MF Part 6

199 15 0
                                    

Author's POV

Flower berjalan memasuki rumahnya dengan gontai.Dia sungguh kesal dengan kejadian saat tadi ia pergi.Beberapa umpatan telah keluar dari mulut cantiknya,meskipun ia tahu bahwa hal tersebut tidak akan menyelesaikan masalahnya.Dia masuk ke rumah tanpa mengucapkan salam,dan langsung menjatuhkan tubuhnya di kursi.

"Huuuuhh" Flower menghela nafas panjang.Dia menenggelamkan wajahnya di kedua telapak tangannya.

"Loh,kamu kenapa Flow?" Tanya Ibu tiba-tiba.

Flower mengangkat wajahnya dan bersandar di kursi.

"Tadi aku nabrak mobil orang,Bu" jawab Flower lemah.

"Ya ampun,terus gimana sama motor ayah?" Tanya Bu Rianti panik.

Flower hanya melongo mendengarkan pertanyaan ibunya.

"Kamu kenapa bengong?"

"Ya iyalah,kan aneh ibu bukannya nanya gimana keaadaan aku,terus gimana keaadaan mobil orang yang aku tabrak.Ini langsung tanya keadaan motor ayah.Kan ibu juga udah tau motor ayah emang udah butut jadi gak usah ditanya" Jelas Flower kesal.

"Iya Ibu tau.Ibu cuma bercanda kok"

"Gak lucu" ketus Flower.

"Ya terus gimana sama mobil yang kamu tabrak?"

Flower menatap Ibunya dengan sedih.Dia takut Ibunya akan marah dengan kejadian tersebut.Sedangkan Bu Rianti hanya mengerutkan dahinya,menunggu jawaban dari Flower.

"Aku harus ganti rugi,Bu. Tapi jumlahnya gak sedikit,lagipula pemilik mobilnya pengen aku bayar langsung,kan itu gak mungkin uang dari mana aku?"

"Memangnya harus berapa ganti ruginya?" Tanya Bu Rianti.

"100 juta" Flower menjawab dengan suara lemah dan hampir tak terdengar,namun Bu Rianti masih dapat mendengarnya dengan jelas.

"100 juta? Ya ampun,keluarga kita mana mungkin punya uang segitu Flow?" Ucap Bu Rianti histeris.

"Ibu gak usah cemas,aku udah terima tawaran pemilik mobilnya kok"

Rianti mengerutkan dahinya,dia tidak mengerti maksud pembicaraan Flower.

"Pemilik mobil bakal ngebebasin ganti rugi aku.Tapi sebagai balasannya aku harus jadi asisten rumah tangganya selama 3 bulan" jelas Flower.

"Maksud kamu pembantu gitu?"

Flower mengangguk lemah.

"Terus gimana sama keputusan kamu?" Tanya Rianti.

"Aku nyetujuin aja.Karna seharusnya aku bertanggung jawab.Makanya aku mau minta ijin sama Ibu,karna besok aku udah harus pergi" jelas Flower.

Rianti menghela nafasnya,dia terdiam sejenak untuk memikirkan semuanya.Sebenarnya dia tidak rela melihat anaknya menderita,tapi apa boleh buat itu memang kewajiban Flower untuk bertanggung jawab.Lagian perjanjiannya tidak lama,hanya sekedar 3 bulan.

"Ya udah Ibu ijinin,itu kan memang kewajiban kamu harus bertanggung jawab.Tapi kamu harus hati-hati,jaga diri kamu baik-baik" ucap Bu Rianti.

Flower mengangguk sambil tersenyum,lalu memeluk Ibunya.Sekarang dia cukup lega dengan masalahnya.Itu memang benar jika kita berani berbuat maka harus berani bertanggung jawab.

*******

  Sesuai perjanjiannya kemarin,Flower benar-benar menepati janjinya.Seusai dari kampus dia pulang bersama Fabian,tapi sebelum pergi ke apartemen milik Fabian,Flower pulang terlebih dahulu untuk membawa beberapa pakaian dan peralatan yang akan dia bawa.Perjalanan dari rumah Flower ke apartemen tidak memakan banyak waktu,hanya membutuhkan sekitar 30 menit jika itu tidak macet.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY FLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang