Itu tidak benar, bukan?
Kamu tidak benaran serius bahwa kamu melakukan itu kepadaku?
Meski aku tahu kalimat-kalimat lewat pernyataan kamu kemarin membuktikan aku masih percaya padamu, tapi semua terulas kembali lewat mulut perempuan itu. Yang mana harus aku percaya dan mengerti, sama sekali tidak membuatku paham.
Setitik asa kuberi, tapi kamu tidak menanggung. Hati ini terlalu menyangka, tapi ego aku menyangkal semua. Ketidak sediaan kamu hadir, baru menunjukkan itulah kamu pahami.
Hati ini perih. Aku pun menjalankan niat dari dulu, aku butuh ketenangan. Bukan berarti aku pergi dari hidupmu, tapi ... aku tidak kuat lagi.
Pernyataan perempuan itu kuharap hanya sebuah candaan, candaan biasa dilontarkan hanya menarik minat. Dengan sangat ragu-ragu atau setengah-setengah, aku tidak tahu itu candaan atau hanya rayuan semata. Aku begitu tolos membalasnya.
Candaanmu konyol.
Untuk dirimu yang Terkasih
***
06 September 2015