ー3ー

272 17 0
                                    

[Hiroshi Akira POV]

Setelah selesai makan malam yang SANGAT mendebarkan bagiku, aku lihat jam ditangan yang sudah menunjukan pukul 10 malam. Lama juga aku berbincang dengan author favoritku.

"Sudah larut ya? Aku harus pergi sekarang. Kapan-kapan, kita ngobrol lagi ya, Hiro-san!" Kata Hide-san, aku pun tersenyum dan mengangguk kecil.

"Kalau begitu, aku pulang. Jaa," Hide-san lalu berlari kecil sambil memakai topinya keluar dari restoran. Haah~ Rasanya aku beruntung sekali hari ini!

Oke, aku juga harus pulang. Besok aku ada meeting lagi dengan pemilik perusahaan. Dan juga, menginterview Hide-san!

Aku lalu berjalan dengan senandung kecil keluar dari restoran, senang sekali aku hari ini. Bahkan aku tidak dapat menghentikan wajah bodohku yang sampai dilihat semua orang, ah masa bodoh!

Tunggu, aku merasa ada yang mengikuti. Aku membalikkan badanku kebelakang spontan danー

Tidak ada siapapun. Hanya tong sampah dan kucing yang jalan. Haah...

Aku jadi takut jika begini, hei dimana Hiro yang dingin itu? Aku kembali melangkahkan kakiku percaya diri. Seharusnya aku tidak takut, karena baru saja aku bertemu Author idolaku. Ya benar.

Sreek!

Eh? Suara apa itu? Aku melihat kebelakang lagi, tapi tidak ada siapapun.

"HMPH!"

Seseorang! Ada yang menbekapku! Siapa ini? To-tolong.. Nafasku... Siapa sa-saja.. to.. long...

[Author's POV]

Mobil hitam tersebut melaju cepat setelah membekap seorang ketua CEO tampan yang tadinya sedang berjalan santai. Ya, Hiro baru saja 'diculik' oleh seseorang yang bahkan dirinya tak pasti tahu.

Mobil itu lalu berhenti di sebuah gedung tua dengan tulisan "GSC" di temboknya, dan sebuah gambar laut. Terlihat sekali jika bangunan tersebut sudah sangat tidak terurus, lumpur di mana-mana, lumut menempel, tumbuhan rambat di tembok, sarang laba-laba di setiap atap, bahkan lampunya pun hanya kedap-kedip tidak pasti.

"Cepat turunkan dia." Kata seorang pemuda yang bertopeng hitam dan berjaket warna cokalt tua. Sepertinya dia baru berumur 28'an, karena tidak terlihat fisiknya renta.

"Baik," Kata pria yang lain dan menurunkan Hiro yang pingsan dan melemparnya ke sisi lain tembok ruangan.

"Kalian boleh pergi." Pria bertopeng itu lalu mengambil sebuah bangku yang entah darimana dan duduk disana sambil melihat Hiro yang bernapas pelan.

Setelah adanya perintah, seluruh pria yang banyaknya sekitar 12 tersebut lalu membungkuk dan keluar dari ruangan tempat Hiro disekap.

"Saa tte, ayo kita mulai."

ー3

Setelah mengikat Hiro di sebuah besi jendela, pemuda bertopeng itu lalu mengambil sebuah suntikan dengan cairan berwarna ungu kehijauan didalamnya.

"Rasakanlah."

Ia laku menusukkan jarum tersebut dengan kasar ke lengan Hiro, dan menyalurkan cairan yang entah apa tersebut ke dalam tubuh Hiro yang masih pingsan.

"Kau akan merasakan yang aku rasakan."

Pemuda tersebut kembali mengambil sebuah alat seperti pisau bedah dari koper hitamnya. Sejenak, dia menatap pisau tersebut dan terseyumーtidak. Dia lebih ke menyeringai. Entah apa yang ada dipikirannya, dia menggoreskan pisau tersebut pada leher, lengan kanan, dan bahkan wajah tampan Hiro. Hingga darah menodai baju yang dikenakannya.
"Sebenarnya.. Ini belum cukup.."

What Am I to You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang