Part 2 - Tak Terduga

20 0 0
                                    

Voment pleasee..

**********************

Pagi ini suasana jakarta sedikit mendung, ini sudah seminggu lamanya aku bersekolah di SMA Mentari Harapan. Dan yah, sampai sekarang kegiatanku disekolah masih lancar-lancar saja. Dalam artian tidak ada hal-hal yang terlalu menarik alias biasa-biasa aja. Tapi firasatku mengatakan (*cailah bahasanya.) oke ini Cuma firasat ya, emm minggu ini akan sedikit berbeda mungkin. Entah apa itu aku tak mau terlalu memikirkannya.

Oh ya, aku sekarang sering makan siang bareng sama Adam kalau-kalau si Nathlie lagi pengen menghabiskan waktunya di perpus sekolah. Kalau menurut aku si Nathlie ini hobi membacanya udah akut. Kemanapun dia pergi pasti bawa novel atau buku yang sekiranya layak dibaca anak SMA. Aku juga baru menyadarinya sekitar dua tiga hari sekolah dan sebangku ma dia. Dan si Adam, menurutku dia baik. Baik banget malah. Kalau aku lagi membutuhkan bantuan atau ada sesuatu yang aku perlu banget, dia pasti akan dengan sukarela ngasih atau minjemin barang itu. Sejak pertama kali aku kenal dan ketemu sama Adam, my heartbeating so fast , like all the time I saw him. And I just keep it with myself. Nathlie mungkin udah menyadari hal itu, tapi dia gak pernah bicara menyangkut hal itu sama sekali.

Aku seneng banget bisa sahabatan sama Nathlie. Ya, sahabatan. 4 hari setelah pertemuan pertama kami, kami jadi makin deket dan mengenal satu sama lain. Jadi kami sama-sama pengen jadi lebih dari sekedar temen sebangku. Aku suka dia –sebagai sahabat, ofcourse- karena dia gak suka mencampuri urusan orang lain. Tapi bukan berarti dia gak peduli. Malah dia itu peduli banget. Dia akan nunggu sampai kita sendiri udah siap buat mencurahkan semuanya. Dan aku udah cerita ke dia tentang hal yang terjadi dimasa lalu itu. Biarpun tidak semua aku ceritakan, tapi dia udah tau inti dari tragedy itu. And don't talk about that now. Let's the past just in the past.

#

" Nath, mau ikut kekantin atau perpus? " Tanya ku pada Nathlie. Bel telah berbunyi beberapa detik yang lalu, dan Nathlie masih membereskan seluruh buku-bukunya yang ada diatas meja.

" Ikut kekantin deh. Lagi laper nih, belom sarapan. " Jawabnya menoleh kearahku. Aku menoleh kearahnya dengan kening berkerut.

" Kok belom sarapan sih? Biasanya slalu sarapan dirumah. " Tanya ku heran.

" Males. " jawabnya singkat. " Udah yuk, ke kantin. Udah ditungguin para pengawal noh. " lanjutnya sambil menunjuk pintu dimana ada trio tampan yang dengan setia nungguin aku dengan dagunya.

Pengawal adalah sebutan Nathlie untuk Adam dan kawan-kawan, yaitu Jerry dan Stave. Kenapa gitu? Yaa mungkin karena mereka selalu ada bereng aku kemana-mana kali. And.. Sampai sekarang aku masih suka jantungan kalo lagi deket Adam. Natap dia dari radius 5 meter aja udah kumat jantungannya, apalagi dari radius beberapa centi coba. Aku emang kalau makan siang bareng Adam pasti 2 pengikutnya gak pernah absen. Ya si Jerry dan Stave itu.

" Yuk.. " Jawabku. Nathlie menggandeng ku sampai kami tepat berada didepan Adam, Jerry dan Stave.

" Hai... lama nunggu ya? " Sapa ku pada Adam, Jerry dan Stave.

" Hai, iya nih. Lama banget. Laper tau." Jawab Stave panjang.

" Hai, kurang lama tau lo lo pada. Udah lumutan nih. Kantin pasti udah rame banget. " jawab Jerry lebih panjang lagi. Cerewet dia emang.

" Hai, engga juga kok. Mereka aja nih yang lebay. Udah kaya bayi gak dikasih asi seminggu. " Jawab Adam menatapku dengan tatapannya yang tajam dan sambil mencoba melucu. Kalo aku itu es, udah meleleh kali. Jadi uap malah.

" Lah keburu mati dong bayinya. Gimana sih lo? Bego banget. Ngasih perumpamaan yang bagusan dikit napa. " Celetuk Jerry ngaco.

" Tau nih. Kasih perumpamaan tuh gini, kami itu bagaikan pangeran yang sedang menunggu pelayannya ngambil makanan dengan tampang kelaparan ganteng. Gitu kek. " Celetik Stave lebih ngaco lagi. Aku dan Nathlie tertawa menanggapi lelucon mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Life In MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang