Chapter 1 - First Day

19 0 0
                                    

Haii..

Ini cerita udah lama banget disimpen. dan saya males banget mau ngetik. dan ini cerita pertama saya. Maaf kalau ceritanya kurang memuaskan atau kurang menarik. biarpun udah sering buat cerita yang akhirnya numpuk di note dan dikepala saya, tetap aja saya kurang yakin cerita ini menarik bagi reader.

Jangan lupa Vote dan Comment nya. saya sangat membutuhkan Comment-Comment para reader sekalian untuk membantu pembuatan cerita ini agar lebih menarik bagi kalian. dan kalau ada ide yang mau dicurahkan juga silahkan, saya akan dengan senang hati menerimanya dan siapa tau ide kalian bisa saya masukkan kedalam bagian dari cerita saya ini. jadi, saya sangat mengharapkan partisipasi kalian. Terimakasih yang sebesar-besarnya bagi reader yang udah nyempatin baca cerita gaje saya.

*****************************

" Arrrggghh......!!! " Teriakku tersentak bangun.

Keringat dingin bercucuran diseluruh tubuhku. Untunglah kamarku kedap suara. Aku menutupi wajahku dengan kedua tanganku saat merasa setets demi setetes air yang terasa hangat mengalir di pipiku.

" Hiks..hiks....hiks.. " isakan pelan pun mulai keluar dari bibirku.

" Kenapa? Kenapa mama sama papa tega?! Kakak juga berubah! KENAPAA..!!? hiks.. hiks.. " Racauku sedikit berteriak dan isakanku juga mulai jelas terdengar.

" Aku kesepian. I'm alone in here. hiks.. Why you've gone away ? Why it was be happened to me ? hiks.. Poor me. " Racauku lagi lirih lalu kembali terlelap.

--------------------------------------------------------------------------------

" Morning bii...." sapaku pada bi Ningsih.

" Morning non.. Gimana tidurnya hari pertama di Jakarta ? " jawab dan tanya bi Ningsih. Aku berjalan kearah meja makan yang sudah tersedia Pancake dan Saus maple. Aku mengambil segelas air.

" yeah lumayan bi. huft.. Nightmare ..- again. " jawabku lirih.

"But, it's okey. aku udah biasa sama yang kayak gitu. " Lanjutku lagi setelah menghabiskan segelas air. Lalu aku mulai menyuapkan potongan Pancake ke dalam mulutku.

Aku terbiasa ngomong bahasa Inggris di rumah, so.. bibi udah biasa dan ngerti kalo aku ngomong pake bahasa Inggris. Gak semua sih. Oh ya, bibi udah kaya Mama ku sendiri sejak 14 tahun lalu. Aku tinggal sendiri. Kakak ku tinggal di apartement nya sendiri. Kakak ku mulai berubah saat hal itu terjadi. Aku merasa kalau dia benci banget sama aku, ga tau kenapa. okey.., jangan ingatkan aku akan hal itu. Aku masih suka nangis tiba-tiba kalo ingat kejadian itu. Aku pindah ke Jakarta seminggu yang lalu bersama bi Ningsih. Beliau selalu ada disampingku. Selama 9 tahun terakhir aku ikut kakak ku di New York. Tapi dia dipindah tugaskan ke Indonesia lagi setelah 9 tahun lamanya tidak ke kampung halaman ku tercinta ini. Ya, aku asli Indonesia biarpun aku lama tinggal di New York dari pada di Indonesia, tapi aku tetap warga negara Indonesia dan bisa berbicara bahasa Indonesia dengan lancar. Aku ini anak blasteran Australia-Indonesia. Ayahku asli ausie (tepatnya Sidney) dan ibuku Indonesia tulen, jadi wajahku kayak ada campuran bule lah dikit. Aku masuk sekolah tepat seminggu setelah kepulanganku dari NY. In Tuesday. And this is the day.

" Bii.. aku berangkat dulu ya. Hati-hati dirumah. " pamitku sambil menyalami bibi ku dan mencium kedua pipinya.

" Bye Bibi.." ucapku sebelum masuk kedalam mobil.

" Ayo pak, saya takut telat " Ucapku pada Pak Tarjo.

" Iya non. " ucap nya mengangguk. oya, aku juga punya supir. tapi pak Tarjo tidak seperti bi Ningsih yang selalu ikut denganku sejak kecil. Pak Tarjo menjadi supirku selama aku berada dijakarta saja.

Life In MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang