Kawin Kontrak - Bab 4

285K 11.7K 569
                                    

kejutaaaaannnn....

wekekekekekekekeekkek.... eke aplot bab lanjutan dari KK sekarang buat mengatasi beberapa hari kedepan yang eke sekiranya bakalan sibuk.jadi silahkan menikmati, jangan lupa komen dan vote... plisssss......(mulai kumat ngemis komen sama vote)ekekekeekekekekek.... silahkanmenunggu lanjutannya di jadwal biasa ya. tiap hari senin. luv yu all mai prens....muah..muah..muah...

BAB 4

RIMA

 

Mataku bengkak, sangat bengkak hingga sedikit sulit membuatnya terbuka. Semenjak aku menemukan Tio berselingkuh dengan sahabatku sendiri (mantan...mantan sahabat), Lea,  aku selalu menangis dan terus menangis selama dua hari ini. Ayah mengamuk dan berjanji akan membunuh Tio kalau dia berani muncul di hadapanku lagi (aku menangis lebih kencang membayangkan hal itu. Bisakah Ayah menghiburku dengan cara selain itu?).

Aku turun dari atas ranjangku dan menggapai tasku di atas meja. Mengeluarkan ponsel yang kumatikan semenjak 2 hari yang lalu setelah aku pulang dari apartemen Lea. Tombol power ponselku menyala ketika aku menekannya, tak lama ponselku berkedip kemudian mulai hidup dan menerima beberapa pesan.

Aku melihat pesan-pesan yang menunjukkan panggilan masuk saat ponselku mati. Beberapa panggilan dari Diva membuatku bergidik ngeri. Sepertinya dia sudah tahu akan keadaanku. Aku bisa membayangkan kemarahan di wajah cantiknya yang judes. Kemudian membayangkan dia menyumpahi Tio dan Lea (untuk hal ini, Diva adalah juaranya). Kemudian beberapa panggilan dari Tio dan juga Lea membuatku mendengus keras. Mau apa lagi dua pengkhianat ini? Aku berusaha menguasai diriku agar tak menangis kembali. Hingga kulihat satu panggilan dari nomer yang tak kukenal sama sekali. Sebuah nomer yang tak tercatat di phonebook ponselku. Membuatku teringat sesuatu dan segera membongkar tasku kembali.

Ketemu!

Kartu nama milik Endo hampir kulupakan semenjak aku menerimanya. Kartu nama itu terlihat sederhana dengan warna biru dan merah yang saling mendominasi satu sama lain. Nama Endo tercetak jelas di tengah kartu nama itu lengkap dengan jabatannya.

Endo Akbar Widjaya

Komisaris Utama/Chairman Widjaya Group

Astaga!

Aku mencoba menghitung usia Endo, seharusnya dia hanya lebih tua 2 atau 3 tahun di atasku. Kalau usiaku saat ini 25 tahun, seharusnya Endo baru berusia 27 atau 28 tahun. Astaga! Astaga...astaga...astaga! Dia menjadi komisaris utama di usia yang masih sangat muda! Aku melihat kembali jejeran nomer yang tertera di kartu namanya dan mencocokkan nomer itu dengan yang tertera di ponselku.

Nomer yang berbeda!

Sedikit kecewa, aku menghela nafas. Kulihat jas Endo yang tersampir di kursi kamarku. Jas itu tanpa sadar terbawa olehku ketika aku turun dari mobil Endo. Kuambil jas itu dan merengkuhnya dalam pelukanku. Bau rokok tercium samar-samar bersama bau parfum dari jas itu. Apa sekarang Endo merokok? Aku kembali teringat masa SMA-ku. Awal aku bertemu dengan Endo membuat jantungku berdebar keras. Apalagi ketika dia duduk satu bangku bersamaku dan Diva ketika rapat acara sekolah. Itu kali pertama aku melihatnya dalam jarak begitu dekat. Wajahnya jauh terlihat tampan di jarak sedekat itu. hidungnya yang mancung, matanya yang kelabu dan juga bibirnya yang seksi (jangan memperolokku! Setiap wanita normal pasti mengharapkan bibir se-seksi itu untuk mencium mereka! Itu reaksi normal, sangat normal!) Sayang, sifat pemaluku terlalu mendominasi dan itu membuatku memilih untuk pergi dan duduk menjauh darinya.

Aku tersenyum mengingat itu dan merasakan debaran kala SMA kembali muncul di dadaku. Debaran itu jauh lebih keras saat Endo menyapaku untuk pertama kalinya. Sapaan yang membuatku seakan melayang (semua cewek, kecuali Diva, akan melayang kalau seseorang setampan Endo menyapanya ketika SMA). Kemudian debaran itu bertahan ketika Endo mengajakku mengobrol dan mulai menghilang ketika penggemar Endo datang melabrakku (aku baru tahu betapa ganasnya rasa suka penggemar pada idolanya saat itu). Debaran itu benar-benar menghilang ketika Endo pergi dan tak pernah menghubungiku sama sekali dan kembali muncul dua hari yang lalu saat aku melihat Endo kembali.

Kawin KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang