Ruzuya Minori

6 0 0
                                    

" Lama tak bertemu Arata-san, Apakah kau masih mengenalku ? " Seorang gadis dengan rambut panjang, memiringkan kepalanya.

" Siapa ? Siapa kau ?." Arata melangkah mundur,dengan pandangan kecurigaan.

" Kenapa kau tidak mengingatku ? Aku selalu memikirkan dirimu,sementara kau tak pernah memikirkanku." Gadis itu cemberut, dengan wajah yang terlihat imut.

" Aku benar tidak ingat, siapa kau ? "

Arata berusaha menggali memorinya,tetapi tak menemukan berkas tentang gadis yang ada dihadapanya. Pandangannya menatap orang asing yang tak ia kenal. gadis itu melangkahkan kakinya,bayangannya menyentuh bayangan Arata. Sekarang mereka berdua hanya berjarak satu meter,gadis itu tersenyum santai dengan wajahnya yang agak dimiringkan sedikit.

" Ruzuya Minori."

Gadis itu mengucapkan sebuah nama, pikiran Arata terjun ke sebuah masa lalunya yang kelam. Sebuah nama yang sangat ia rindukan,sebuah nama yang harus ia jaga,sebuah nama yang mengikat janji dengannya, Tetapi sebuah kejadian yang sungguh mengerikan terjadi,yang membuat nama itu menghilang dari hidupnya.

" Tidak mungkin, itu tidak mungkin." Arata memundurkan tubuhnya hingga bersentuhan dengan tembok.

" Hahahaha !!!. sungguh lucu sekali ekspresimu, Hahahaha ! " Gadis itu tertawa dengan nada yang terbahak-bahak.

" Siapa kau ? " Arata memegang sesuatu di belakang punggungnya.

Ia memegang sebuah pistol bius yang bisa melumpuhkan seseorang, sebuah benda yang digunakan untuk situasi darurat. Tetapi dia hanya bertemu dengan seorang gadis biasa, dia hanya menyebut nama ' Ruzuya Minori ', tetapi bagi Arata gadis ini kemungkinan berhubungan dengan masa lalunya.

" Tenang saja, Aku adalah Ruzuya Minori, kembaran dari Ruzuya Minorin." Gadis itu tersenyum,dengan masih menahan tawa.

" Kembaran ? ." Arata memasukan pistol bius itu kedalam saku belakangnya,dengan perlahan.

" Tak baik bicara disini, bukankah perpustakaan ini dilarang dimasuki untuk sementara,lihat !. masih ada segel polisi dipintu sana." Gadis itu menunjuk sebuah pita kuning plastik sebagai segel polisi.

" Oh iya, aku hanya penasaran saja." Arata mengalihkan pandangannya kearah lain.

Taman Sekolah
<< 12 : 00 >>

" Bagaimana kabarmu ? Aku tak menyangka kau akan sekolah disini."

Gadis itu menekan mesin minuman, dengan sebuah kaleng soda keluar dari mesin itu. Arata hanya duduk dan pikirannya masih berputar-putar, hari ini ia bertemu dengan seorang gadis. Seorang gadis yang memiliki hubungan di masa lalunya, luka Arata yang berusaha ia tahan selama 9 tahun,kini kemungkinan terbuka kembali. Ia masih mengingat wajah sahabat kecilnya,yang tersenyum manis tetapi senyuman itu menghilang,di kehidupannya.
10 tahun yang lalu,telah terjadi pembunuhan sebuah keluarga,yang bernama keluarga Ruzuya. Ayah dan ibu dari keluarga itu,tewas tertembak oleh sebuah shoutgun. Di shoutgun itu terdeteksi sebuah sidik jari,sebuah sidik jari anak perempuan mereka. Polisi menduga bahwa anak perempuannya lah yang membunuhnya,tetapi ditemukan banyak darah yang terlukis dilantai putih. Dan setelah diteliti ternyata adalah darah Anak perempuan mereka yang bernama Ruzuya Minorin,Tim medis menyatakan bahwa tak ada manusia yang bisa hidup setelah kehilangan banyak darah seperti itu,tetapi polisi tak bisa menemukan jasad Ruzuya Minorin. Kasus yang menggetarkan kota Hakurame itu,masih belum terkuak.
Ruzuya Minorin adalah sahabat satu-satunya Arata,pada saat dirinya berumur 8 tahun,mereka sering bermain ditaman pohon sakura yang mekar. Arata telah berjanji untuk bersama Minorin hingga dewasa,bahkan berjanji untuk menjadi polisi bersama-sama. Tetapi senyuman dan tawa Minorin hilang seketika,Janjinya musnah,cita-cita mereka berdua musnah.

" Arata, Arata, ARATAAAA!!! " Gadis itu berteriak sekencang mungkin.

" Ah !! Iya, ada apa ? " Teriakan gadis itu berhasil memecut jantungnya.

" Dasar kau ini, aku bertanya kepadamu dan kau melamun." Gadis itu mengetuk kepala Arata dengan kaleng sodanya.

" Aww!! , aku hanya memikirkan sesuatu,dan jangan memukulku dengan benda itu,itu sakit tau !! " Arata mengusap kepalanya,dengan nada meringis.

" Memikirkan sesuatu ? Hal jorok ya ?? " Gadis itu menaik turunkan alisnya, dengan tatapan mengejek.

" Te-tentu saja bukan !! Aku bukan pria seperti itu !!! ." Ucap Arata dengan nada membentak.

" Benarkah, kau memikirkan hal aneh tentangku ya ?, kau memikirkan aku sedang mandi denganmu ya ? ." Gadis itu menggoda Arata dengan nada aneh.

" Aku pergi !! " Arata membalikkan tubuhnya.

" Hahaha !!, kau ini sensitif sekali, kau benar-benar feminim, Hahaha !!! " Gadis itu memegang perutnya,untuk menahan tertawanya agar tidak terlalu keras.

" Jangan sebut aku feminim !! ." Suara Arata diperkeras dengan ketegasan.

" Sudahlah Arata, aku hanya bercanda, Baiklah sekali lagi." Gadis itu menghentikan tertawanya,dan mengatur napasnya.

" Sekali lagi ? ." Arata menaikan satu alis kanannya.

" Namaku Ruzuya Minori, Kelas 11 Ipa 2." Dia mengulurkan tangan kanannya.

" Arata Hinohara, kelas 12 Ipa 1." Arata menggenggam tangan Minori dengan ragu-ragu.

" Bagaimana ? Aku mirip tidak dengannya, Aku kembar sekali dengannya." Minori mendekatkan wajahnya kearah Arata.

" Ah, iya,kau sangat mirip dengannya." Arata menundukan kepalanya,pikirannya berusaha agar tidak mengingat hal itu lagi.

" Sudah 9 tahun,dia meninggal, tetapi aku masih bisa merasakan kehadirannya di sisiku, apakah kau masih menyayanginya ? " Minori melihat kearah wajah Arata, ia tahu bahwa pria itu sedang menyembunyikan kesedihannya.

" Tentu saja, sampai kapanpun." Arata berusaha tersenyum dihadapanya.

Bell sekolah akhirnya berbunyi dengan nada khasnya,yang nyaring dan memekakan telinga yang mendengarnya. Minori membalikkan badannya,dan berjalan menjauhi Arata. Ia berhenti dan membalikkan badannya kembali,kearah Arata. Terlihat dikedua matanya yang berwarna merah muda itu,memunculkan sebuah harapan.

" Arata, tenang saja, aku akan menjadi penggantinya."

-------

Kritik dan Saran nya, di tunggu ya....

Heart in BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang