13 : Berita Mengejutkan

2.9K 235 0
                                    

"Bagaimana kabar anda nyonya?"

Author

Wanita paruh baya itu masih membeku saat mendengar suara yang sudah tujuh tahun belakangan ini ia rindukan.

"Alenie?" Tanya wanita paruh baya itu mendekati Ale dengan senyum yang merekah.

Ale bergerak mundur, "jangan terlalu dekat nyonya." Peringat Revin yang sedari tadi hanya diam.

Terlihat raut kecewa dan sedih dari wajah wanita paruh baya itu.

"Ada apa Abel?" Tanya seorang pria paruh baya yang tiba tiba turun dari tangga, Juan, suami dari wanita paruh baya itu.

Seketika pria paruh baya itu membeku juga saat melihat wanita yang tujuh tahun belakangan ini dirindukan.

Wanita paruh baya yang dipanggil Abel itu melihat ke arah suaminya dengan kecewa. 

"Alenie?" Tanya Juan terkejut.

Ale tersenyum miris, berusaha menahan tangisannya yang hendak keluar.

"Kami merindukanmu nak." Ujar Juan lalu mengisyaratkan untuk pelayan yang mengantar Ale untuk segera pergi.

Pelayan itu pun pergi. Juan berjalan mendekati Ale yang berusaha diam ditempat, berusaha membuang rasa takutnya jauh jauh. Mengingat, ayah angkatnya itu tidak pernah kejam kepadanya dulu, bahkan ayah angkatnya selalu mendukungnya.

"Kami mencarimu dimana mana." Sambung Juan dengan senyum lembut yang sangat Ale rindukan.

Ale memejamkan matanya lalu membuka matanya dan tersenyum hangat, "bagaimana kabarmu?" Tanya Ale lembut.

"Jauh lebih baik sekarang." Jawab Juan lalu memeluk Ale.

Setetes air mata berhasil lolos dari pelupuk mata Ale. Dengan cepat, Ale menghapusnya dan tersenyum saat pelukkan itu terlepas.

"Bagaimana kabar Andra? Aku rasa dia sedang tidak ada di rumah?" Tanya Ale dengan suara bergetar, dia takut.

Seketika wajah mereka muram, "Andra meninggal setelah kakak pergi dari rumah ini. Tepat pada saat kakak pergi dari rumah ini." Jawab Alexander pelan.

Ale tertawa sinis, "jangan munafik Alex. Tidak perlu memanggilku kakak di depanku tapi dibelakangku kau memanggilku menggunakan namaku. Aku lelah berhadapan dengan orang munafik." Ujar Ale tajam.

"Andra meninggal? Bagus dong." Sambung Ale berusaha menahan perih. Tidak mungkin dia senang mendengar kabar itu. Dia menyayangi Andra walaupun Andra selalu jahat kepadanya. Ia sayang dengan kakak angkatnya itu. Tapi dia harus bersikap cuek.

Dia berusaha membentengi dirinya sendiri.

Raut wajah Abel, Juan dan Alexander tidak bisa diartikan mendengar Ale tidak terkejut dengan kabar Andra meninggal. Bahkan Ale terlihat senang.

"Aku kesini hanya ingin mendamai kepada masa laluku. Aku minta maaf jika selama ini sudah menjadi anak tidak berguna, gadis yang kotor dan banyak hal negatif lainnya. Pokoknya aku minta maaf. Setelah ini, tolong jangan teror aku mau pun Tasya lagi. Terima kasih." Ujar Ale berusaha terlihat kuat.

TBFS (6) Dennis' - Oliver'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang