Part 1

179 11 2
                                    

Author POV

Malam pun telah tiba. Menggantikan senja yang tadinya menghiasi mahliga langit. Angin malam berhembus menerpa rambut seorang gadis yang sedang bediri di Balkon kamarnya. Dingin. Itu yang dirasakannya. Tetapi keadaan itu tak sepedih hatinya.
Hatinya terluka.

Titik-titik hujan pun mulai turun membasahi bumi. Gadis itu mengulurkan tanganya, mempersilahkan butir-butir air iti membasahi jemari tangannya.Ia sangat menyukai hujan. Baginya hujan adalah hal yang paling romantis. Hujan tetap mau kembali meskipun dia telah jatuh berkali-kali.

Ya, gadis itu adalah Liana Alexander.
Gadis bermata hazel dan berambut kecoklatan itu melangkahkan kakinya ke meja di dekat jendela kamarnya. Ia kembali menatap nanar kepada secarik kertas yang ada diatasnya. Sebuah undangan. Ya,undangan pernikahan.

Ditatapnya undangan itu sekali lagi. Hatinya sangat sakit menerima kenyataan itu. Seseorang yang sangat dicintainya. Kini telah menjadi milik orang lain.

Bulir air mata kembali mengalir membasahi pipi halus gadis itu. Gadis itu kembali menangis.

Sudah 2 hari sejak ia menerima undangan itu. Secarik kertas yang baginya adalah sebuah bom waktu yang bisa menghancurkannya kapan saja.
Bagaimana bisa ia menerima kenyataan ini? Jika ia sendiri masih belum bisa merelakan lelaki itu sampai saat ini. Ia masih mencintainya. Sangat sangat mencintainya.

Liana AlexanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang