12 : Kembalinya Masa Lalu

2.7K 235 0
                                    

Author

"Welcome back Alenie Venie.. Bevis." Ujar Revin sesampainya mereka di bandara Soekarno Hatta.

"Aku sudah tidak menyandang nama Bevis lagi Rev." Balas Ale acuh.

"Sebentar lagi kau akan menyandangnya lagi." Ucap Revin mengedipkan sebelah matanya.

Ale hanya tersenyum samar, "jadi kita akan kemana?" Tanya Ale.

"Kita letakkan barang barang ini dulu di apartemenku." Jawab Revin.

"Cuacanya panaaass." Ucap Ale seraya mengibas ngibaskan tangannya.

"Kode minta dipayungin?" Ledek Revin yang mendapat cubitan dilengannya oleh Ale.

"Beneran, Jakarta panas." Ucap Ale kesal.

"Sebentar lagi juga datang kok mobilnya-- tuh mobilnya, yuk." Ajak Revin saat melihat mobil yang dibawa supirnya sudah sampai.

"Ini aku letakkan dimana Revin?" Tanya Ale seraya menunjuk kopernya. Mereka kini telah sampai di apartemen milik Revin.

Ale tersenyum saat merasakan getaran di ponselnya.

Natasya kupret calling...

Dengan cepat, Ale mengangkat telfonnya. Tasya memang tidak ikut, alasannya dia malas ke Indonesia.

"Aleeeeeee!"

"Gausah teriak teriak Tasya."

"Hehe sorry deh. Abisnya gue seneng banget. Di apartemen ga ada yang berisik lagi."

Tanpa sadar, Ale memutar bola matanya.

"Terserah lo deh. Gue capek nih."

"Jangan lupa bawain gue oleh oleh ya. Eh engga deng, bawain gue jengkol aja. Nanti kita masak di Los Angeles. Okeee?"

"Maksud lo? Gue harus ke pasar beli jengkol. Enak aja, lo beli aja di Amerika sana."

"Yah Ale, di Amerika mana ada jengkol sih?! Udah deh, lo tinggal masuk ke pasar, beli, kasih uang, terus keluar deh. Tapi jangan lupa jengkolnya dibawa. Oke?"

"Males banget."

"Oh ayolah Ale. Masa lo jahat sih sama sahabat lo ini? Kalo gue mati kelaperan gimana?"

"Kan lo bisa makan yang lain Tasyaaaaaa."

"Perut gue udah ngidam jengkol nih Le."

"Nanti deh, kalo gue mood baru gue bawain. Kayak ibu ibu hamil aja lo, ngidam ngidam segala."

"Gue kan emang lagi hamil."

Sontak kedua mata Ale membulat, "HAMIL?"

"Iya hamil cintaku padamu."

Ale mendengus kesal, "jayus lo. Udah ah gue mau mandi dulu. Bye."

"Byeee! Jengkolnya jangan lupa ya Alenie Venie Be-- maksud gue Alenie Venie."

Setelah sambungan terputus, Ale tersenyum miris.

Apa dia harus kembali menyandang nama Bevis yang telah lama dilepaskan?

••

Ale mengamati pantulan dirinya dikaca. Rambut berwarna ungunya diikat menjadi satu yang memperlihatkan leher jenjangnya karena dia hanya memakai jumpsuit berwarna ungu yang senada dengan warna rambutnya.

"Sudah siap?" Tanya Revin.

Revin memandang takjub wanita didepannya.

"Cantik." Puji Revin lalu dia melepaskan ikatan satu pada rambut Ale.

TBFS (6) Dennis' - Oliver'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang