Sepuluh

7.8K 586 23
                                    

David seperti nyaris lumpuh ketika bibir Nathan menempel di bibirnya. Kedua tangan Nathan yang kokoh memegang kedua pipi David, namun Nathan tidak sedikitpun menggerakkan bibirnya. Hanya menempelkannya dibibir David. Semakin lama semakin dalam.



Oh Tuhan! David tidak bisa membiarkan semua ini terjadi. Dengan berani, David mendorong dada Nathan menjauh dengan kedua tangannya hingga ciumannya terlepas dari bibir David.

Nathan terlihat bingung dan agak kecewa.

"Kenapa?" tanya Nathan.

"Apa kau lupa?" David bertanya balik. Terlihat raut wajah Nathan yang kebingungan.

"Lupa? Lupa apa?"

"Kita belum memiliki hubungan apapun. Ingatkah 2 tahun yang lalu pernyataan cintamu belum ku jawab?"

Nathan terdiam, lalu melepaskan tangannya dari tubuh Nathan dan melangkah mundur sedikit.

"Jadi.... kau tidak bisa menerimaku? Atau setidaknya memberiku kesempatan sekali saja?" tanya Nathan kecewa.

David menarik napas.

"Sepertinya.... sepertinya sulit sekali untuk itu." jawab David seperti ingin menelan kata-kata itu kembali.

"Kenapa? Apa sudah terlambat untukku?"

"Bukan itu." sergah David cepat.

"Lalu kenapa?" tanya Nathan lagi lalu dengan cepat merangkul David seperti tidak rela melepasnya lagi.

David hanya berdiri mematung ketika Nathan memeluknya.

Sekali lagi, David mencoba meyakinkan dirinya. David mendorong pundak Nathan menjauh.

David terkejut ketika melihat pipi Nathan basah oleh airmata. Hatinya mencelos. Ia tidak tega melihat orang yang sebenarnya masih dicintainya itu menangis.

Apakah Nathan memang mencintainya dengan tulus? Lalu siapa cewek yang bersamanya saat hari pendaftaran waktu itu?

"Lebih baik kamu teruskan saja hubunganmu dengan cewekmu." ucap David mencoba memberi semangat pada Nathan, walau ia harus mendustai hatinya bahwa ia juga masih menyimpan rasa untuk Nathan.

Tapi terlihat Nathan yang kebingungan dengan kalimat yang baru diucapkan oleh David.

"Cewek? Cewek yang mana? Aku tidak punya cewek satu pun? Aku tidak punya pacar!" seru Nathan dengan suara menahan tangis dan rasa kecewa.

"Tapi aku melihatmu bersama seorang wanita ketika hari pendaftaran." David memberi argumentasi.

"Dia? Itu bukan pacarku! Itu kakakku, David! Kakak kandungku! Kamu tidak tahu selama dua tahun ini aku selalu menunggumu? Aku selalu setia padamu! Aku tidak pernah pacaran selama 2 tahun ini!" jawab Nathan yang langsung membuat David tertegun. Hatinya seperti terguyur air hangat. Hangat sekali. Hatinya jadi lebih ringan mendengarnya.

"Be... benarkah itu?" tanya David seperti masih tidak percaya.

Nathan menyeka airmata yang membekas dipipinya dan bergerak maju mendekati David. Ia memandang pada kedua mata David dengan serius.

"Aku berani mempertaruhkan apapun jika kau masih tidak percaya padaku." ujar Nathan.

Terlihat David tersenyum menahan tangis. Entah kenapa ia menangis. Tapi ia tahu sekarang perasaannya sudah sangat ringan.

"Kau tahu, aku masih tetap mencintaimu seperti dua tahun yang lalu. Percayalah, David. Tolong, percayalah padaku." suara Nathan agak bergetar.

David menunduk. Lalu mendongak menatap Nathan dengan senyum. Terlihat Nathan yang juga tersenyum tipis, seperti bisa membaca hati David.

"Aku...... aku percaya padamu." ucap David sambil berjinjit dan mendaratkan ciuman dibibir Nathan dengan kedua lengan melingkar di leher Nathan.



Nathan pun balas melingkarkan tangan kanannya di punggung David dan tangan yang lain dibelakang kepala David.

Terus saja David mencoba mengimbangi gerakan bibir Nathan yang lembut nan hangat itu.

Tiba-tiba saja Nathan melepas ciumannya. David terlihat sangat bingung.

Tanpa berkata apa-apa, Nathan melempar tasnya ke samping dan melepas kausnya.

Semerbak aroma maskulin yang wangi menyeruak di hidung David. Dan sekarang terlihat Nathan yang topless. Dada dan perutnya yang berotot dan terlatih dengan baik. David bahkan berkedip beberapa kali ketika memandang badan Nathan. Untuk apa Nathan melepas kausnya? Apa mungkin Nathan pengen....?

Ketika Nathan ingin mendekatkan tubuhnya lagi, David mencegah.



"Tunggu dulu, Nathan."



"Ada apa?" tanya Nathan.



"Kamu mau apa?" tanya David.

"Mau nyium kamu saja kok. Emang nggak boleh mencium pacar sendiri?" tanya Nathan.

"Lalu kenapa buka kaos?" tanya David.

"Biar kamu bisa peluk tubuhku tanpa ada yang menghalangi." jawab Nathan sambil tertawa kecil.

"Kamu mau pamer?" tanya David. Namun tanpa menjawab, Nathan malah mencium bibir David sambil memeluknya.

David terkesiap. Merasa canggung sekali untuk menyentuh badan Nathan langsung.

Tapi akhirnya dengan keberanian yang ia munculkan dari dalam hati, David mencoba mengangkat tangannya dan melingkarkannya ke punggung Nathan yang hangat.

***



Nathan dan David berjalan melewati koridor kampus sambil mengobrol dan tertawa kecil dengan lengan kanan Nathan yang melingkar di bahu David.

"David!" teriak seseorang dari belakang. David dan Nathan menoleh ke arah sumber suara secara bersamaan.

Terlihat Billius yang berjalan mendekat ke arah mereka.

"Ada apa?" tanya David begitu Billius berdiri tepat di depannya.

Sebelum sempat Billius berbicara, ia memandang Nathan dengan tatapan yang sulit di tebak juga memandang lengan Nathan yang melingkar di leher David.

"Entar malam nonton yuk! Aku yang bayar deh, seperti biasa. Mumpung lagi dapat kiriman dari bokap nyokap nih." ajak Billius.

"Sorry, Bill. Malam ini aku nggak bisa." ujar David.

"Kenapa? Biasanya kalau aku ajak nonton kamu gak pernah nolak sekali pun." Billius terlihat kecewa.

"Aku ada acara penting yang gak bisa ditinggal, Bill." ucap David sambil memandang Nathan sekilas lalu memandang Billius kembali.

"Oh, ya udah deh kalau gitu." Billius benar-benar kecewa.

"Ya udah, nanti kalau acaranya selesai kurang dari jam 8, aku sms deh, oke?" tawar David. Billius hanya mengangguk.

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Dah!"

David melambai tangan sekilas pada Billius, sedangkan Nathan hanya tersenyum singkat sebagai salam, lalu mereka berdua pergi meninggalkan Billius.

Billius memandang David dan Nathan yang menjauh dengan tatapan seperti tidak rela.

[Bersambung...]

Cinta Di Musim Hujan (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang