Soulmate

235 20 1
                                    

Haru's POV

"Ugh." Dengan susah payah, kupanjat gunung bersalju ini. Kalau bukan karena Mirai, teman sekamarku yang sedang koma, aku tak akan ada di tengah gunung yang sedang mengalami badai salju yang sangat deras ini.

"Dimana ya, pohon itu?" Ucapku gemetaran. Aku sedang mencari satu pohon kecil bernama Kinoarxi. Sari buah dari pohon itu akan menyembuhkan temanku yang sedang koma. Sudah tiga hari dia koma dengan panas yang luar biasa. Bila mendapatkan ini, dia bisa sembuh dan aku akan mendapatkan medali lain.

Aku merasa dingin sedang menusuk tulangku. Aku jatuh tersungkur ditengah badai salju itu. Aku masih bertahan disana, sendirian, selama beberapa menit.

Samar-samar, aku melihat seseorang datang kearahku, dan membawaku pergi. Lalu, semuanya gelap.

***


Author's POV

Apa yang terjadi tiga hari lalu benar-benar membuat hari-hari Yuko menjadi sedikit berwarna. Kenangan tentang Nyx membuat Yuko sedikit berniat untuk melanjutkan hidup. Walaupun tetap saja, Ia terlihat seperti pemburu berdarah dingin bengis tak berekspresi.

Yuko duduk termenung, bertopang dagu sambil memahami lirik lagu yang didengarnya di kelas. Diluar sedang hujan. Aura dingin menyentuh tubuh Yuko. Ia menatap hujan yang sedang jatuh. Seperti Ia yang jatuh hati tiga hari yang lalu.

I'm sorry but i fell in love tonight.
I didn't mean to fell in love tonight.
You looking like you fell in love tonight.
Could we pretend that we're in love?

Yuko mendengarkan lagu Is There Somewehere oleh Halsey. Liriknya sangat tepat untuk mendeskripsikan perasaan Yuko sekarang ini. Milyaran kupu-kupu masih berterbangan diperutnya. Otaknya membeku, karena kejadian itu. Namun sampai sekarang, Ia tak melihat Nyx.

"Hey." Sapa Xyreth. Ia lalu duduk disamping Yuko. Meja di kelas diatur berpasangan. Karena Yuko belum mempunyai âme perdue, Ia duduk sendiri di pojok kiri paling belakang.

Yuko memberi isyarat 'hey' kepada Xyreth. Ia masih saja memandang hujan. Xyreth mengambil headset dari telinga kiri Yuko dan memasangnya di telinganya.

Xyreth mengerutkan dahinya setelah Ia mendengar musik Yuko. "Selera musikmu aneh, sungguh." Xyreth menyeruput jus anggurnya. "Halsey. Hm.. kalau begitu, Indie Pop?" Ia lalu melepaskan headset itu dari telinganya.

"Ya. Dan, terima kasih." Wajahnya masih saja datar.

"Teman, itu bukan pujian." Ia membuka kotak makan siangnya. "Aku membuat fritatta tadi pagi. Kau mau?" Xyreth menyodorkan makanan siangnya kepada Yuko.

Yuko membungkam mulutnya dan menggeleng. "Aku sudah makan sandwich tiga warna tadi, terima kasih."

Sebenarnya, Yuko belum makan apa-apa dari tadi pagi. Bahkan dari kemarin. Entah mengapa, dia hanya, tidak selera makan.

"Kapan kau akan berhenti mendengarkan lagu? Maksudku.. aku khawatir dengan telingamu. Volumenya besar sekali." Xyreth menjelaskan sambil memakan fritatta nya.

Yuko melepaskan headsetnya dan bersenandung lagu Halsey. "Tidak apa-apa." Yuko meminum air dari botol minum minumnya. "Aku baik-baik saja."

"Omong-omong, kau ikut ke Festival Vallzai?" Ucap Xyreth sambil memakan frittata-nya.

"Entahlah. Apakah akan ada kembang api?" Tanya Yuko bercanda.

"Tentu saja!" Teriak Xyreth sengan antusias. "Itu adalah bagian terbaik Festival Vallzai. Kembang api!"

"Banyak orang yang akan datang?" Tanya Yuko.

"Tentu! Festival Vallzai dilakukan lima tahun sekali. Festival Vallzai adalah penggabungan dari lima akademi bergengsi di Jerman. Festival Vallzai adalah festival musim semi. Festival diadakan dari tanggal 19-29 Agustus. Festival berlangsung selama 10 hari."

Frost & FlameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang