Chapter 2

54 4 4
                                    

Seharusnya hari ini berakhir dengan baik. Namun rasanya aku harus menelan pahit-pahit ekspektasiku itu saat Evelyn menyuruhku untuk menemui Shannon Wright.

Sial. Apalagi kesalahan yang kulakukan kali ini? Aku bahkan sudah mengumpulkan laporanku lima hari yang lalu dan sebagian besar pakaian rancanganku sudah hampir jadi. Hanya tinggal menghiasnya dengan pernak-pernik sebagai pemanis.

"Kau seharusnya bergegas jika tidak ingin membuatnya marah." Evelyn masih sibuk membaca data para model yang akan memakai pakaian hasil rancangan kami. Ia bahkan sama sekali tidak melihatku. Shannon Wright memang menugaskan Evelyn untuk mengurus para model setiap Fashion Show diadakan. Dan Evelyn tidak terlihat bahagia akan hal itu.

"Sebentar lagi. Aku tidak bisa menundanya." Aku masih sibuk mencatat jenis bordir yang akan kugunakan untuk pakaian rancanganku. Aku harus secepatnya menyerahkan catatan ini pada Vanessa. Ia salah satu penjahit handal yang bekerja di Louis Vuitton dan aku cukup dekat dengannya.

"Akhir-akhir ini kau terlihat semangat. Kau serius ingin menonton konser itu?" Evelyn menatapku seakan aku mempunyai dua kepala. Aku memutar kedua bola mataku.

"Itu konser Taylor Swift, Eve. Kau tidak mengerti bagaimana rasanya mengidolakan seseorang."

"Oh, ya? Yang aku tahu kau hanya mengidolakan Zelo."

"Sialan kau!" aku terus memaki Evelyn yang sekarang bertingkah lebih menyebalkan daripada Felice. Ia tertawa melihatku marah-marah. Aku sensitif dengan satu nama itu.

"Aku serius, Jane. Nenek sihir itu akan menceramahimu lagi jika kau tidak segera pergi ke ruangannya."

Aku menyerah, melemparkan bolpoinku entah kemana dan berjalan meninggalkan Evelyn yang masih tertawa sambil memegangi perutnya. Menghentakkan kakiku keras-keras agar Evelyn tahu bahwa moodku berada di tingkat paling akhir. Tapi dasar gadis tida peka, ia masih saja tertawa kencang.

Dan yang kudapati di luar ruanganku tidak kalah menarik. Zelo berjalan kearahku membuatku terpaku beberapa saat. Hanya sesaat karena aku kembali berjalan semakin dekat kearahnya.

"Jane, kau lama sekali. Apa Evelyn tidak memberitahumu kalau Miss. Wright memanggilmu?" Aku masih tidak percaya Zelo berbicara kearahku. Kerut menghiasi dahinya. Dan ia terlihat tampan seperti biasanya.

"Uh-oh, aku hendak menemuinya." Aku mengatur ekspresiku agar tetap terlihat datar. Aku mengagumi seorang Zelo Callaghan selama hampir satu tahun. Ia asisten Shannon Wright dan tentu saja jabatannya lebih tinggi daripada aku.

"Bagus. Ia sudah menunggumu sedaritadi."

"Benarkah? Kalau begitu aku memang harus bergegas." Kataku sedikit tidak rela berhenti berbincang dengan Zelo. Saat-saat seperti ini sangat langka. Zelo mengangguk singkat dan berlalu dari hadapanku. Hanya momen kecil dan mampu membuat moodku sedikit terangkat. Kurasa aku harus mengajak Zelo makan siang suatu hari nanti.

Yeah, itu hanya terjadi kalau ia mau. Aku berhenti didepan pintu ruangan Shannon Wright. Mendadak rasa takut kembali menyergapku. Bagaimana kalau nenek sihir itu marah lagi ? Tapi semakin aku memikirkannya, aku memang tidak sedang membuat ulah beberapa hari ini, well, kecuali laporanku yang memang terlambat kukumpulkan.

Aku menarik nafas dalam-dalam dan mendorong pintu berwarna silver itu. Shannon Wright mendongak dari mejanya dan menatapku dengan sedikit kesal. Aku bisa merasakan aura mencekam berputar-putar di sekitar kepalaku. Ini bukan pertanda yang bagus.

"Anda memanggil saya, Miss?" tanyaku sesopan mungkin. Semoga yang kudapati bukanlah betina yang siap melemparkan apa saja kearahku.

"Ya, aku butuh bantuanmu," aku menarik nafas. Ia menatapku tajam dan mengetuk-ngetukkan ujung jarinya di meja kerjanya. Sialan. Bahkan ia belum menyuruhku duduk.

Love Me RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang