sleeping with sirens - the strays
▪️ ▪️
Gadis berambut panjang itu berjalan menyusuri jalan menuju apartemen miliknya. Sesekali ia bersenandung mengusir sepi karena jarum jam sudah menunjukkan waktu pukul sepuluh malam. Ini terlalu larut karena dirinya yang baru saja menyelesaikan shift kerjanya di salah satu café kecil di Leicester.
Lagu yang mengalun di earphones-nya kini memutar lagu dari band kesukaannya, One Direction. Ia tersenyum karena lagu Last First Kiss ini menaikkan kembali mood-nya yang sudah lelah.
Jalannya terhenti ketika ia melihat sekumpulan lelaki menghalanginya. Rasa takut mulai menjalar di diri gadis itu, ia memberanikan diri untuk mengeluarkan suara.
“Maaf, kau menghalangi jalanku,” ucapnya.
“Apa kau melihat lelaki yang menggunakan topi dan masker di sekitar sini, Ma'am?” tanya salah satu dari mereka.
Gadis tersebut mengernyit, ia menggeleng karena memang pada nyatanya ia tidak melihat siapapun di malam yang sepi ini. Lower Lee St selalu sepi di atas jam sembilan malam.
“Baik, terima kasih, maaf telah mengganggu jalanmu,” jawab pria itu lalu mereka pergi meninggalkannya.
Baru beberapa langkah gadis tersebut kembali jalan, gerakannya terhenti ketika sebuah batu kecil mengenainya. Ia mencari sumber batu tersebut terlempar dan mendapati bayangan hitam di dalam gang kecil yang ia lewati.
Jantungnya berdebar, ia takut sekali itu adalah penjahat atau pencopet atau apapun yang menyeramkan. Gadis itu mempercepat langkahnya namun tiba-tiba ia tertarik oleh seseorang menuju gang gelap yang ia hindari.
Ia hampir berteriak namun orang tersebut menutup mulut gadis itu dengan tangannya. Orang yang menariknya menggunakan topi dan masker biru membuat gadis itu tertegun. Ia menatap mata biru orang tersebut.
“Kumohon jangan berteriak, aku butuh bantuanmu, aku sangat lelah,” ucap orang tersebut.
Dia pasti orang yang dicari oleh sekumpulan pria tadi! Astaga, dia pasti orang jahat, batin gadis itu.
Karena tidak kunjung mendapat jawaban, orang tersebut membuka maskernya. Gadis itu terlonjak kaget dan tidak percaya dengan sosok yang di hadapannya kini.
“Namaku Niall Horan, kau tentunya tahu aku, bukan?”
Niall Horan. Salah satu member dari band kesukaannya. Kini berdiri di hadapannya dengan jarak yang cukup dekat. Rasanya gadis itu bisa pingsan sekarang juga karena tidak percaya akhirnya ia bertemu idolanya.
Entah karena terlalu gugup atau tidak tahu harus merespon apa, gadis itu malah menggeleng menjawab ucapan Niall. Kini, Niall yang terkejut karena jawaban gadis itu. Ia baru tahu tidak semua orang mengenalnya. Apa ia tidak seterkenal itu?
“Ah, baiklah, boleh aku meminta bantuanmu?” tanyanya.
“Bantuan apa?”
“Bawa aku ke rumahmu, aku mohon aku butuh tempat untuk bermalam,” jawab Niall seraya memundurkan tubuhnya, memberi jarak antara mereka berdua.
Gadis itu tampak berpikir dan mencerna apa yang sebenarnya terjadi sekarang. Jangan-jangan ia sedang bermimpi?
“Please?” mohon Niall.
Akhirnya ia mengangguk patah-patah karena rasanya dirinya benar-benar gugup dan blank. Pikirannya terlalu rumit untuk bisa mencerna hal ini.
“Terima kasih!” seru Niall tertahan. “Siapa namamu?”
“Valerine. Valerine Ruthwirk.”
“Terima kasih, Valerine!”
▪️ ▪️A/n: Halo semua! Ini aku nulis ulang fan fiction pertamaku. Ya ampun masih ada yang baca gak ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
He Doesn't Know ║N.H
FanfictionNiall Horan is a superstar, everyone knows him, right? But he doesn't know that I am one of his fans. He doesn't know I love him, a lot.