Bagian Tiga

58 3 0
                                    

Mencintaimu adalah hal yang ku tahu

Memilikimu adalah hal yang selalu aku ingin

Menyayangimu adalah hal yang tak pernah akan ada habisnya

Membiarkan diri ini terlarut terlalu dalam

Tenggelam ke perasaan yang amat dalam

Aku mencintaimu

Dan akan terus mencintaimu

Kedua sejoli itu sedang menikmati suasana sejuk sore hari di salah satu bangku-bangku taman. Nathan kali ini mengajak Riani ke daerah Dago-Bandung. Tempat favoritnya dari dulu hingga sekarang. Tempat di mana Riani dan Nathan sering menghabiskan waktunya sepulang sekolah di sana, hanya sekedar untuk bercerita tentang kejadian-kejadian menarik yang telah terjadi. Riani dan Nathan sama-sama menyukai tempat ini.

"Nath, jadi kangen masa-masa SMA deh..." kata Riani sambil bersandar di bahu Nathan.

"Kangen sama aku kali?" jawab Nathan percaya diri. Riani mendengus kesal. Tangannya mencubit lengan Nathan pelan. "Geer banget kamu Nat" balas Riani datar. Kemudian kepalanya ia sandarkan lagi di bahu Nathan. Menikmati setiap detik kebersamaannya dengan Nathan.

Riani menarik napas panjang kemudian menghembuskannya. Dirinya ingin tenggelam pada perasaannya sendiri. Saat-saat inilah yang selalu Riani rindukan.

"Aku kangen sama teman-teman aku, aku kangen waktu mereka jahilin aku, aku kangen saat kita nyanyi-nyanyi bareng." Sambung Riani. Di kepalanya muncul slide-slide bergambar. Memori otaknya sedang bekerja. Mengingat satu persatu kejadian-kejadian yang Riani alami selama di bangku SMA. Kali ini Riani merasa sangat rindu.

"Jangan bilang kamu kangen sama Andre?!" tanya Nathan cepat. Pun Riani terkesiap dan langsung memasang tampang kesal. Nathan adalah pria yang tidak bisa menghargai setiap momen kebersamaan dengannya. Riani tidak ingin sedang berdebat. Yang merasa dipojokkan hanya diam. Riani mendengus dalam hati. Nathan memang tidak bisa menjaga suasana.

"Ri, kamu kangen sama Andre?" ulang Nathan, kali ini pertanyaannya lebih menyudutkan Riani.

"Nat, kamu bisa gak sih sekali aja gak usah bikin suasana jadi rusak? Aku lagi ngomongin kita. KITA! Kita waktu SMA! Bukan ANDRE!" jawab Riani sedikit membentak. Riani menyilangkan kedua tangannya di atas atas perut. Memalingkan wajahnya.

"Gak usah ngambek deh Ri, gak usah kayak anak kecil"

"Kamu yang kayak anak kecil, kenapa ngomongin orang lain pas kita lagi berdua?!" Riani masih mendengus kesal. Menggerutu sendiri. Marah kepada Nathan yang selalu membicarakan orang lain ketika sedang bersama dirinya.

"Udah Ri, gak usah marah. Aku minta maaf deh." Rayu Nathan sambil meraih kedua tangan Riani. Pun Riani akhirnya menghadapkan lagi badannya ke arah Nathan. Membiarkan Nathan bisa menatapnya dengan tatapan itu lagi. Oh! Riani tidak pernah bisa tahan untuk marah terlalu lama ketika sedang ditatap seperti itu oleh Nathan.

"Iya-iya. Lagian kamu kebiasaan banget deh, jangan bikin kesel dong" rengek Riani masih memanyunkan bibirnya. Nathan menghela napas panjang. Mengelus-elus pucuk kepala Riani lagi, sembari terus meminta maaf.

"Kamu tahu kan, kalau aku sayangnya cuma sama kamu?" tanya Riani melembut. Ia sudah menyandarkan kepalanya lagi. Nathan sudah tahu jawaban itu. Jawaban atas perasaan Riani yang teramat dalam untuknya. Tetapi Nathan tak pernah bosan untuk mengetahui hal itu. Nathan menggenggam tangan Riani erat sambil berkata, "Aku udah tahu kok jawabannya. Dan jawaban itu aku tunjukkan juga buat kamu, Ri. Kalau aku sayang sama kamu."

Riani menyunggingkan senyumnya. Nathan memang selalu memenangkan hati Riani. Nathan memang selalu ahli membuat hati Riani berbunga-bunga. Di balik sifatnya yang cuek, Nathan adalah orang yang paling romantis yang pernah Riani kenal. Walaupun hanya dalam kata-kata tetapi bagi Riani itu sudahlah sangat cukup.

***

"Kamu kalau makan ice cream lucu deh kayak anak kecil" ujar Nathan yang sedari tadi memerhatikan gaya makan Riani yang lucu—salah satu hal yang membuat Nathan jatuh cinta pada Riani.

"Nath, kamu bukan makan ice creamnya malah ngeliatin aku deh." Riani manyun lagi. Nathan malah tertawa kecil. Riani memang paling bisa membuat tertawa.

"Jangan ngeliatin aku mulu, nanti naksir loh" ucap Riani sambil tertawa geli melihat Nathan yang menatapnya dengan tatapan aneh.

"Aku emang udah naksir sama kamu tau. Naksir banget malah. Hahaha" Nathan tertawa lagi. Lalu ia menyubit gemas pipi kanan Riani. Yang dicubit terlihat sangat kesal. Bibirnya ia manyunkan, terlihat semakin menggemaskan. Saking kesalnya Riani, ia malah menempelkan sisa ice cream di tangannya ke wajah Nathan. Alhasil, wajah Nathan pun penuh dengan ice cream coklat.

"Riani!!!" erang Nathan kesal sambil mengelap wajahnya.

Satu!

Dua!

Tiga!

Riani pun sudah berlari mengindari Nathan. Dengan sigap Nathan segera berlari mengejar Riani. Keduanya terlihat bahagia. Seperti sepasang anak laki-laki dan anak perempuan yang sedang bermain kejar-kejaran.

Dan hap! Nathan sudah menangkap Riani. Mereka tertawa bersama. Sama-sama menikmati momen yang tak akan pernah mereka lupakan seumur hidup. Sederhana. Tapi, karena hal sederhana itulah yang membuat mereka saling cinta—saling sayang.

Nathan memeluk Riani lagi. Melupakan ice cream yang sedari tadi ia genggam, melupakan segala masalah yang pernah terjadi diantara hubungan mereka. Yang Nathan ingin adalah, ia tak akan pernah menyianyiakan waktu bersama Riani.

"Aku sayang kamu, Ri..." teriak Nathan gembira sambil menggendong tubuh Riani, berputar-putar bersama. Riani memejamkan matanya. Merasakan angin yang berhembus diantara dirinya. Nathan tersenyum. Pun Nathan merasakan kebahagiaan yang menyelimuti tubuhnya. Ia tak pernah merasa sebahagia ini sebelum bertemu dengan Riani. Keduanya pun saling menyebut permohonan dalam hati. Yaitu adalah; ingin terus bersama-sama selamanya.

***

Someday. Loves, friendship, and tears.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang