DC - ONE

545 40 3
                                    

Hello, this is my first story, maklumin kalo hasil tulisan gue masih abal :(

Part ini gue dedikasikan buat AyuRattihh anjing sebangku gue yang udah bantuin gue buat benerin typo di part one:* kecup basah buat sumi😘

Recommended song :
Last Dance - ONE OK ROCK
Don't Let Me Down - The Chainsmokers
Cry Baby - Melanie Martinez

Enjoy

•••

Angin sepoi sepoi menerpa rambutnya, mata coklatnya menatap kearah gedung pernikahan itu. Ia menghela nafasnya karena kakak kembarnya tak segera datang. Tangan mungilnya memutuskan untuk mengambil Iphone didalam mini bag.

Dia memutuskan untuk mengechat kakak kembarnya yang tak segera datang di group line " Siblings "

Namira : Kak buruan kesini, gue gamau nunggu lama.

Gaza : Ini kita dijalan, disini macet. Si Bian lebay nyetirnya.

Bian : Brisik lu pada. Diem deh gue lagi nyetir.

Gaza : Eh oncom lu ngapain nyetir malah ikutan chat di line!

Bian : Hehehe bete shay lagi macet

Namira : Ah jangan berantem kak, gue tunggu di cafe depan gedung.

Dia memilih untuk memasukkan ponselnya kedalam tas dan langsung bergegas ke Longchamp cafe yang berada di dekat gedung itu. Menurut pendapat netizen dari sosial media, cafe itu mempunyai menu-menu yang sangat menarik.

Namira menyebrang kearah cafe, namun sepertinya cuaca sedang tidak berpihak dengannya. Air-air turun dari langit dan mulai menjamah bumi. Dia mempercepat langkahnya, tidak ingin bajunya basah kuyup dan dandanannya rusak.

Karena tidak terlalu memperhatikan jalan, tak sengaja Namira tergelincir jalanan yang mulai basah itu. Namira merasakan perih yang mulai menjalar di area lututnya.

"Ah sialan. " umpat Namira ditengah jalan sambil memegangi lututnya yang mulai mengeluarkan cairan merah itu.

Beberapa orang yang melihat kejadian itu hanya menatap kearah Namira, namun juga ada yang terlihat berniat untuk membantu. Namun Namira memilih untuk tidak memperdulikan luka kecilnya itu dan memutuskan untuk segera menuju ke Longchamp cafe.

Kini Namira sudah berada didalam cafe tersebut, dia memesan Hot Chocolate untuk menemaninya saat ini. Rasa Chocolate panas yang dipadukan dengan udara yang dingin saat ini, sangat Namira sukai. Bahkan membuat Namira lupa akan rasa perih di lututnya. Dia hanya membiarkan lututnya yang terluka, karena Namira tidak menyukai rasa perih luar biasa saat alkohol atau betadine menyentuh permukaan kulitnya yang terluka.

Beberapa menit setelah Namira menghabiskan Hot Chocolatenya, terlihat dua laki-laki berahang tegas dengan jas hitam dan putih yang melekat di tubuh mereka memasuki cafe. Terlihat berapa pasang mata mengagumi ketampanan mereka, terutama kaum hawa yang berada di dalam cafe ini.

Tak usah dibayangkan ketampanannya.

Namira yang melihat kejadian itu hanya tersenyum bangga, karena memang mereka berdua sangat pandai dalam membuat setiap perempuan meleleh.

"Gak heran, kakak gue emang top." gumam Namira sambil mengulum senyum, "Kak Gaz, Bi! Gue disini!"

Kedua laki-laki itu mendekat kearah tempat duduk Namira,

Dark Chocolate [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang