Prolog

284K 10.9K 188
                                    

"Rachel, ini semua demi kebaikanmu."

Bibir Rae mencebik mendengar perkataan ibunya itu.

Itu untuk kebaikanmu, Mom!

"Lebih baik Mom saja yang menikahi kakek-kakek itu!"

"Rachel! Jaga bicaramu!" bentak ibunya mulai marah.

"Sampai kapanpun aku tidak akan sudi menikahi kakek-kakek bau itu, Mom!!" Rae ikut berteriak emosi dan berlari ke kamarnya dengan muka memerah menahan emosi.

Dalam sekali sentak, dikeluarkannya ransel bututnya dan ia memasukkan baju-bajunya ke ransel. Juga sedikit uang yang dia punya dan tambah tabungan yang diberikan ayahnya padanya.

Dia harus pergi dari rumah ini. Pergi dari ibunya yang kejam itu. Jika ada ibu kandung yang lebih kejam dari ibu tiri itu adalah ibunya.

Rae memandang foto pria tampan bermata biru yang sama persis dengan miliknya. Pria itu Steve Marshall Dougherty, ayah kandungnya yang berkebangsaan Amerika.

Enam bulan lalu, ayahnya datang ke kota kecil asal ibunya ini. Beliau berniat membawa Rae ke Amerika, tetapi sang ibu tak mengijinkannya. Karena menurut hukum, sang ayah tidak berhak atas perwalian dirinya.

Ya... dia anak di luar nikah dari seorang pria asing dengan penduduk asli Donaghadee, kota kecil di Irlandia Utara yaitu ibunya yang kejam itu.

Sang ayah kembali ke Amerika dengan sedih karena tidak bisa membawa putri yang sejak dulu dicarinya.

Rae mendesah dan memasukkan foto itu ke dalam ranselnya. Setidaknya dia tahu jika ayahnya menyayanginya. Mungkin nanti dia bisa menghubungi ayahnya jika dirasa sikap ibunya sudah tidak bisa ia tolerir lagi.

Dengan mengendap-endap, Rae keluar dari kamarnya. Ibunya sudah tidak terlihat di ruang depan tempat mereka tadi berbincang. Secepat kilat dia keluar dari rumah kecil itu.

Maafkan aku, Mom ...

Dia pergi ke halte kecil yang tidak jauh dari rumahnya. Rae sudah memutuskan akan pergi ke Edinburgh, Skotlandia.

Beruntung dia punya teman yang tinggal di sana. Setidaknya dia bisa meminta bantuan temannya itu untuk mencari pekerjaan dengan ijazah SHS yang dimilikinya. Syukur-syukur dia bisa menabung untuk biaya kuliah nanti. Sejak lulus sekolah dua tahun lalu, dia sudah sangat ingin kuliah, tetapi sang ibu tak pernah mengijinkannya. Jadilah dua tahun ini dia hanya membantu ibunya di restoran kecil yang mereka miliki di pinggir pelabuhan.

Tidak ada gaji. Rae hanya punya uang dari tip yang diberikan pengunjung. Itupun tanpa sepengetahuan ibunya. Jika ibunya tahu, pasti uang itu akan diambil. Bagi ibunya, kuliah itu tidak penting. Yang penting adalah punya uang banyak. Begitu selalu yang dikatakan ibunya.

Empat jam kemudian, bus itu sampai di ibukota Irlandia yang besar itu. Rae segera mencari bus yang bisa membawanya ke airport. Mudah-mudahan ada penerbangan langsung siang ini jadi dia tidak perlu menunggu lama di airport.

Dewi fortuna tampaknya sedang berada di pihaknya. Dia mendapat tiket penerbangan langsung ke Edinburgh yang akan berangkat satu jam lagi. Rae senang bukan kepalang. Sebentar lagi dia akan terbebas dari ibunya yang kejam.

Rae sampai di Edinburgh tepat jam enam sore. Perutnya terasa lapar karena dia belum makan apapun sejak tadi. Bahkan di pesawat dia hanya meminum soda.

Ia memutuskan makan di restoran fast food berhubung dia sudah sangat lapar. Sang ayah memberinya uang yang banyak saat datang dulu, juga tabungan dan kartu kredit atas namanya. Ayahnya memberikan uang itu saat sang ibu keluar rumah, jadi uang dan tabungan itu aman di tangan Rae. Mungkin nanti dia bisa mencari flat kecil yang biaya sewanya tidak terlalu mahal.

Rae memasuki gerai fast food yang terlihat ramai. Mungkin setangkup hamburger dan sepiring kentang goreng bisa mengenyangkannya.

Selesai memesan dan membayar pesanannya, mata Rae berkeliling mencari meja yang kosong. Berhubung ini jam pulang kantor jadi hampir semua meja penuh. Tinggal satu meja saja yang kosong. Dia buru-buru ke meja itu. Akan teapi tiba-tiba seorang pria muda juga menuju meja itu. Karena postur pria itu yang tinggi, sudah tentu dia duluan yang sampai di meja itu.

"Sir, ini mejaku!!" bentak Rae marah. Tidak peduli lelaki itu sangat tampan dengan setelan kerjanya yang pasti berharga sangat mahal itu.

"Mejamu?? Apakah meja ini ada tulisan namamu??" Sahut pria itu tidak kalah kesal.

"Tidak. Tapi aku melihat meja ini duluan! Kalau Anda tidak menyerobot langkahku, maka aku yang akan duduk di sini!"

"Salahkan badanmu yang pendek itu, Nona!" ucapnya sinis.

"Hei, pria menyebalkan! Tidak bisakah kau mengalah pada perempuan??" teriak Rae kemudian. Tidak peduli semua orang di restoran ini melihat ke arah mereka sambil berbisik-bisik.

Sedangkan pria itu mulai terlihat tak nyaman. Berebut meja dengan seorang gadis kecil?? Mungkin ini adalah hal paling memalukan untuk seorang eksekutif muda sepertinya.

"Dasar gadis bar-bar! Jika kita bertemu lagi, aku pastikan akan membalasmu!" Ucap pria itu marah sambil meninggalkan makanan yang belum disentuhnya.

"Aku pastikan kita tidak akan bertemu lagi, Tuan muda menyebalkaannn!!" teriak Rae lagi sebelum pria itu menjauh.

Pria itu menatapnya marah sebelum benar-benar keluar dari resto fast food itu.

Rae tersenyum menang sambil duduk di meja itu. Menatap makanan yang belum disentuh pria tampan tadi dan mengambilnya. Ini namanya kesialan yang menguntungkan.

==================================================================

Seri keempat Delicious D series.

Kali ini saya mau cariin pasangan buat abang ganteng David Orlando Cromwell.. Kasian kalau dia jomblo sorangan...hehehe..

Enjoy...

Love and Hug,

Niken
#031215# 11.02 Am

Crush Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang