5 : Selangkah Lebih Maju

3.3K 278 1
                                    

Author

Satu tahun kemudian..

"ALEEEEEE!" Teriak Tasya seraya menarik narik tangan Ale.

"Apaaaann?!" Teriak Ale balik masih dengan keadaan mata setengah terbuka.

"Dennis udah nungguin lo didepan. Katanya dia mau jemput lo. Hari ini kan hari minggu, lo lupa?" Tanya Tasya kesal.

Ale mengangguk lalu berdiri menuju Dennis yang ada diluar masih dalam keadaan setengah sadar. Tasya hanya mendiamkan Ale yang masih belum sadar.

"Ada apa Den?" Tanya Ale masih dalam keadaan mata setengah tertutup.

"Lo mau pergi malah kayak gitu?" Tanya Dennis yang melihat Ale belum mandi menggunakan bahasa Indonesia.

Dennis memang bisa berbahasa Indonesia karena dia pernah tinggal di Indonesia dahulu kala.

Kening Ale berkerut sedangkan Tasya berusaha menahan tawanya, karena tidak lama lagi Ale pasti sadar.

Seketika mata Ale melotot, "TASYAAAAA!" Teriak Ale lalu berlari masuk ke dalam kamarnya.

"Kok lo gabilang ada Dennis?" Tanya Ale kesal kepada Tasya.

Tasya memutar bola matanya, "gue kan udah bilang, lonya aja tuh bego." Jawab Tasya cuek.

"Itu Dennis yang lo bilang?" Tanya Tasya pelan yang dibalas anggukan dari Ale.

Senyum dibibir Tasya mengembang, "goodluck." Ucap Tasya lalu keluar kamar Ale.

Disinilah Ale dan Dennis sekarang. Duduk di sebuah kursi taman merasakan sejuknya angin dipagi hari.

"Indah." Gumam Ale saat melihat taman ini.

Pasalnya taman ini tidak boleh dikunjungi oleh sembarang orang. Ini adalah Edlyn Park. Edlyn itu adalah nama tengah dari ratu disini. Jadi setiap perempuan yang mempunyai keturunan bangsawan Demelza pasti mempunyai nama Edlyn ditengahnya. Dan Edlyn Park ini hanya dibuat khusus mereka para bangsawan, jadi orang asing dilarang masuk.

Ale juga tidak tahu, bagaimana Dennis meminta ijin untuk membawa Ale kesini, mungkin karena Dennis yang dekat dengan puteri Demelza jadi Dagna-puteri Demelza mengizinkannya. Entahlah, Ale juga tidak tahu.

"Duduk yuk." Ujar Dennis lalu duduk di rumput yang terawat.

Ale mengangguk lalu ikut duduk disebelah Dennis.

"Besok dikampus ada permainan yang namanya Mysterious Clues. Jadi tuh permaianannya kayak lo pecah pecahin cluenya. Kalo lo bisa, lo akan lanjut ke clue selanjutnya. Begitu seterusnya sampai clue terakhir dan lo bisa pecahkan. Lo bisa dapat penghargaan gitu. Lo mau ikut?" Tanya Dennis menggunakan bahasa indonesia.

"Permainan teka teki gitu?" Tanya Ale yang dibalas anggukan dari Dennis.

Ale tersenyum lalu menggeleng, "gue benci misteri." Jawab Ale pelan.

"Kenapa lo benci misteri?" Tanya Dennis penasaran.

"Karena misteri adalah masa lalu gue. Dan gue benci itu." Jawab Ale dengan pandangan kosong.

TBFS (6) Dennis' - Oliver'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang