That man

82 5 0
                                    

"Serius lu nyuruh gue pakai kain ini?" Ucapnya dengan pandangan aneh sambil merentangkan tangannya ke kanan dan kiri.

"Serius lah.. itu salah satu dari 7 kategori pakaian gue yang paling bagus buat ngampus tau gak.. masih untung gue pinjemin baju" Ucapku sambil mengoleskan lip gloss berwarna nude di bibirku.

"Gak ada jeans.. atau kemeja .. atau kaos-ka..." Ujarnya tapi langsung ku potong.

"Udah! lu banyak omong deh.. Mending lu sekarang duduk dan biarkan tangan-tangan gue mempercantik lu beib.." Potongku sambil menariknya duduk di kursi rias kebesaranku.

"Kita kan udah hampir telat.. kenapa pake acara dandan segala sih? Mending kita langsung cabut aja" Celetuknya. Dia hendak berdiri tapi kutahan.

"Jam di kamar gue mati.. ternyata sekarang masih jam 06:15.. masih banyak waktu.. lu diem aja bentar" Ucapku sambil mengacungkan telunjuk di depannya.

Dan akhirnya dia hanya bisa pasrah mendengar perintahku.

Menit-menit pun tak terasa telah berlalu dengan begitu cepat. Aku pun terperangah melihat sosok bidadari cantik dihadapanku.

"Taraaa... selesai" Teriakku bangga sambil memeluk sahabatku ini.

"Lu cantik banget tau gak.. kalau lu tiap hari gini pasti cowok-cowok di kampus pada ke cantol sama lu del" Tambahku sambil mengedipkan sebelah mataku.

"Ngomong apaan lu? Cantik? Yang ada gue risih sama dandanan menor ini tau gak! Udah gitu sepatu lu tinggi banget pula.. bisa bikin gue kesleo nih!" Sungutnya kesal.

Aku hanya bisa terkekeh.

" Lu cantik banget kok, gak menor.. lu aja yang gak pernah dandan makanya bilang menor.. yuk sarapan" Ajakku saat sampai di dapur.

Ann menarik kursi untuk duduk. Adel mengambil sekotak corn flakes dari rak makan dan duduk di samping Ann.

"Del oper corn flakesnya dong.. sekalian sama susunya" di hadapannya sudah ada mangkuk.

Adel memberikan kotak corn flakes dan menggeser susu lebih dekat agar dapat dijangkau oleh Ann.

"Trims" ucap Ann. Lalu ia menuang corn flakes ke mangkuknya cukup penuh.

"Oh ya.. nanti perginya pakai mobil lu aja ya Ann" ucapnya disela-sela sarapan.

"Oke.." balasku sambil mengacungkan jempolku.

***

"Ke sambet setan dari mana lu del.. pangling gue liat lu" Ujar Luke ketika kami sampai di parkiran.

"Sering-sering gini dong biar gue bisa cuci mata gitu dikit-dikit" Godanya lagi sambil menyenggol bahu Adel.

PLEETAAKK!!!

"Aduhh!!! Bisa benjol pala gue del" Sembur Luke sambil mengusap-usap kepalanya yang ditoyor oleh Adel.

"Makanya kalo punya mulut dijaga dikit dong!" Sungutnya kesal sambil melotot ke arah Luke.

Luke kembali mengusap-usap kepalanya.

"Cantik-cantik tapi galak banget sih" Gumam Luke pelan.

"Apa lu bilang? Galak?!! Ulangi sekali lagi?!" Teriak Adel menghampiri luke yang mulai berjalan menjauhi kami.

"Enggak.. gu .. gue.. gak ngomong apa-apa" Ucap luke terbata-bata sambil melindungi dirinya saat adel hendak menjitak kepalanya lagi.

"Lu piker gue budek apa!" Sembur Adel sambil berkacak pinggang.

"Dasar nenek lampir!! Haha" Seru Luke sambil berlali menjauhi Adel.

Serasa tak mau kalah, ia kembali mengejar-ngejar Luke. Mungkin keberuntungan sedang berpihak pada Luke. Adel yang tak terbiasa dengan menggunakan hells akhirnya tersandung dan hampir terjerembab jatuh ke tanah. Lalu ia mengehentikan langkahnya.

Liana AlexanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang