Part 3

2.5K 172 0
                                    

-Jimin pov-

Aku tengah merebahkan diri di kasurku yang nyaman. Tiba2 line ku berbunyi. Aku segera melihat pesan tersebut dan ternyata dari orang yang selama ini aku dan minhae rindukan. Ia memberi kabar bahwa ia akan berkunjung ke seoul dalam waktu dekat ini bersama seorang temannya. Ini merupakan kabar bahagia yang sudah lama kami tunggu. Akupu segera menelpon minhae.

"Yeoboseo? Ada apa jimin?"ucap minhae
"Minhae, apa kau sudah tau kabar?""kabar apa jiminnie? Manabisa aku tau jika kau belum mengatakannya""dia akan kembali kemari minhae. Ia akan bersama kita lagi.""Dia? Dia siap.. OMOO?!? JINJJA?""Ne, jinjjayo. Aku baru menerima linenya tadi. Dan ia akan sampai besok pagi."jelasku"okay~, kita akan menjemputnya besok jimin. Jam 8 kita berangkat ne?"ucapnya"Ne, arraseo. Sampai jumpa besok"ucapku mengakhiri pembicaraan kami. Haah, senangnya mendengar minhae seceria tadi. Akupun teringat akan tugasku dan segera mengerjakannya agar besok bisa seharian bersama mereka. Orang2 yang kusayang.

-Minhae pov-
Aku baru saja menerima telpon dari jiminnie, dan ia mengatakan bahwa orang yang kami tunggu akan kembali bersama kami. Sudah hampir 3 tahun kami tak bertemu. Kabar akan kedatangannya seakan membuatku melupakan masalahku. Akupun segera memilih baju yang akan kupakai besok untuk menjemputnya. Akhirnya pilihanku jatuh pada sweater oversize berwarna biru muda dan rok coklat selutut. Akupun kembali ke tempat tidur dan mengingat2 masa kecil kami bertiga, hingga tanpa sadar akupun terlelap.

-Someone pov-
Aku baru saja ngeline sahabatku. Yaa aku akan kembali ke kampung halamanku, korea. Aku mengatakan pada mereka hanya berlibur, padahal aku akan kembali dan menetap selama2nya di korea. Aku kembali tak sendiri, aku kembali dari Amerika bersama temanku yang juga dari korea. Ialah sahabatku satu2nya disana. Namanya Namjoon hyung. Kim Namjoon. Ia orang yang lucu, tapi juga tegas. Oh iya aku lupa mengenalkan namaku. Namaku Kim Jin Young. tapi nama baratku Aric kim. Dan aku lebih suka dipanggil Aric kim sekarang. "Aric, apa kau sudah mengabari temanmu itu?"tanya Namjoon padaku. "Sudah, namjoon hyung, aku sudah mengabarinya. Mereka akan menjemput kita besok pagi."ucapku padanya. Aku dan namjoon hyung sama2 kuliah di kedokteran. Dan kami baru saja lulus, sehingga kami berencana untuk kembali ke korea. Jam menunjukkan pukul 12 malam disini dan akupun mulai terlelap, meninggalkan namjoon hyung yang sedang sibuk mendengarkan lagu.

-Jimin pov-

Matahati telah menampakkan dirinya. Aku melihat ke arah jam. Jam 6 pagi, aku segera bergegas mandi. Setelah mandi aku langsung menuju rumah minhae, namun sebelumnya aku sempat singgah ke minimarket untuk membeli roti isi untukku dan minhae. Sesampainya dirumah minhae jam menunjukkan pukul 6:30 pagi. Aku segera mengetuk pintu apartemennya. Dan terlihatlsh seorang yeoja berpakaian sweater oversize dan rok selutut itu membukakan pintu untukku. Untuk sejenak, aku memandanginya dengan kagum. Lalu aku tersadar jika kami harus segera pergi jadi aku segera menyuruhnya untuk masuk ke mobilku dan menuju bandara. Namun aku sempat menyadari bahwa minhae menatapku sangat lama tadi. Apakah.., ia mulai menyukaiku?

-Minhae pov-
Aku sudah menunggu jimin hampir 15 menit, ketika tiba2 terdengar ketukan pintu di apartemenku. Menyadari itu jimin, aku segera merapikan pakaianku dan bergegas membuka pintu. Kudapati namja bertubuh kekar itu berdiri disana, dengan celana jins agak ketat dan kemeja yang tak dikancing, sehingga menampakkan kaus dalam putih polos. Dan itu membuatnya terlihat keren. Apakah kalian pikir aku jatuh cinta? Ani. Aku hanya mengaguminya karena penampilannya beda dari biasanya."Kajja, kita bisa telat menjemputnya."ucapnya menyadarkanku dari lamunan. Akupun segera menurutinya dan masuk ke dalam mobilnya
>skip perjalan ke bandara<

Akhirnya kami sampai di bandara. Kami segera menuju ke terminal kedatangan dari luar negeri. Kami mencari2 namja yang sudah lama kami tunggu kedatangannya. "JIMIN-AH!! MINHAE-YA!! AKU DISINI!" Teriak seorang namja yang kami yakini Jinyoung. Itu nama koreanya, tapi sekarang kami memanggilnya dengan nama baratnya, Aric. "Aric-ah, lama tak berjumpa~ kau banyak berubah ya."ucapku sambil memeluknya. "Hmm, nado, minhae-ya. Kau juga banyak berubah"ucapnya dengan senyum khasnya. Lalu Aric mengenalkan aku pada temannya, Namjoon. Atau harus kupanggil namjoon oppa. 'Akhirnya kami bisa berkumpul lagi' pikirku.

-Jimin pov-

Sekarang ia berada di hadapanku. Akupun segera memeluknya."Aric-ah, akhirnya kau pulang."ucapku."Ne Jiminnie, mana mungkin aku tak pulang dan meninggalkan kalian disini, para kutu buku. Hahaha"balasnya padaku. Ya, aku dan minhae memang sama2 suka membaca, hingga kami dijuluki para kutu buku oleh Aric. "Ah iya.., ini Namjoon. Kim Namjoon. Dia teman baikku selama di amerika ia lebih tua dari kita 1 tahun."ucap aric mengenalkan namjoon hyung pada kami. "Joneun Park Ji Min imnida" ucapku sopan. "Joneun Lee Min Hae imnida"ucap minhae tak kalah sopan. "Aah, ne aku sudah tau kalian dari aric. Ia banyak bercerita soal kalian padaku." Ucap namjoon hyung dengan senyuman, menampakkan lesung pipinya yang dalam. "Baiklaah, bisakah kita makan? Aku sangat lapar."ucap Aric dengan nada sebal. "HAHAHA"Tawa kami bertiga,"Baiklaah, sepertinya ada bayi kelaparan disini, mari kita cari tempat makan"ucap namjoon hyung. "YA!! Aku bukan bayi. Aishh""Sudahlah. Kajja kita makan"ucapku dan minhae bersamaan. "Baiklah, baiklah. Let's go!!" Teriaknya riang.

-Aric pov-

Sekarang aku, jimin, minhae dan namjoon hyung tengah menuju sebuah restoran. Namun ada yang janggal disini. Mengapa minhae terlihat berbeda? Maksudku mengapa ia tak seceria biasanya? Ada sedikit aura sendu yang terlihat. Dan jimin, apa yang sedang dia pikirkan? Biasanya ia sangat cerewet, tapi hari ini dia menjadi agak pendiam dan tatapannya yang lurus itu berbeda, bukan seperti orang yang serius membawa mobil, tapi seperti orang yang tengah berpikir. Untung saja namjoon hyung bisa sedikit mencairkan suasana tadi, namun sekarang ia tengah tertidur di sebelahku, makanya aku bisa merasakan aura yang berbeda dari biasanya jika kami bertiga berkumpul. "Ada apa dengan kalian? Mengapa hari ini kalian berbeda? Apa kalian ada masalah"tanyaku tak sabar."gwaenchanayo"jawab mereka berbarengan."jinjja? Aku merasa kalian menyembunyikan sesuatu dariku. Ceritakan padaku sekarang"ucapku menuntut. 'Kalian tak bisa membohongiku'batinku. Hening. 1 menit, 2 menit, 3 menit.., "haah, baiklah. Akan kami ceritakan. Tapi nanti, di apartemennya jimin"ucap minhae. Akupun hanya mengangguk. 'Baiklah, mungkin aku harus bersabar'batinku lagi. Akhirnya, kamipun sampai di restoran. Kamipun segera masuk dan memesan makanan.

-Namjoon pov-

Ternyata perasaanku benar. Ada yang aneh dari 2 sahabat aric, jimin dan minhae. Aku mengetahuinya karena aric selalu bercerita padaku bagaimana sifat mereka. Tetapu hari ini mereka agak berbeda. Sebenarnya aku sudah merasakannya, tapi aku pura2 tak tau saja. Hingga akhirnya aku pura2 tertidur dalam perjalanan menuju restoran agar aric menyadari suasana tersebut. Hingga akhirnya aric bertanya dan mereka mengakuinya. Baiklah aku rasa aku tak boleh ikut campur dalam masalah ini. Biarkan mereka bertiga menyelesikannya sendiri.

Tbc

Miaan kalo gaje.-. Mungkin ff ini bakal tamat 2-3 part lagi^^ vomment juseyo~
*Chanri-ya*

Fall (jimin fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang