Part 5

3.6K 216 23
                                    

-Minhae pov-

Jam menunjukkan pukul 11 malam, namun aku tak bisa tidur. Aku masih menangis sejak 2 jam yang lalu. Bayangkan saja, sahabatmu jatuh cinta , dan disaat kau mengetahui itu kau sudah tak ingin mengenal lagi kata cinta. Aku takut. Aku takut akan cinta karna sakitnya kehilangan, apalagi kehilangan sahabat yang seperti jimin. Jujur saja, aku sangat terkejut ketika mengetahui jimin menyukaiku. Aku tak tau harus berkata apa hingga aku hanya bisa membentaknya tadi. Aku tak mau dia berubah menjadi seperti joosuk. Aku tak tau harus bagaimana sekarang. Ia pasti membenciku. Baiklah, besok aku harus minta maaf padanya. Tanpa sadar  akupun terlelap dalam kondisi mata bengkak.

-Aric pov-

Pagi ini aku terbangun jam 7, dan aku melihat ke sebelahku. Jimin tak ada disana. Dimana dia? Aku baru teringat, dia pasti sedang bersiap2 untuk ke Busan. Aku segera keluar kamar dan menemukan jimin di ruang tv dan ia sudah siap dengan beberapa koper disebelahnya. Ia menatap lurus ke tv, tapi matanya kosong. Ia sedang memikirkan minhae saat ini."Jimin, apa kau yakin?"tanyaku memastikan. "Aku yakin. Maukah kau tolong aku untuk menjaga minhae selama aku tak ada?"ucapnya padaku."Aku tak mau. Itukan tugasmu dari dulu jimin. Jangan pergi jika kau mau aku menjaganya" balasku lagi."baiklah. Tapi aku harus pergi kali ini. Tolonglah aric-ah. Sekali ini saja."ucapnya memohon. "Baiklah, baiklah. Sekali ini saja"akhirnya aku mengalah. Dan ternyata taxi yang mengantarnya sudah datang. Akupun mengantarnya sampai pintu. "Hati-hati jiminnie"ucapku yang hanya dibalas senyum terpaksanya. Taxi itu pun melaju meninggalkanku di depan apartemen. Semoga kau cepat kembali jimin. Akupun bersiap2 untuk pergi ke apartemen Jin hyung dan Namjoon hyung.

-Minhae pov-

Aku terbangun dengan kepala pusing. Jam menunjukkan pukul 9. Aku tak pernah bangun selama ini. Akupun segera mandi dan memilih baju yang akan kukenakan untuk ke apartemen jimin nanti. Aku akan meminta maaf padanya meskipun aku tau dia tak bisa tahan berlama2 marah padaku. Aku juga sudah menyiapkan makanan kesukaan jimin, tinggal memasaknya saja. Aku mandi dengan semangat. Sepertinya aku harus keluar dari kesedihanku. Aku sudah selesai memasak makanan kesukaan jimin. Akhirnya aku telah menyelesaikan semuanya dan jam menunjukkan pukul 10. Aku harus bergegas kerumah jimin. Semoga ia mau memaafkanku.

-Jimin pov-

Jam menunjukkan pukul 10 dan sebentar lagi aku akan sampai di Busan. Aku kangen dengan rumah, tapi jujur saja aku lebih kangen dengan minhae. Ayolah jimin, kalian masih berada di satu negara yang sama, dan ingat tujuanmu kemari untuk memulihkan kondisi hatimu. Akupun segera memasang headsetku dan tenggelam dalam duniaku sendiri.

-Minhae pov-

Aku sudah sampai diapartemen jimin. Namun tak ada orang disana. Kemana mereka? Batinku. Aku ingat aku memiliki kunci apartemen dan menunggu mereka di dalam apartemen. Aku melihat-lihat di sekeliling dinding apartemen milik jimin. Banyak foto kami bertiga yang terpajang disana. Ada juga foto kami berdua disana. Aku hanya tertawa kecil melihat foto itu. Aku menyadari ada hal aneh disini. Kenapa mereka pergi tapi tak mengajakku. Akupun segera menelpon Aric, namun tak ada jawaban. Dimana mereka sebenarnya?

-Aric pov-

Aku masih terduduk di ruang tamu apartemen Jin hyung. Aku masih shock atas apa yang kulihat tadi.

Flashback on

Aku sampai di apartemen jin hyung. Aku sudah mengetuk pintunya berkali2. Tak ada jawaban. Aku masuk saja karna pintu tak terkunci dan segera mencari dimana mereka. Ternyata mereka berada di ruang tv dan sedang tertidur. Tapi.., MENGAPA MEREKA SHIRTLESS? Ada apa ini?? Apa.. yang sudah terjadi?!?. Namjoon hyung membuka matanya dan sepertinya ia terkejut melihatku ada disini. Lalu ia segera mengambil bajunya dan membangunkan Jin hyung. Lalu mereka izin untuk mandi bergantian dan menyuruhku duduk di sofa.

Fall (jimin fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang