sorryyyyy lamaaaaaa bangeeeettttttt......
banyak tugas...biasaaaa hehhehehhehe....kali ini aku upload 2 part...^_^
Happy Reading
#Part 11
“Permisi kak, aku mau………….eh, maaf mengganggu”tiba-tiba ada seseorang yang masuk dan melihat Sherly memeluk dan mencium pipiku. Itu memang kebiasaan Sherly setiap berpamitan duluan.
“Eh, Riani. Kamu mau apa tadi??”tanyaku padanya.
“Nanti aja kak, takut mengganggu. Permisi kak. Assalamu alaikum” dia hanya ngeloyor pergi.
“ya udah aku ke kantin dulu yah” Sherly langsung pergi meninggalkanku sendirian.
Ahh, kenapa aku merasa harus menjelaskan semua kejadian tadi kepada Riani? Aku merasa menyesal saat Riani melihat aku dan Sherly tadi. Tapi sudahlah, pekerjaanku masih banyak.
*Riani POV*
Akupun berlari sebisaku menuju belakang sekolah. Menangis sejadi-jadinya. Hatiku sakit melihat kejadian itu. Melihat mereka yang begitu mesranya. Aku merasa tidak sanggup melihat mereka. Tapi aku tidak mungkin pindah sekolah hanya dengan alas an seperti ini.
“Kamu kenapa menangis?? Ada masalah?? Cerita saja sama kakak.”kak Rangga selalu datang disaat aku membutuhkan seseorang untuk berbagi.
“Enggak kak cuma masalah kecil” elakku tak mau menceritakannya.
“terus kenapa nangis segitunya, masa masalah kecil sih”
“enggak kok kak, aku gak papa” aku tetap tidak bisa menceritakan kepadanya.
“Ya udah kalo gak mau cerita, kakak ngerti kok. Kakak gak bakal maksa kamu. Tapi kalo butuh teman curhat, kamu bisa manggil kakak.”
“makasih kak” aku pun dengan spontan memeluk kak Rangga.
“gak papa kan aku meluk kakak bentar” kataku masih terisak.
“iya gak papa. Menangislah sepuasmu, tapi jangan kebanyakan. Nanti mukamu udah jelek jadi tambah jelek, terus matamu jadi besar kayak alien. hahhahaha”
“apaan sih kak. Aku nangispun mukaku bakalan tetep cantik kali.hahhaha”
“Ihh, siapa bilang. Orang buta ya? Kalo itu mah karena mereka gak liat yang benerannya. Aduhh…duhh…sakit tauu” aku mencubit pinggang kak Rangga.
“Rasain. Masa orang cantik begini malah dibilang jelek. Mata kakak tuh yang buta” aku pun memasang muka cemberut karena ejekannya.
“Cantik, masa gitu aja pake marah segala. Iya deh iya, kamu memang cantik dalam keadaan apapun.”
“kok berasa kepaksa sih ngomongnya. Yang ikhlas dong”
“iya…iya. Riani yang paling cantik sejagat raya.”
“Ihh, itu mah lebay banget kak”
“Aduh, kamu ini gimana sih. Bilang ini salah, bilang itu salah.” Malah kak Rangga yang balik cemberut.
“Idih, udah besar ko, ngambekkan. Sorry deh kak, aku cuma bercanda. Ayolah senyum lagi.” Akhirnya aku menggelitik pinggang kak Rangga.
“hahhaha…udah Riani…hahahahhha…udah….udah”
“hahhahaha…makanya jangan ngambekkan”
“Yang ngambekkan duluan siapa”
“Aduh kak, panjang banget masalahnya kalo bahas ngambek-ngambek aja. Udah mau masuk kelas. Ayo balik ke kelas kak” aku menarik tangan kak Rangga dengan pelan. Dia hanya menurut aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wait In Love
Fiksi Remajaawal dari sebuah kisah seorang gadis yang memendam perasaannya sejak lama kepada seorang pria. Dari awal melihat pria itu dia sudah jatuh hati, namun itu urung untuk diungkapkan karena dia merasa tidak pantas dan jelek. Padahal, kenyataannya, dia se...