Part 10
“Suka apaan sih, baru kenal juga. Orang aku sukanya sama kamu”upss, aku keceplosan. Aduh mati, dia tahu deh..aduh gimana nih. Bisa brabe kalo kayak gini. Semoga dia gak denger.
“Beneran nih? Wah, aku mau dong kak. Yah…yahh” kata Riani dengan cerianya.
Demi apa?? Ini mimpi gak sih. Riani nerima aku. Ahh, serasa pengen teriak sekencang-kencangnya. Kenapa bukan dari dulu aku nembaknya? Bukan secara langsung lagi, kan gak romantis. Wah, besok aku udah bisa pacaran secara resmi sama Riani. Gak bisa ngebayangin saking senengnya. Harus kasih tau Yuda sama anak-anak yang lain nih.
“Tadi ngomong apa kak? Aduh maaf kak, tadi kakakku ngajak ngomong tentang tiket konser Suju yang di Amerika, aku langsung aja bilang mau. Kan itu boyband idolaku banget banget…hehhehe. Eh, tadi kakak lagi ngomong apa? ”cengirnya dari telepon seberang.
Aku terdiam. Baru aja kayak terbang dilangit, ehh langsung jatuh ketimpa tangga pula. Nasib-nasib. Aku kira dia ngejawab pernyataan cinta tidak langsungku tadi. Ternyata oh ternyata.
“Halo kak? Kakak masih diseberang telepon kan??”
“ehh iya…hoaamm. Aduh Riani, kakak udah ngantuk nih. Kakak tidur dulu yah. Selamat Malam”
Baru dia mau menjawab, aku sudah menutup telepon secara sepihak. Entah kenapa, aku jadi malas berbicara dengannya. Mungkin karena jawabannya tadi yang membuat ku seperti ini. Entahlah.
*Riani POV*
Kak Rangga kenapa sih? Tumben banget nutup teleponnya kayak gini. Perasaan tadi ceria-ceria aja. Apa tadi aku ada yang salah ngomong ya? Perasaan sih gak ada. Ah, besok aja deh nanyanya. Lebih baik tidur daripada memikirkan hal yang tidak jelas.
“hoaaammmmmm”
*Author POV*
“non Rianiiii..bangun non, udah jam stngah 6 non. Nanti waktu subuh nya abis.”bi Imah masih terus membangunkan majikannya. Dia masih saja mencoba dengan sabar, walau belum terlihat tanda bahwa majikannya ini berniat bangun.
“aduh, bi. Ada apa bi, subuh subuh udah teriak-teriak” dari belakang terdengar suara berat yang masih mengantuk.
“Ini mas Resky, non Riani belum bangun-bangun. Daritadi bibi udah bangunin tapi gak bangun-bangun. Kan waktu subuhnya udah mau abis. Biasanya non udah bangun kalo udah jam segini”bi Imah masih terus saja mencoba.
“ohh, sini bi, biar aku aja. Tenang aja, aku pasti bisa bangunin tuan putri ini”senyum Resky.
Bibi Imah pun bergeser sedikit untuk memberi ruang Resky untuk membangunkan Riani dari tidur lelapnya ini.
“Rianiii ayo bangun”goda Resky sambil menggelitik kaki dan pinggang adik kesayangannya ini.
“hahhahahha…kak…hahhaha…kak Resky…hahhahaha…udahh..hahhah…udah….hahhaha..udah dongg….hahhahah”Riani tertawa geli dengan tingkah kakaknya.
“hahhahah…makanya kalo jadi cewek tuh jangan tidur kayak kebo. Dibangunin berkali-kali sama bi imah gak bangun-bangun”nasehat kakaknya.
Bukannya nurut eh malah Riani tidur lagi, seolah kata-kata kakaknya hanya angin lalu.
“Kalo gak mau bangun kakak gelitikin lagi nih…1…2…3..”akhirnya gelitikan kakaknya dimulai lagi.
“hahhaha…iya….iyaa…hahhahaha iya aku bangun..hahhahaha”akhirnya Riani menyerah juga dengan tingkah kakaknya.
“ih, kakak jail banget sih.”kata Riani sambil menunjukkan muka cemberutnya.
“gak usah cemberut, sana pergi wudhu trus kita shalat berjamaah bareng…cantik”
KAMU SEDANG MEMBACA
Wait In Love
Teen Fictionawal dari sebuah kisah seorang gadis yang memendam perasaannya sejak lama kepada seorang pria. Dari awal melihat pria itu dia sudah jatuh hati, namun itu urung untuk diungkapkan karena dia merasa tidak pantas dan jelek. Padahal, kenyataannya, dia se...