Part 4 : Inception? Eh

33 3 0
                                    

I see trees of green // Red roses too // I see them bloom // for me and you–

Ugh.

"eh buruan bangun, sama siap-siap. Keburu telat kita nanti."

Suara seseorang dari luar langsung menusuk ke telingaku.

Sinar matahari pagi, eh siang ini, benar-benar menusuk kulitku. Kipas yang mungkin sudah berputar daritadi itu tak lelah menghembuskan beberapa sepoi angin meskipun tak ada satupun hembusannya yang mendinginkan ruangan ini. Tapi ini dimana?

Suara Louis Amstrong masih terdengar dari luar, selera yang bagus untuk orang yang tinggal di tempat sempit seperti ini. Masih ada suara air kran yang tidak dimatikan dan suara seseorang! Siapa? Tak tahu.

Aku mencoba berdiri, melihat keluar jendela. Bahkan aku tak mengenali aku berada dimana. Tiba-tiba orang yang sedaritadi ada di luar masuk ke ruanganku.

"buruan siap-siap , sebentar lagi kita bakal nunjukin hasil kerja kita selama ini." Katanya cepat sambil mengenakan setelan jas hitam dan memakai dasi.

"tunggu , kerja apa?" aku benar-benar tak tahu apa yang diucapkannya, aku sepertinya lupa semuanya.

"dasar, kamu benar-benar kebanyakan kerja sampai pikun begini."

"sepertinya."

"kamu kan baru saja berhasil menciptakan sebuah hal yang sangat mengagumkan. Dengan idemu kita bisa bekerja dan menyelesaikannya kemarin, dan hari ini kita harus menunjukan pada dunia hasil kerja kita."

"tunggu , kemana kita harus menunjukan ini semua?"

"ada sebuah bangunan di tengah kota dimana para ilmuwan setiap bulannya menunjukan berbagai hasil penelitian mereka yang bisa mengubah atau setidaknya memperbaiki segala aspek kehidupan di masa ini. Dan apakah kau harus tanya itu semua dan kenapa kau sampai lupa? Mungkin kau membenturkan kepalamu ke lantai saking senangnya karena usaha kita telah berhasil."

"yah, mungkin saja."

"tenang saja itu mungkin hanya amnesia sesaat nanti perlahan ingatan-ingatan itu akan kembali. Kau sering sekali begini haha."

"ha sering? Apa maksudmu?"

"iya, setiap kau bangun tidur ketika sebelumnya kau bekerja cukup keras kau selalu lupa segala yang terjadi sebelum kau tidur lebih parah kau lupa siapa aku. Apa sekarang kau ingat siapa aku?"

"ehmm.. sebenarnya–"

"sudah kuduga , aku Tersia. Tenang saja aku temanmu. "

"baiklah, kau sepertinya orang baik."

"aku sudah siap, buruan kamu siap-siap. Kita tidak boleh telat untuk sampai ke Reichstagsgebaude. Aku sudah membuat janji ke beberapa teman kita yang ada di dalam untuk melihat hasil temuan kita."

"excuse me? Apa tadi? Reichstegsgabu–?"

"Reichstagsgebaude, tempat dimana para ilmuwan bertukar pikiran dan saling menunjukan hasil kerja mereka. kita memiliki beberapa teman disana yang bersedia menjadi sukarelawan yang akan mencoba hasil temuan kita."

"baiklah, aku akan bersiap."

"oke , aku tunggu diluar ya."

"ya."

Aku mulai bersiap untuk apa yang aku benar-benar tak kuketahui. Penemuan, ilmuwan, Tersia dan dimana ini. Entah aku lupa apa hubunganku dengan semuanya. Lebih parah aku sepertinya lupa dengan diriku sendiri.

Setelan jas hitam ini benar-benar formal. Seperti akan diundang makan di istana kepresidenan saja, padahal kita cuma akan mempresentasikan hasil kerja yang bahkan aku sendiri tak tahu. Selain itu rambutku, tak kusangka rambutku sudah sepanjang bahu, aku bahkan tak tahu kenapa aku punya rambut sepanjang ini. Aku benar-benar kacau hari ini, tak mengingat apapun ternyata tidak enak sekali. orang tadi bilang bahwa aku sering sekali begini, dan aku pasti lupa kapan saja hal seperti ini terjadi padaku. Andai bisa mengingat kembali secepatnya.

LunarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang