SMH- What a cozy place!

2.5K 77 4
                                    

Ji eun menyesap coffee latte yang baru saja menetap di mejanya, kembali ia mengecek arlojinya. Lagi. Menunggu seperti ini. Selalu saja. Tapi entah mengapa ia tak merasa kesal sedikitpun, ia menyukainya. Ji eun lebih menyukai menunggu, ketimbang membuat Mino menunggunya, iya Mino si pujaan hatinya. Mino memang tipe orang yang tak bisa diam dan tak sabar dalam hal menunggu, sehingga Ji eun tau pasti itu akan membuat kencan mereka berantakan saja kalau ia membiarkan Mino menunggu lebih dari 5 menit.

Mino datang dengan senyum mengembang di wajahnya, ia melihat gadis yang sangat di cintainya sedang duduk tersenyum, menunggunya. Ini yang sangat membuatnya tak berhenti berbunga-bunga, gadis ini selalu ada untuknya. Dengan senyum manisnya, menghiasi hari-hari yang bisa di katakan sangat melelahkan. Mino berhenti tepat beberapa meter dari Jieun duduk, gadis itu masih tak menyadari kehadiran kekasihnya. "Lihatlah, ia selalu menungguku dengan senyum seperti itu, gadis ini sungguh membuatku ingin memeluknya saat ini juga. Tapi mengingat ini tempat umum, Ji eun pasti akan sangat membenci hal-hal memalukan seperti itu, haha." ujar Mino dalam hati dan tersenyum lucu.

"JiEun-ahh, kau sudah lama menunggu?" Mino duduk tepat di depan gadis yang sedari tadi menunggunya.

"Ahh aniyaa, baru saja. Kau mau pesan apa?" Jieun tersenyum pengertian, dan membuat raut wajah yang terlihat sangat menghangatkan dimata Mino. Saat Gadis itu ingin berdiri dari duduknya bermaksud ingin memesankan minuman atau cake, Mino menarik tangan Jieun.

" Apa kau ingin pergi ke suatu tempat? " Mino membawa Jieun keluar dari kafe dan membuka pintu mobilnya. Jieun menatap Mino bingung, namun tetap menuruti keinginan kekasihnya itu.

" Kita mau kemana?" Jieun memasang sabuk pengamannya. Mino hanya tersenyum misterius. Pasalnya, sejak ia masuk ke sebuah agensi untuk trainee, ia memberikan sangat sedikit waktu untuk Ji eun. Dan hari ini ia ingin memberikan itu pada Ji eun, waktu.

"Apa kau bolos latihanmu lagi?" Ji eun menatap Mino curiga. Gadis ini sudah tahu betul, kekasihnya ini tak suka dengan segala hal yang terlalu mengekang. Jadi bukan hal yang aneh, melihatnya bolos latihan dan malah kabur bersamanya seperti ini.

"Kau tau, kau akan membuatku khawatir kalau kau bolos latihan hanya untuk pergi denganku. Aku sudah bilang berapa kali kan." Sekali lagi Jieun menatap Mino masih dengan tatapan curiga.

"Kenapa kau begitu cerewet Jieun-ahh.. Aniyaa kali ini memang kami mendapat waktu beristirahat. Jadi, apa kau ingin melihat pantai denganku?" Mino menjejerkan deretan giginya yang rapi.

"Aniy, aku ingin ke kebun binatang." Jieun menatap Mino dengan antusias. Bukannya ia tak ingin ke pantai, tapi Jieun tak ingin membuat Mino pergi terlalu jauh dari Seoul. Kita tak tahu nanti akan terjadi apa, ia hanya tak ingin membuat masalah. Mino sedang terikat dengan agensinya saat ini. Jadi yang ada di pikirannya adalah Mino jangan terlalu banyak membuat masalah dan harus cepat debut.

" Yaaa, baiklah kita ke pantai." Suara Mino mulai terkontaminasi oleh tawanya. Jieun mengalah dan hanya merespon dengan menggelengkan kepala.

" Ingat, kita harus pulang sebelum langit gelap." Jieun memberikan nada tegas. Kemudian di liriknya sekilas wajah Mino yang nampak sangat bersemangat bersiap mengendarai mobil. "Tuhan, hanya saja aku sangat mencintai laki-laki ini." Hatinya berteriak.

" Arrassoo! " Mino mengeluarkan warna suaranya yang lebih berat dari biasanya dan mulai membawa mobilnya melaju dengan antusias.

Mino tau gadis ini selalu mengkhawatirkannya, itulah mengapa ia selalu saja mengontrolku untuk tidak bermain terlalu jauh. Ia sangat bersyukur mempunyai gadis yang sangat mengerti dan mendukung keadaannya seperti Jieun di sisinya. Baginya, bukan hal mudah menahan diri untuk tak melihatnya sehari saja. Namun karena kebijakan trainee yang mengharuskan dirinya menghabiskan banyak waktu di ruang latihan, membuat waktu bersama Jieun benar-benar minim.

Sesampainya di pantai, Mino berlari lepas menuju ombak-ombak yang berusaha untuk menaiki daratan. Jieun hanya menatap lucu kelakuan Mino. Ia bahkan tak ingat kapan terakhir kali mereka bisa jalan berdua seperti ini. Biasanya ia dan Mino hanya menghabiskan waktu setiap hari minggu saja untuk sekedar mengobrol dan melepas rindu di kafe atau di tempat makan terdekat.

"Mino-ahh, kau tak punya baju ganti jadi jangan membuat basah bajumu." Jieun berlari menghampiri Mino yang sudah menenggelamkan kakinya di ombak-ombak kecil pinggir pantai.

"JIEUN-AHH SARANGHAEE." Mino membentangkan kedua tangannya untuk menerima terpaan angin pantai. Diluapkannya perasaan yang bahkan sangat jarang ia tunjukkan pada gadis yang kini memberikan kehangatan di punggungnya.

Jieun memeluk hangat punggung Mino, dia membuat senyum simpul di bibirnya. Dan berbisik. "Aku tau."

"Apa kau menangis?" Mino menggenggam tangan Jieun yang melingkari pinggangnya.

" Yaa, kenapa aku menangis?" Jieun sedikit tertawa mendengar pertanyaan Mino.

" Aniyy, mungkin kau terharu mendengar pernyataanku barusan." Mino tertawa jahil, dan berniat membalik tubuhnya.

"Haha, kau inii... Benar-benar." Jieun hanya tersipu malu dan menghalangi tubuh Mino untuk berbalik. Ia mempererat pelukannya agar Mino tak berbalik dan melihat wajahnya yang pasti sekarang sudah semerah tomat. Jieun jelas saja merasakan jantungnya berdetak liar tak karuan mendengar pernyataan Mino, membuat peredaran darahnya semakin mengalir deras. Karena dalam kurun waktu 2 tahun ia bersama Mino, ini kali kedua laki-laki itu mengucap kata cinta. Jadi ini masih bukan hal yang biasa bagi Jieun. Karena Mino memang bukan laki-laki yang bisa dengan mudah mengumbar kata-kata cinta.

" Ahaha, yaa kau kenapa??" Mino tertawa renyah menatap luasnya biru laut di depan matanya saat ini.

"Kenapa? Aku tak apa." Jieun menjawab asal pertanyaan Mino. Jieun memejamkan mata dan menenggelamkan wajahnya di punggung Mino.

" Jieun-ahh.." Mino membalik tubuhnya, dan membawa Jieun di pelukannya. Dengan senyum jahil ia menjatuhkan dirinya bersama Jieun tepat saat ombak menyerbu daratan di tempatnya dan Jieun berpijak.

" YAAA, Song Minhoo!" Jieun berteriak kaget saat mendapati dirinya dan Mino yang telah basah kuyup di terpa ombak. Mino hanya tertawa lepas, ia merasa begitu bahagia, saat ini.

"Kau sudah merencanakan ini sejak awal kan." Jieun menatap Mino kesal sembari menghangatkan tubuhnya dengan menggenggam segelas kopi instan hangat yang diberikan oleh ahjumma pemilik penginapan di pinggir pantai. Mino hanya tertawa lepas, dengan baju ala Ahjussi yang tampak kebesaran di tubuhnya. Dia mencubit pipi Jieun dengan gemas.

"Kau benar-benar terlihat jelek saat sedang kesal,"Mino menekan kedua pipi jieun hingga membuat bibirnya mengembung. Jieun hanya berbicara tak jelas menimpali pernyataan Mino.

" Dan kau juga terlihat jelek saat sedang mengomel."

"Hmpf Hyaa, aoha hahuu inhiin ku phukull?!" Jieun menatap kesal Mino yang masih membuatnya sulit bicara. Jieun melepaskan rengkuhannya pada gelas kopi, lalu menyentuh kedua telinga Mino. Sontak Mino menggeliat geli.

" Yaa, apa kau tak mau berhenti?!"

Sepersekian detik tangan Mino melemah menjadi sebuah rengkuhan di wajah Jieun. Dan satu-satunya hal yang paling dirasakan Jieun saat ini adalah udara di dadanya seperti menekan jantungnya untuk memompa lebih cepat lagi. Di depan matanya kini terlihat mata Mino yang perlahan terpejam, meluapkan perasaannya dengan ciuman manis di bibirnya. Nafas Jieun tertahan di ujung tenggorokan, membuat wajahnya seketika menjadi panas. Dia memejamkan mata sembari membalas ciuman Mino dengan penuh perasaan.

"Yaa, sudah ku bilang berhenti menyentuh telingaku." Mino berhenti sejenak dan menatap Jieun dengan evil smile- nya. Jieun yang tangannya masih kaku menyentuh telinga Mino, segera menarik tubuh Mino dan melingkarkan tangannya ke leher laki-laki yang kini sedang menatapnya penuh kasih. Mino tersenyum dan kembali mencium Jieun.

Aku sudah tak mampu berlari lagi, tak mampu berjalan lagi, dan tak mampu beranjak pergi. Ini tempat ternyaman yang pernah ku tinggali, Jieun. -SMH

(ONESHOOT) WINNER FANFICTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang