Family....
" Dasar gadis kecil tak berguna !! Kenapa kau pulang selarut ini."
Seorang wanita paruh baya memecut seorang gadis kecil yang kini ada dihadapanya dengan sabuk hitam, ia terus memukulnya tanpa mempedulikan seberapa keras ia menjerit dan menangis.
" Ampun bu, a-aku sudah selesai kerja kelompok dirumah. " Ia berlutut dihadapan ibunya dengan air mata yang deras mengalir.
" Pembohong !!! " Ia kembali memecutnya dengan sabuk hitamnya tersebut dengan kejam. Matanya menunjukan bahwa ia seperti bukan ras manusia.
" Ahhh!! Maaf bu, maaf..."
Ia menarik rambut gadis kecil itu dengan rasa tidak kasihan sama sekali, dia terus menariknya hingga ke Kamar mandi. Dengan keras ia mendorong tubuh gadis kecil itu kedalam Kamar mandi. Tubuh kurusnya menabrak tembok dengan tangisannya.
" Tidurlah disini semalaman ! " Ia mengunci pintu kamar mandi yang kini ada anaknya yang sedang menangis.
Inno cent....
Ibu kembali memukul kakak dengan benda panjang itu, kakak menangis dan menjerit seperti biasanya tetapi aku tak mengerti sama sekali. Kenapa kakak menangis dan menjerit ? Kenapa ibu memukulnya ? .pikiranku sudah dipenuhi ribuan pertanyaan yang ingin aku tanyakan tetapi aku tak tahu harus kutanyakan pada siapa. Aku hanya seorang gadis kecil yang dikurung di kurungan berpagar hitam ini. dan aku tak tahu kenapa aku dikurung seperti ini, aku hanya diberi makan 1 hari sekali dan bajuku diganti seminggu sekali, aku hanya diam dan menyaksikan semua hal yang ada dihadapanku. Ayah yang pulang sempoyongan dengan memegang sebuah botol, lalu ibu datang dan mereka bentengkar hebat. Kakak yang selalu dipukul dan dicaci oleh ayah dan ibu, aku tak tahu kenapa mereka melakukannya kepada kakakku, kakak menangis dan menjerit ? Apakah artinya dia senang atau bagaimana ? Ahh aku tak mengerti.....
Friend.....
" Heii Arata, Apakah kau yakin ingin menjadi polisi ? " seorang gadis kecil berjalan dengan santai sambil memasukan kedua tanganya kedalam saku jaket.
" Tentu saja, Itu merupakan impian terbesarku !! " seseorang disampingnya menjawab dengan nada semangat.
Mereka berdua berjalan santai di tengah matahari yang sudah ditengah-tengah, disamping mereka terlihat banyak pohon sakura yang sudah mekar. Bunganya yang berwarna merah muda itu gugur dalam kelopak indah, mereka berdua saling berbicara tentang masa depan mereka masing-masing.
" Arata, berjanjilah..." Ia memandang temannya dengan tatapan serius dan sedih, tanda ia menginginkan sebuah harapan.
" Berjanji apa ? " Ia mengangkat satu alisnya.
" Berjanjilah kau akan selalu bersamaku, dan menjadi temanku untuk selamanya." Perlahan butiran air matanya keluar dan membasahi kedua pipinya.
" Tentu saja, dan kenapa kau menangis ?. " Ia mengusap kedua pipi gadis itu.
" janji ? "
" Janji, apapun yang terjadi aku akan selalu menjadi temanmu."
Gadis itu memeluk temannya dengan erat, tanda ia tak ingin ada sebuah perpisahan. Air matanya mengalir deras dan berharap akan sebuah kebahagiaan, kelopak bunga sakura berterbangan dikedua anak yang saling berpelukan itu.
Revenge....
" Sudah saatnya makan kau, makanlah dan jadilah anak baik, dan jangan seperti kakakmu." Ibu membuka kurungan dengan benda kecil itu seperti biasa, dan memberikanku sebuah makanan yang harus aku masukan kedalam mulutku.
Ayah datang lagi, seperti biasa ia datang dengan tubuh sempoyongan. pakaiannya terlihat acak-acakan sekali dan satu tanganya memegang sebuah botol aneh, kenapa dengan ayah ?apa ia sakit atau apa ? .ibu keluar dari kurunganku tanpa menutup kembali pintunya, ia menghampiri ayah dengan emosi tinggi dan menampar ayah dengan keras. mereka berdua saling melontarkan omongan-omongan yang tak jelas dan keras.
#DOOORRRR!!!!....
Mataku terbelalak setelah mendengar suara mengejutkan itu, kulihat tubuh ibu ambruk seketika. ayah yang melihatnya segera mundur kebelakang dan ambruk, kenapa dengan ayah ? Ia terlihat seperti kakak sekarang ini, matanya yang terbelalak dan tubuhnya yang gemetar.
" Ayah, maafkan aku. .."
" Kakak ? " Aku melihat kakak yang kini ada dihadapan ayah dengan ekpresi yang aneh.
Kedua matanya mengeluarkan sedikit air seperti biasa, giginya terlihat bergetar hebat dan begitu pula dengan tubuhnya. Kedua tangannya memegang sesuatu benda yang aku tidak tahu sama sekali karena aku baru pertama kali melihatnya. benda itu sedikit panjang dan ada lubang diujungnya yang kini mengeluarkan sedikit asap.
" A-apa yang kau lakukan anak bodoh !! Kau membunuh ibumu sendiri, apa ka----"
#DOOORRRR!!!....
Kakak menarik benda kecil dengan telunjuknya,dan seketika benda yang dipegang kakak itu mengeluarkan sesuatu dengan cepat hingga mengenai kepala ayah, ayah terbaring dan tak bergerak. Kedua matanya sudah terbuka lebar, dan mulutnya mengeluarkan cairan aneh.
" Sekarang ibu dan ayah sudah tenang, jadi jangan mengganggu hidupku lagi..." kakak menjatuhkan benda itu dan duduk disamping ibu yang sudah tak bergerak.
Jadi begitu ya, kakak menidurkan mereka agar mereka tak berkata keras lagi terus menerus, begitu pula dengan kakak yang terus mengeluarkan air dari kedua matanya. aku juga ingin menenangkan kakak. Ku bangkitkan seluruh anggota tubuhku untuk berdiri sempurna, dengan agak kaku aku mengambil sebuah benda yang dekat dengan kurungan,biasanya ayah menggunakan benda ini memotong bagian kursi, kata ayah ini sebuah kapak. dan mungkin ini yang bisa menenangkan kakak. Aku menghampiri kakak secara perlahan tanpa suara,kakiku melangkah demi langkah dan keluar dari kurungan. Dan kini aku sudah ada dibelakang tubuh kakak, kuangkat benda yang ada ditanganku ini seperti ayah yang akan momotong bagian kursi, dan sekuat tenaga aku menghempaskan ketubuh kakakku.
" AHHHH!!!!..." Kakak langsung menjerit dan pasti ia senang.
Cairan merah berbau aneh langsung keluar dari tubuhnya dan juga mengenai tubuhku,kini kakak ku sudah tak bergerak lagi. apakah artinya ia sudah tenang ? Apakah artinya ia sudah bahagia, ku sentuh cairan berwarna merah itu dan kucium serta menjilati nya rasanya aneh tapi sangat nikmat ketika tertelan di tenggorokanku. Kedua kakiku yang masih kaku ini menuju ruangan yang biasa dimasuki kakak ku yang terlihat rapi. aku menghampiri sebuah cermin dan ingin melihat bayangan diriku karena aku belum pernah melihatnya. kutatap diriku didepan cermin dan sungguh mengejutkan sekali, aku melihat kakak ku dicermin dengan noda cairan merah di pipinya. ku sentuh bayangannya yang juga mengikuti gerakanku, ternyata wajahku sama dengan kakak ku tetapi kedua mataku berwarna merah muda dan berbeda dengan kakak. Kulihat sebuah buku kecil bersampul merah yang bermotif kucing, aku mengambilnya dan membuka secara perlahan, banyak sekali tulisan-tulisan tinta biru yang tertulis didalamnya.
" Buku diary ? "
----------------------------
Kesimpulannya gadis itu polos banget, ia gak tahu apa-apa tentang dunia luar karena selalu dikurung.....kritik dan sarannya ditunggu ya minna...