiskan gulalinya adalah salah satu ekspresi yang Baekhyun nikmati. Bahkan pemandangan kota Seoul tak sebanding dengan wajah Chanyeol saat ini.

"Baek, apa ada sesuatu di wajah ku ?" Chanyeol melihat ke arah hidungnya sendiri mencari tahu apa yang sedang di perhatikan oleh Baekhyun.

"Tak ada, wajah mu baik-baik saja."

"Lalu kenapa kau menatap wajah ku seperti itu ?"

"Ada sesuatu yang ingin ku beri tahu pada mu," Chanyeol berhenti memakan gulalinya dan merasakan perasaan tak nyaman dengan kalimat Baekhyun tadi.

"Aku dan InGuk menjadi sepasang kekasih sekarang dan besok aku akan tinggal bersamanya," Seperti film yang sedang di pause Chanyeol membeku di tempatnya hanya terdengar suara lalu lintas yang terdengar di antara mereka.

Chanyeol tahu hari ini akan datang, hari dimana Baekhyun akan menjadi milik orang lain karena ia terlalu pengecut mengungkapkan perasaanya. Tetapi bukan salahnya ia takut mengungkapkan perasaannya, ia bahkan baru menyadari bahwa ia menyukai Baekhyun akhir-akhir ini dan juga, kau tahu masalah klasik dimana di satu sisi ia tak mau memiliki hubungan resmi karena jika mereka putus mereka akan membenci satu sama lain, dan ia juga tak mau menghancurkan apa yang sudah ia bangun dengan Baekhyun selama 3 tahun ini. Baekhyun terlihat khawatir dengan reaksi Chanyeol, kenapa dia terdiam ?

"Wah, itu berita bagus. Kau—kau memang terlihat serasi dengannya," Chanyeol mengutuk dirinya sendiri karena berbohong, ia sangat benci ketika ia membohongi Baekhyun.

"Jadi .. kau tak marah jika aku pergi ?"

"Aku senang karena sekarang akan ada yang menjaga mu dan merawat mu lebih baik dari apa yang ku lakukan, kenapa aku harus marah ? Pastikan dia tak akan pernah meninggalkan mu seperti yang aku lakukan ketika kau di lecehkan oleh Jongin."

"Kau sama sekali tak pernah meninggalkan ku, kau ada ketika aku—"

"Bianglalanya sudah berhenti, ayo kita keluar. Sampai rumah aku akan membantu merapihkan barang-barang mu,"

Chanyeol jalan lebih dulu dari Baekhyun, ia tak mau mendengar kalimat manis dari Baekhyun yang justru akan menjadi semakin sulit melepaskannya. Dan yang lebih penting ia tak ingin Baekhyun melihat ketika air matanya mengalir dari mata cokelatnya.

Sementara Baekhyun, ia merasakan ada sesuatu yang mengganjal ketika Chanyeol berjalan lebih dulu darinya. Apa dia ingin aku benar-benar pergi ? Kenapa aku kecewa melihatnya begitu senang ketika di tahu aku dan InGuk bersama, ada apa dengannya ? Bukan, ada apa dengan ku ?


Author Note :Hai, chingu-deuls ! Miss my story ? No ? Okay, it's fine xD Maaf yak baru update sibuk ospek cuyy ampe september nanti. Tapi bentar lagi fanfic ini bakalan selesaiii, yeayyyy !! Saranghae readers semuaa, tunggu dengan sabar lanjutannya yakkk

Lots of love, Author-nim.

Friends with Benefit.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang