Feeling

128 4 0
                                    

“Urgh…” suara Roxis yang terbangun pelan-pelan Roxis membuka matanya dan betapa terkejutnya ia melihat sekelilingnya menjadi tanah tandus. “Dimana kita? Bukannya kita dalam istana yang ada di hutan?” tanya Roxis dan berjalan menghampiri Roxanne yang diam terpaku.

            “Inilah istana tua dan hutan itu…” kata Roxanne terlihat sedih.

            “Apa?!” kata Roxis terkejut melihat semuanya.

            “Semua hutan  dan hewan serta istana tua itu hanya buatan Guardian Element Wood. Jadi, apa gunanya selama ini aku mengobservasi hutan ini? Jika pada akhirnya semua hanya buatan.” Kata Roxanne kecewa.

            “Guardian hanya ingin tahu seberapa besar rasa cintamu pada hutan.” Kata Roxis.

            “Puteri! Puteri!” teriak beberapa pengawal istana mendekati Roxanne.

            “Kalian kenapa bisa ada disini?” tanya Roxanne

            “Tentu saja kami mencari puteri. Apa yang tuan puteri lakukan di tempat ini?” tanya pengawal.

            “kalian tidak heran? Ini dulunya hutan dan sekarang menjadi tanah tandus?” Tanya Roxanne.

            “Tuan puteri bicara apa? Ini dari dulu kan memang tanah tandus.” Kata pengawal itu.

            “Ingatan mereka yang bukan orang terpilih sudah terhapus dan diganti dengan ingatan baru oleh Guardian.” Bisik Roxis pada Roxanne.

            “Jarak ketempat ini butuh waktu lebih dari seminggu. Kenapa kalian bisa cepat sampai?” tanya Roxanne.

            “Apa? Jarak kemari hanya beberapa kilometer saja dari Endelson.” Jawab pengawal itu.

            “Semua berubah?” Bisik Roxanne pada Roxis.

            “Iya, inilah peta asli di daratan ini. Guardian mengubahnya untuk mencari orang terpilih dan jika sudah bertemu mereka akan mengembalikan peta asli dari tempat yang mereka ubah.” Bisik Roxis pada Roxanne.

            “Roxis!!” teriak Yael berlari mendekati Roxis. “Hosh…Hosh…” suara nafas Yael yang sedikit kelelahan. “Akhirnya kutemukan kamu disini!” kata Yael. Kemudian Yael pun tersadar “Ah, Puteri Roxanne, kenapa kamu bisa ada disini? Bersama…. Roxis..??” tanya Yael penasaran.

            Pertanyaan Yael membuat para pengawal yang ada terprovokasi. Dengan suara kecil mereka pun saling bergosip dan bertanya-tanya kenapa Roxanne bisa bersama Roxis. Belum lagi Roxanne diketahui melarikan diri dari istana. Mereka bertanya-tanya apakah Roxanne melarikan diri untuk bertemu Roxis.

            “Er… itu… aduh, Yael jangan bertanya seperti itu! semua orang jadi terprovokasi. Bisa-bisa Roxanne tidak mau bicara dengan aku lagi.” bisik Roxis agak kesal pada Yael.

            “Aduh, maaf. Tapi kenapa kalian bisa bersama?” Bisik Yael penasaran.

            “Ini kebetulan saja.” Bisik Roxis menjawab Yael.

            Roxanne menarik nafas yang dalam. “Aku datang kemari memang sengajah untuk bertemu pangeran Roxis.” Kata Roxanne tanpa ragu.

            “Apa?” ucap  para pengawal yang cukup kaget dengan suara kecil. Roxis dan Yael pun sangat terkejut dengan ucapan Roxanne.

            Roxanne pun mendekati Roxis dan mendaratkan ciuman dipipi Roxis. Seketika itu juga, Roxis merasa melayang. Semua yang ada pun tercengang. “Aku tertarik sekali dengan dia.” Kata Roxanne santai dan meninggalkan Roxis. “Kalian bisa mengantarkan aku pulang sekarang.” Kata Roxanne pada pengawal.

RoxanneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang