ー1ー

818 34 0
                                    

Pemuda itu berjalan cepat di pinggiran Trotoar daerah Tokyo, terlihat sekali jika dia sangat terburu-buru. Beberapa kali matanya terus melihat ke arloji hitam di tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya membawa sebuah tas. Sepertinya waktu adalah musuh utamanya saat ini.

"Ck, aku pasti akan terlambat! Bisa-bisa presentasiku dibatalkan! Ada-ada saja, kemarin aku lupa jika membawa mobil, dan aku malah pulang naik kereta! Ck, sekarang mobilku malah di kantor! Sial!" Teriak pemuda itu lalu mempercepat langkahnya.

Akhirnya, dia sampai sebuah gedung yang bisa dibilang pencakar langit. Setelah membereskan diri, membenarkan dasi, rambut, dan membersihkan sepatunya, lalu bergegas masuk ke dalam gedung tersebut.

"Selamat pagi Tuan Hiroshi." Kata salah satu wanita yang membawa setumpuk dokumen ditangannya.

"Hm. Selamat pagi Kanae. Apa rapat dengan Eagle Company sudah dimulai?" Pemuda tersebut masih berjalan menuju ke lift, diikuti wanita yang dipanggilnya Kanae tadi.

"Akan dimulai 5 menit lagi, anda tepat sampai di kantor." Wanita itu lalu tersenyum kecil.

"Baguslah, tolong siapkan dokumen tentang penggunaan lahan kebun teh tersebut, juga data dari pemilik. Sertakan pula fotonya dalam bentuk softcopy." Katanya dan menekan angka '4' di tombol lift.

"Baiklah, akan saya siapkan. Tapi, sebelumnya saya juga sudah menyiapkan dalam bentuk rangkuman," Wanita itu lalu menyerahkan sebuah map. "Itu bersertakan data penjualan tehnya setiap bulan."

"Bagus, jika begini aku akan mendapat kartu as." Pemuda itu lalu tersenyum.

Setelah pintu lift terbuka, pemuda itu segera keluar dan masuk ke sebuah ruangan. Ia segera duduk dan membuka laptopnya, sedangkan di mejanya terdapat sebuah papan nama dengan tulisan 'Hiroshi Akira.'

Benar sekali, nama pemuda itu adalah Hiroshi Akira. Dia berumur 21 tahun, dia sudah lulus kuliah sejak umur 18 tahun, dia adalah seorang genius. Sudah 2 tahun dia bekerja di AKAI Corp. Dan dalam masa kerjanya yang baru 4 setengah bulan, dia sudah diangkat menjadi Ketua CEO tersebut. Dan dalam waktu 5 bulan terakhir, dia sudah membuat perusahaan membuka cabang sampai ke Amerika, Taiwan, Indonesia, Singapura, dan yang terakhir bulan lalu di New York dan Korea. Dalam umurnya yang masih muda, dia sudah bisa membawa banyak keuntungan di perusahaan.

Hiroshi Akira atau biasa dipanggil Hiro tersebut tinggal di sebuah apartemen atau mewah, dia hidup sendiri. Orang tuanya sudah menghilang bahkan sejak umurnya masih balita, dia dibesarkan di sebuah panti asuhan. Hingga dia sudah bisa membawa dirinya pada kesuksesan, dan dia membeli sebuah apartemen. Namun, dia juga tetap ke panti setiap sebulan sekali untuk bermain-main, kadang dia juga malah menginap disana. Walaupun dilihat dewasa, tapi jiwanya masih sangat anak-anak.

Lanjut ke cerita. Hiro lalu mengetik sesuatu di laptopnya, sampai ada sebuah ketukan pintu yang menghentikan kerjanya. Dia lalu menghela napas, dapat dilihatnya siapa yang datang dari kaca pintu.

"Masuk." Kata Hiro santai, ia lalu lanjut mengetik.

"Eagle Company sudah menuju ke ruang rapat," Kata Kanae, yang sebenarnya adalah sekretaris Hiro.

"Baik, aku akan segera kesana. Kanae, tolong katakan pada petugas pengintai, CCTV dimatikan diruangan rapat." Hiro beranjak dari duduknya dan menutup.

"Baik. Kalau begitu saya permisi." Kana membungkuk kecil dan keluar menuju ke ruang pengintaian di lantai bawah.

Sementara Hiro sudah berjalan membawa beberapa dokumen yang sebelumnya sudah sempat dia print. Hiro lalu masuk ke sebuah ruangan luas dengan meja panjang, dan banyak kursi mewah. Selain itu, ada sebuah layar LCD dan Proyektor pastinya.

What Am I to You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang